Remaja Putri Berpacaran Pengertian Remaja Putri Berpacaran 1. Pengertian Berpacaran

10 putri akan sangat termotivasi untuk berhasil melalui perkembangan identitas pribadi dan keintiman dengan manusia lain. Yuliandini. R, 2009 Remaja putri cenderung lebih tertarik dalam pejajakan keintiman dan kepribadian daripada laki-laki. Pada skenario berkencan dating scripts pada laki-laki lebih bersifat proaktif dan perempuan bersifat reaktif. Skenario perempuan lebih berfokus pada bidang pribadi seperti memperhatikan penampilan dan menikmati masa berpacaran. Sedangkan pada laki-laki lebih kepada meminta dan merencanakan, mengendalikan bidang umum, memprakarsai interaksi seksual seperti melakukan kontak fisik, merayu dan mencium Rose Frieze dalam Santrock, 1995. Perbedaan-perbedaan gender tersebut memberi kaum perempuan lingkup yang lebih sempit dan dianggap sebagai makhluk yang lemah, penurut dan pasif yang membuka kesempatan untuk timbulnya kekerasan dalam berpacaran Fauzi. A, Lucianawaty. M, Hanifah. L, Bernadette. N, 2008

B. Kekerasan Emosi dalam Berpacaran 1. Pengertian Kekerasan Emosi dalam Berpacaran

Kekerasan emosi sendiri diterjemahkan sebagai sikap yang bertujuan untuk mengontrol, mengintimidasi, menaklukkan, merendahkan, menghukum, atau mengucilkan orang lain. Walaupun kekerasan emosi merupakan salah satu bentuk tindak kekerasan yang paling sering ditemui, 11 namun orang yang terlibat didalamnya seringkali tidak menyadarinya. Korban seringkali bahkan yakin merekalah yang bersalah sehingga hubungan interpersonal yang mereka jalin tidak berjalan dengan baik. Karena itu mereka tidak menganggap diri mereka korban. Sedangkan Engel dalam Dinastuti, 2002 menegaskan bahwa pelaku kekerasan emosi seringkali tidak bermaksud dan tidak menyadari akan tingkah lakunya yang menyakiti pasangannya. Tingkah laku mereka biasanya merupakan hasil belajar dari pengalaman masa lalu, baik karena pola asuh tertentu dari orang tua ataupun sebelumnya pernah menjadi korban tindak kekerasan. Dalam hubungan berpacaran, kekerasan emosi merupakan alat yang digunakan untuk menyerang konsep diri dari pasangannya dengan tujuan untuk menyakiti secara psikologis. Saat suatu hubungan berpacaran mulai berkembang, yang tidak dapat dihindari adalah kecemburuan jealously yang dapat mengancam hubungan yang dimilikinya dengan pasangannya Deaux, Dane Wrightsman dalam Dinastuti, 2008. Rasa posesif yang dimunculkan sebagai bentuk kecemburuan terhadap pasangannya merupakan bentuk cinta romantis yang selanjutnya pasangan akan terobsesi dan mulai mencari-cari alasan untuk terus melemparkan tuduhan yang berujung pada munculnya tindak kekerasan emosi dalam berpacaran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI