Dampak Kekerasan Emosi dalam Berpacaran

15 c Mereka juga seringkali merasa bahwa merekalah yang bersalah, sehingga tidak sampai berpikir bahwa mereka adalah korban dari suatu tindak kekerasan emosi. Namun tanpa disadari kekerasan dalam berpacaran seperti sebuah pola yang akan terus berulang karena telah menjadi sebuah kebiasaan dan bagian dari kepribadian pasangan dan merupakan cara pasangan untuk menghadapi konflik atau masalah Ridwan, 2006 Remaja putri yang menjadi korban kekerasan selama berpacaran akan mengalami luka hati yang lebih dalam dan butuh waktu lama dalam penyembuhan dibandingkan dengan luka fisik. Luka hati tersebut akan membawa dampak psikologis bagi kehidupannya dimasa mendatang Watson dalam Sarwono,1995. Peristiwa-peristiwa yang tidak menyenangkan tersebut apabila sering dialami oleh remaja putri dan terjadi berulang-ulang maka remaja akan mengalami proses rehersal atau repetition yaitu pengulangan informasi didalam pikiran atau ingatan dan selanjutnya peristiwa yang tidak menyenangkan tersebut akan direkam secara permanent dalam memori jangka panjang individu Suharman,2005 yang menimbulkan traumatis berkepanjangan. 16

5. Beberapa

Hal yang menyebabkan Remaja Putri tetap Mempertahankan Hubungan Sebuah hubungan berpacaran dikatakan sehat apabila kita dan pacar mampu membuat keputusan bersama, mampu mendiskusikan perbedaan pendapat, saling mendengarkan, saling menghargai, mau berkompromi, merasa nyaman jika melakukan kegiatan sendirian tanpa pacar dan tidak ada yang berusaha untuk mengontrol sebuah hubungan Natasia Trinzi, 2005. Kekuatan untuk mendorong seseorang untuk bertahan dalam hubungan berpacaran sangat besar, walaupun hubungan tersebut penuh dengan kekerasan baik fisik maupun psikologis. Bagi banyak orang, kekerasan yang terjadi dalam hubungan berpacaran tidak selalu berarti bahwa hubungan tersebut akan berakhir. Keputusan untuk tetap mempertahankan hubungan walaupun dalam hubungan berpacaran tersebut dipenuhi kekerasan berkaitan dengan apa yang didapatkan oleh masing-masing dari pasangannya. Remaja yang telah mengalami kekerasan emosi tidak dapat meninggalkan pasangannya karena tetap ingin mempertahankan salah satu dari beberapa teori Sternberg dalam Santrock, 1995 yaitu teori cinta tringular yang didapatkan dari pasangannya antara lain gairah seperti daya tarik fisik dan seksual, keintiman dimana terdapat perasaan emosional tentang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17 kehangatan, kedekatan dan berbagi dalam hubungan, serta komitmen atau niat untuk mempertahankan hubungan bahkan ketika menghadapi masalah.

C. Kekerasan Emosi yang Dialami Remaja Putri oleh Remaja Putra dalam Berpacaran

Sebagai remaja yang memulai hubungan berpacaran dengan lawan jenisnya, memiliki banyak pengharapan-pengharapan yang mendorong remaja putri untuk memulai sebuah hubungan. Sesuai dengan tugas perkembangan remaja, mereka saling belajar mengenal emosi, mengungkapkan dan mengekspresikan, bertambahnya kontak sosial dengan orang lain dan kemudian tanpa disadari hubungan berpacaran mempengaruhi kehidupan remaja putri Kompas, 2008. Melalui hubungan berpacaran, remaja bisa mengasah kemampuan bersosialisasi, kemampuan bernegosiasi untuk menyelesaikan konflik bersama pasangan pun bermanfaat untuk mempertahankan hubungan. Melalui pacaran remaja bisa belajar menolerir perbedaan pendapat. Semua ilmu yang berhasil didapatkan dari masa berpacaran itu menjadi sangat berguna. Terutama untuk memasuki dunia pernikahan. Sejalan dengan berkembangnya suatu hubungan antara remaja yang berpacaran, maka konflik akan muncul. Dalam hubungan berpacaran, remaja putri memiliki kecenderungan yang berbeda dengan lawan jenisnya dalam hal