Tempat tinggal HASIL PENELITIAN

Ketika subjek Rd pindah dari rumah dan memilih untuk hidup bersama waria subjek harus memenuhi kebutuhan makan dan minum sendiri. Sekarang subjek justru menanggung biaya untuk makan dan minum bersama waria. Dengan penghasilan yang diperolehnya subjek Rd dan waria dapat memenuhi kebutuhan mereka sehari-hari. Hal ini dapat dilihat dari pernyataannya, ” Ya saya mbak, untung aja gaji saya cukup untuk makan kami berdua setiap harinya dan untuk bayar uang kos.” W2.S2.KF1.N58.Brs 341-345 ”Ya kalau untuk makan kita berdua setiap hari pokoknya cukuplah mbak. W2.S2.KF1.N60.Brs 349-351 Pernyataan lain, ” Ya jelas enak waktu bareng keluarga mbak soalnya kan saya tinggal makan aja, gak perlu mikirin biaya untuk makan. Kalau sekarang kan saya harus mikirin biaya makan sendiri.” W2.S2.KF1.N62.Brs 359-366

2. Tempat tinggal

Sebelum tinggal dengan waria subjek Rd dan Ags tinggal bersama keluarganya sedangkan subjek Rn tinggal sendiri di kos karena istri dan anaknya di desa. Sejak subjek Rn bekerja di Jogja sebagai kernet bus kota ia memilih tinggal di kos sendiri. Hal ini dapat dilihat dari pernyataannya, ” Saya juga udah nikah mbak, anak saya dua kok.” W1.S1.N23.Brs 90-91 ” Ya di Wonosari mbak, tapi saya jarang kesana.” W1.S1.N25.Brs 94-95 Setelah subjek Rn menjalin hubungan dengan waria, subjek memutuskan untuk tinggal satu kos dengan waria. Subjekn Rn tidak perlu membayar kos sendiri karena sejak ia tinggal bersama waria, yang membayar kos adalah waria. Hal ini dapat dilihat dari pernyataannya, ” Ya sejak aku kenal dia, terus baru jalan berapa bulan gitu aku trus gak kos sendiri dan pindah ke kos dia. Kan lumayan ngirit juga, daripada saya harus bayar kos sendiri.” W1.S1.KF2.N65.Brs 332-339 Begitu juga dengan subjek Ags, setelah pergi dari rumah subjek Ags menjalin hubungan dengan waria dan tinggal di rumah kontrakan waria. Subjek Ags dan waria tinggal di rumah kontrakan bersama tiga orang teman waria. Biasanya setiap tahun mereka membayar rumah berempat karena satu rumah ada empat kamar maka biayanya dibagi berempat. Waria yang biasanya membayar rumah kontrakan setiap tahunnya karena subjek Ags sampai sekarang belum bekerja. Hal ini dapat dilihat dari pernyataannya, ” Ini kan bayarnya per tahun. Ya rombongan yang nempatin kan empat orang, satu rumah itu empat juta jadi sama aja satu orang satu juta mbak. Ini dulu yang bayar pacar saya terus ama temen-temennya.” W3.S3.KF2. N77, 79, 81.Brs 335-336, 339-342, 345- 347. Pacar dari subjek Ags juga mengatakan bahwa selama ini dia yang membayar uang kos maupun kontrakan karena subjek Ags tidak bekerja dan tidak ada penghasilan. Hal ini dapat dilihat dari pernyataannya, ” Ya saya yang bayar kontrakan karena kan dia juga gak kerja dan gak ada penghasilan.” War3.KF2.N91.Brs 567-570 Lain halnya dengan subjek Rd, selama ini subjek Rd tinggal di sebuah rumah yang cukup luas dan karena tanahnya cukup luas sebagian dibangun kos. Hal ini dapat dilihat dari pernyataannya, ” Kalau rumah yang saya tempati dengan keluarga itu malah rumah orang tua saya sendiri mbak. Lagian rumah saya cukup luas dan kebetulan dekat kampus UGM jadi sama bapak dibikin kos-kosan dan sekarang juga malah dibikin rental komputer.”W2.S2.KF2.N50.Brs 292-302 Pada waktu subjek Rd menjalin hubungan dengan waria, subjek memilih untuk meninggalkan rumah dan hidup bersama dengan waria. Subjek Rd harus mengontrak rumah sendiri sebesar empat juta setiap tahun untuk tinggal bersama waria. Selama ini, subjek Rd tidak memikirkan biaya yang harus dikeluarkan karena subjek merasa lebih bebas dan senang tinggal dengan waria dibandingkan dengan keluarganya. Hal ini dapat dilihat dari pernyataannya, ” Ya saya mbak yang bayar kontrakan. Kan tiap tahun saya bayar empat juta.” W2.S2.KF2.N48.Brs 284-286 Pernyataan lain, ” Buat saya gak masalah mbak yang penting saya merasa lebih senang dan nyaman tinggal di kontrakan dengan pacar saya daripada di rumah saya sendiri. W2.S2.KF2.N54.Brs 318-324

3. Seks