17
kehangatan, kedekatan dan berbagi dalam hubungan, serta komitmen atau niat untuk mempertahankan hubungan bahkan ketika menghadapi masalah.
C. Kekerasan Emosi yang Dialami Remaja Putri oleh Remaja Putra dalam Berpacaran
Sebagai remaja yang memulai hubungan berpacaran dengan lawan jenisnya, memiliki banyak pengharapan-pengharapan yang mendorong remaja
putri untuk memulai sebuah hubungan. Sesuai dengan tugas perkembangan remaja, mereka saling belajar mengenal emosi, mengungkapkan dan
mengekspresikan, bertambahnya kontak sosial dengan orang lain dan kemudian tanpa disadari hubungan berpacaran mempengaruhi kehidupan
remaja putri Kompas, 2008. Melalui hubungan berpacaran, remaja bisa mengasah kemampuan
bersosialisasi, kemampuan bernegosiasi untuk menyelesaikan konflik bersama pasangan pun bermanfaat untuk mempertahankan hubungan. Melalui pacaran
remaja bisa belajar menolerir perbedaan pendapat. Semua ilmu yang berhasil didapatkan dari masa berpacaran itu menjadi sangat berguna. Terutama untuk
memasuki dunia pernikahan. Sejalan dengan berkembangnya suatu hubungan antara remaja yang
berpacaran, maka konflik akan muncul. Dalam hubungan berpacaran, remaja putri memiliki kecenderungan yang berbeda dengan lawan jenisnya dalam hal
18
keterbukaan misalnya dimana remaja putri menolak untuk membuka diri demi menghindari terjadinya masalah dalam hubungan berpacaran sedangkan
remaja putra menolak membuka diri untuk mempertahankan kendalinya terhadap hubungan. Perbedaan inilah yang tidak disadari dapat menjadi
penyebab terjadinya kekerasan emosi karena tiap individu memiliki pengharapan yang berbeda tentang bagaimana masing-masing seharusnya
bertindak Unger dan Crawford dalam Dinastuti, 2008. Tindak kekerasan emosi yang sering muncul dalam hubungan
berpacaran ini antara lain sikap merendahkan pasangannya, tuntutan dari pasangan untuk berikap tunduk dan patuh terhadap apa yang dikatakan
pasangan demi meredam konflik, mempergunakan kata-kata yang menyakitkan dan kasar untuk dapat memperoleh apa yang diinginkan, adanya
usaha untuk mengucilkan pasangan dengan bersikap acuh didepan teman- temannya serta ada usaha untuk menyembunyikan perasaan dari pasangannya
dilakukan untuk mengatasi konflik yang dialami dalam hubungan berpacaran pada remaja putri. Tindakan tersebut membentuk sebuah gambaran tentang
tindak kekerasan emosi yang dialami remaja putri selama hubungan berpacaran.
Ketidakmampuan remaja putri untuk berkata dan bertindak secara asertif dengan menolak untuk diperlakukan secara keras, kasar dan
kecenderungan untuk menilai rendah kemampuan diri sehingga kepercayaan dan kebanggaan diri pun menjadi rendah dapat menyebabkan ketergantungan