C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat digambarkan alasan laki- laki memilih pasangan hidup seorang waria. Handoko 1992 mengatakan bahwa
tingkah laku manusia timbul karena adanya suatu kebutuhan dan tingkah laku manusia tersebut mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi atau
memuaskan kebutuhan itu. Selama ini, para lelaki memilih pasangan hidup waria karena ingin memenuhi dan memuaskan kebutuhan yang ada dalam dirinya.
Laki- laki yang menjalin hubungan dengan waria memiliki latar belakang keluarga yang berbeda-beda, ada yang berasal dari keluarga yang
kurang mampu dan ada pula yang berasal dari keluarga mampu sehingga kebutuhan yang muncul dari setiap laki- laki juga berbeda. Hal ini sesuai dengan
yang dikatakan oleh Sarwono 1995 bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan yang pemunculannya berbeda-beda tergantung pada kondisi individu yang
bersangkutan. Dari hasil penelitian, dapat dikatakan bahwa para lelaki yang menjalin
hubungan dengan waria memiliki kebutuhan-kebutuhan yang kurang terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan yang kurang terpenuhi tersebut antara lain kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman, dan kebutuha n akan cinta dan rasa memiliki. Mereka memilih menjalin hubungan dengan waria karena adanya deficiency
motivation yaitu dorongan untuk memenuhi suatu kekurangan dalam organisme.
Dorongan karena kekurangan ini tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
fisiologis, tetapi juga kebutuhan akan rasa aman, memiliki dan cinta serta penghargaan Scultz, 1991.
Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling dasar, kuat dan jelas dibandingkan kebutuhan yang lain. Seseorang akan menekan atau
mengabaikan kebutuha n lainnya sampai kebutuhan ini terpenuhi atau terpuaskan Ziegler Hjell,1981. Hal ini seperti yang dialami subjek Rn dan Ags, bagi
mereka kebutuhan fisiologis lebih penting dibanding kebutuhan yang lain karena mereka merasa kekurangan dalam memenuhi kebutuhan tersebut. Selama ini,
waria yang menanggung dan memenuhi semua kebutuhan fisiologis subjek Rn dan Ags dari makan, minum dan tempat tinggal sehingga kedua subjek tidak
merasa kekurangan lagi. Para lelaki yang telah terpenuhi kebutuhan fisiologis nya kemudian
akan berusaha memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya yaitu kebutuhan akan rasa aman. Hal ini didukung oleh pendapat Koeswara 1989
yang mengatakan bahwa setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia akan didorong oleh keinginan mencari perlindungan atau memperoleh rasa aman.
Menurut Koeswara 1989 kebutuhan rasa aman meliputi kebebasan, keteraturan, jaminan finansial dan menjalin relasi yang harmonis dengan anggota
keluarga. Kebutuhan ini akan muncul pada diri individu apabila kebutuhan fisiologisnya terpenuhi. Hal ini seperti yang dialami oleh subjek Rn, sejak
menjalin hubungan dengan waria kehidupan subjek menjadi lebih teratur, lebih PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bebas, lebih aman secara finansial, dan hubungan dengan keluarga lebih harmonis.
Para lelaki yang menjalin hubungan dengan waria merasa lebih aman karena waria dapat menjamin kehidupan mereka. Apalagi bagi laki- laki yang
berasal dari keluarga kurang mampu mereka akan mencari seseorang yang dapat menjamin dan membuat hidup mereka lebih baik. Hal ini didukung oleh Maslow
yang mengatakan bahwa kita membutuhkan sedikit banyak sesuatu yang sifatnya rutin dan dapat diramalkan . Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas
dan takut sehingga akan menghambat kebutuhan lainnya. Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi, kebutuhan
seseorang akan meningkat pada kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki. Feist Feist 1998 menulis bahwa bagi sebagian besar manusia, kebutuhan fisiologis
dan rasa aman sudah terpuaskan dengan baik, tetapi tidak demikian halnya dengan kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki. Hal ini seperti yang dialami oleh
subjek Rd, selama ini kebutuhan fisiologis dan rasa aman subjek Rd dapat terpenuhi dengan baik karena ia berasal dari keluarga yang mampu tetapi
pemenuhan kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki masih kurang karena selama ini orang tuanya sibuk bekerja.
Kurang terpenuhinya kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yaitu menjalin hubungan dengan
waria. Sebagian besar manusia menetap pada tingkat kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki hingga tercapai kestabilan untuk dicintai dan diterima oleh orang
lain. Hal –hal yang termasuk dalam kategori ini adalah cinta, kasih sayang dan penerimaan Kanuk, dalam Schiffman dan Kanuk, 2000. Begitu juga yang
dilakukan oleh subjek Rd, ia menjalin hubungan dengan waria karena ingin mendapatkan perhatian dan kasih sayang yang selama ini tidak ia dapatkan dari
keluarganya. Setelah kebutuhan akan cinta terpenuhi, seseorang akan meningkat
pada kebutuhan yang lebih tinggi yaitu kebutuhan akan penghargaan. Para lelaki yang menjalin hubungan dengan waria belum bisa memenuhi kebutuhannya akan
penghargaan karena mereka merasa malu dan kurang percaya diri dengan masyarakat sekitar. Selama ini penghargaan masyarakat terhadap waria dianggap
masih kurang sehingga hubungan antara laki- laki dengan waria juga belum bisa dianggap hal yang wajar oleh masyarakat seperti layaknya hubungan laki- laki dan
perempuan. Bahkan di negara kita pun hubungan laki- laki dan waria masih belum dapat diakui dan diterima. Goble 1987 mengatakan bahwa penghargaan dari
orang lain berupa prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian dan nama baik serta penghargaan. Hal ini dialami oleh subjek Rn, Rd dan juga subjek Ags karena
keluarga mereka juga belum dapat menerima hubungan mereka dengan waria bahkan subjek Rd sampai akan diusir dari rumah karena berhubungan dengan
waria. Masyarakat akan cenderung berpikir kurang baik terhadap laki- laki
yang menjalin hubungan dengan waria, maka mereka menjadi kurang percaya diri dan malu karena menganggap hal yang dilakukannya tidak baik. Hal ini juga
didukung oleh pendapat Schultz 1998 yang mengatakan bahwa penghargaan yang berasal dari orang lain merupakan hal yang utama, karena kita akan
cenderung lebih mudah untuk berpikir baik tentang diri kita sendiri jika kita merasa yakin bahwa orang lain berpikir baik tentang diri kita.
Saat seseorang telah memenuhi kebutuhannya akan penghargaan, ia akan membentuk dasar yang kuat untuk menapaki kebutuhan selanjutnya yaitu
aktualisasi diri Feist Feist, 1998. Kebutuhan ini mengacu pada keinginan individu untuk menggunakan potensi, bakat dan kemampuan yang dimilikinya
secara maksimal sehingga ia dapat menjadi apapun sesuai dengan potensinya itu Ziegler Hjelle, 1981. Para lelaki yang menjalin hubungan dengan waria
belum dapat memenuhi kebutuhannya akan penghargaan sehingga mereka belum bisa memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi yaitu aktualisasi diri. Hal ini
didukung pendapat Maslow yang mengatakan bahwa seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi apabila kebutuhan yang berada di
bawahnya belum dapat terpenuhi. Maslow juga berpendapat bahwa lingkungan yang optimal akan
memberi kesempatan bagi individu untuk mengembangkan potensinya secara maksimal Bruno,1983. Selama hidup dengan waria para lelaki kurang dapat
mengembangkan potensi yang dimilikinya karena waria yang bekerja untuk memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan oleh para lelaki. Hal ini dialami
oleh sub jek Rn dan Ags, selama ini pemenuhan kebutuhan mereka dijamin oleh waria sehingga mereka tidak dapat mengembangkan potensi yang ada dalam
dirinya. Menurut Maslow orang yang teraktualisasikan dirinya tidak berjuang namun mereka berkembang untuk menjadi manusia seutuhnya menurut potensi
mereka. Maka dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa selama menjalin
hubungan dengan waria ketiga subjek dapat memenuhi kebutuhan mereka yang selama ini kurang terpenuhi. Seperti subjek Rn, setelah menjalin hubungan
dengan waria kebutuhan fisiologisnya dan kebutuhan akan rasa aman dapat terpenuhi. Sekarang subjek Rn dapat makan dengan teratur dan ia juga tidak perlu
memikirkan biaya untuk kos karena semua ditanggung oleh pacarnya. Selain itu subjek Rn juga merasa puas dalam berhubungan seksual dengan pacarnya dan ia
merasa lebih bebas menjalin hubungan dengan waria karena tidak menyebabkan kehamilan.
Begitu juga dengan subjek Ags selama menjalin hubungan dengan waria, kebutuhan fisiologisnya dan kebutuhan akan rasa ama n juga terpenuhi
karena pacar subjek yang selama ini menanggung biaya makan dan tempat tinggal mereka sehingga hidup subjek Ags sekarang menjadi lebih teratur. Subjek Ags
juga merasa senang karena merasa puas dalam berhubungan seksual dengan pacarnya.
Berbeda dengan subjek Rd selama menjalin hubungan dengan waria, kebutuhannya akan cinta dan rasa memiliki terpenuhi karena waria memberikan
perhatian dan kasih sayang yang besar kepada subjek. Subjek Rd juga dapat berbagi cerita dengan waria sehingga jika ada masalah pacar subjek selalu
membantu. Antara subjek Rd dan pacarnya juga dapat saling mengerti dan memahami kekurangan dan kelebihan masing- masing.
86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang alasan laki- laki memilih pasangan hidup waria berdasarkan Teori Hirarki Kebutuhan Maslow maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa laki- laki memilih pasangan hidup seorang waria karena adanya deficiency motivation yaitu dorongan untuk membereskan kekurangan
yang ada dalam dirinya. Laki- laki yang saat ini menjalin hubungan dengan waria memiliki kebutuhan yang masih kurang dapat terpenuhi seperti kebutuhan
fisiologis, kebutuhan rasa aman dan kebutuhan akan cinta kasih dan rasa memiliki.
Sejak menjalani kehidupan bersama waria, para lelaki dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang mereka anggap kurang dapat terpenuhi. Selama ini
waria dapat memberikan semua yang dibutuhkan oleh para lelaki dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, serta kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki
sehingga para lelaki tidak merasa kekurangan lagi. Hal ini membuat para lelaki sampai saat ini merasa sulit untuk meninggalkan waria dari kehidupannya karena
mereka merasa lebih nyaman dan terjamin dengan adanya waria di samping mereka.