1. Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
2. Menyajikan informasi.
3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok-kelompok belajar.
4. Membimbing kelompok-kelompok belajar
5. Evaluasi
6. Memberikan penghargaan.
D. Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Divisions STAD
Menurut Ibrahim, dkk dalam Abdul Majid, 2014:180, pembelajaran kooperatif tipe STAD ini dikembangkan pertama kali oleh Robert Slavin dan
teman-temannya di Universitas John Hopkins dan merupakan model pembelajaran kooperatif paling sederhana. Masing-masing kelompok memiliki
kemampuan akademik yang heterogen sehingga dalam satu kelompok akan terdapat satu siswa berkemampuan tinggi, dua orang kemampuan sedang, dan
satu siswa lagi berkemampuan rendah. Jadi dari pengertian di atas, Student Teams Acheievement Divisions
STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana. Siswa ditempatkan dalam tim belajar beranggotakan empat orang yang
merupakan campuran menurut tingkat kinerjanya, jenis kelamin, dan suku. Guru menyajikan pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim untuk
memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi itu dengan catatan, saat kuis
mereka tidak boleh saling membantu. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pendekatan Cooperative Learning yang menekankan pada
aktivitas dan interaksi di antara siswa untuk saling memotivasi guna mencapai hasil belajar yang maksimal.
Menurut Slavin dalam Abdul Majid, 2014:181 STAD terdiri dari lima komponen utama, yaitu:
a. Presentasi kelas
Presentasi kelas merupakan penyajian materi yang dilakukan guru secara klasikal dengan menggunakan presentasi verbal atau teks. Presentasi
difokuskan pada konsep-konsep dari materi yang dibahas. Setelah penyajian materi, siswa bekerja pada kelompok untuk menuntaskan materi pelajaran
melalui tutorial, kuis atau diskusi. b.
Belajar dalam tim Kelompok menjadi hal yang sangat penting dalam STAD karena
didalam kelompok harus tercipta suatu kerja kooperatif antar siswa untuk mencapai kemampuan akademik yang diharapkan. Fungsi dibentuknya
kelompok adalah untuk saling meyakinkan bahwa setiap anggota kelompok dapat bekerja sama dalam belajar. Fungsi yang lebih khusus lagi adalah
untuk mempersiapkan semua anggota kelompok dalam menghadapi tes individu. Kelompok yang dibentuk sebaiknya terdiri dari satu siswa dari
kelompok atas, satu siswa dari kelompok bawah dan dua siswa dari kelompok sedang. Guru perlu mempertimbangkan agar jangan sampai
terjadi pertentangan antar anggota dalam satu kelompok, walaupun ini tidak berarti siswa dapat menentukan sendiri teman sekelompoknya.
c. Tes individu
Siswa diberi tes individual setelah melaksanakan satu atau dua kali penyajian kelas dan bekerja serta berlatih dalam kelompok. Siswa harus
menyadari bahwa usaha dan keberhasilan mereka nantinya akan memberikan sumbangan yang sangat berharga bagi kesuksesan kelompok.
d. Skor pengembangan individu
Skor pengembangan individu berguna untuk memotivasi agar bekerja keras memperoleh hasil yang lebih baik dibandingkan dengan hasil
sebelumnya. Skor pengembangan individu dihitung berdasarkan skor dasar dan skor tes. Skor dasar dapat diambil dari skor tes yang paling akhir
dimiliki siswa, nilai pretes yang dilakukan oleh guru sebelumnya melaksanakan pembelajaran kooperatif metode STAD.
e. Penghargaan tim
Penghargaan tim dilakukan dengan memberikan penghargaan atas usaha yang telah dilakukan kelompok selama belajar. Kelompok dapat
diberi sertifikat atau bentuk penghargaan lainnya jika dapat mencapai kriteria yang telah ditetapkan bersama. Pemberian penghargaan ini
tergantung dari kreativitas guru. Langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe STAD ini didasarkan
pada langkah-langkah kooperatif yang terdiri dari enam langkah atau fase. Fase-fase dalam pembelajaran ini seperti tersajikan dalam Tabel 2.1
Tabel 2.1 Fase-fase Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Fase Kegiatan Guru
Fase 1 Menyampaikan
tujuan dan
memotivasi siswa. Menyampaikan
semua tujuan
pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi
siswa belajar.
Fase 2 Menyajikanmenyampaikan
informasi. Menyajikan informasi kepada siswa
dengan jalan mendemonstrasikan atau lewat bahan bacaan.
Fase 3 Mengorganisasikan siswa dalam
kelompok-kelompok belajar. Membentuk kelompok belajar dan
membantu setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien.
Fase 4 Membimbing kelompok bekerja
dan belajar. Membimbing
kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan
tugas mereka. Fase 5
Evaluasi. Mengevaluasi hasil belajar tentang
materi yang telah diajarkan atau masing-masing
kelompok mempresentasikan hasil kerjanya.
Fase 6 Memberikan penghargaan.
Mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya maupun hasil belajar
individu dan kelompok.
Penghargaan atas keberhasilan kelompok dapat dilakukan oleh guru dengan melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut:
a. Menghitung skor individu
Menurut Slavin dalam Trianto, 2010:71 skor individu dapat dihitung dengan menggunakan tabel perhitungan skor perkembangan seperti
pada Tabel 2.2
Tabel 2.2 Perhitungan Skor Perkembangan
Nilai Tes Skor Perkembangan
Lebih dari 10 poin di bawah skor awal
5 poin 10 poin di bawah sampai 1 poin
dibawah skor awal 10 poin
Skor awal sampai 10 poin di atas skor awal
20 poin Lebih dari 10 poin di atas skor
awal 30 poin
Nilai sempurna tanpa memerhatikan skor awal
30 poin
b. Menghitung skor kelompok
Skor kelompok ini dihitung dengan membuat rata-rata skor perkembangan anggota kelompok, yaitu dengan menjumlah semua
skor perkembangan yang diperoleh anggota kelompok dibagi dengan jumlah
anggota kelompok.
Sesuai dengan
rata-rata skor
perkembangan kelompok, diperoleh kategori skor kelompok seperti tercantum pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Tingkat Penghargaan Kelompok
Rata-rata Tim Predikat
≤ � -
≤ � Tim Baik
≤ � Tim Hebat
≤ � ≤ Tim Super
c. Pemberian hadiah dan pengakuan skor kelompok
Setelah masing-masing kelompok memperoleh predikat, guru memberikan hadiahpenghargaan kepada masing-masing kelompok
sesuai dengan predikatnya. Menurut Ibrahim dalam Abdul Majid, 2014:183 pembelajaran
kooperatif STAD memiliki kelebihan, yaitu: 1.
Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan siswa lain
2. Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan
3. Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif
4. Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain.
Sedangkan kekurangan pembelajaran kooperatif STAD adalah: 1.
Membutuhkan waktu yang lama 2.
Siswa cenderung tidak mau apabila anggota kelompok tidak sesuai dengan apa yang siswa inginkan.
3. Penentuan skor, rata-rata skor peningkatan individual merupakan
sumbangan bagi kinerja pencapaian hasil kelompok. 4.
Penghargaan kelompok, skor kelompok sangat berpengaruh dengan sumbangan skor individu.
E. Kubus dan Balok