Perbedaan Waria dan Homoseksual Alasan laki-laki memilih pasangan hidup waria berdasarkan Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

B. Perbedaan Waria dan Homoseksual

Secara umum waria didefinisikan sebagai individu yang secara fisik laki- laki namun secara kejiwaan mereka adalah wanita. Persepsi diri semacam ini menimbulkan keinginan untuk mengubah jenis kelamin mereka ke dalam bentuk yang berlawanan. Manifestasi yang muncul adalah bagaimana mengekspresikan diri seperti seorang wanita. Selain itu, secara seksual mereka memiliki ketertarikan kepada sesama jenis, yaitu laki- laki. Sebaliknya, homoseksual adalah seseorang yang memiliki ketertarikan secara romantis dan seksual kepada anggota jenis kelamin yang sama. Namun, mereka tidak mempersepsi identitas mereka sebagai anggota dari lawan jenis dan tidak berusaha untuk menjadi anggota dari jenis kelamin yang berlawanan. Waria merasa dirinya sebagai wanita walaupun mempunyai organ kelamin pria normal. Karena merasa sebagai wanita, waria ingin berpenampilan seperti mereka dan tertarik pada pria. Sedangkan pria homoseksual menyadari bahwa dirinya adalah seorang laki- laki, tetapi tertarik pada sesama jenis, karena menyadari dirinya seorang laki- laki, seorang homoseksual pria bisa jadi berpenampilan sangat maskulin Kompas, 17 Maret 2003. Penelitian yang dilakukan oleh Langevin,et. al 1978 menunjukkan bahwa tingkat femininitas waria lebih tinggi daripada laki- laki homoseksual. Maka dengan femininitas yang ia miliki biasanya waria menjalin hubungan dengan laki- laki normal.

C. KEBUTUHAN MANUSIA 1.

Kebutuhan Secara Umum Kartono 1987 mendefinisikan kebutuhan sebagai setiap kekurangan yang ada pada individu sebagai persayaratan untuk tetap hidup, baik yang berupa kegemaran, maupun kebutuhan fisiologis, atau penyesuaian yang optimal terhadap lingkungan. Sedangkan Winkel memandang kebutuhan sebagai suatu kekosongan yang diperlukan bagi kesejahteraannya, paling sedikit menurut pikirannya sendiri Winkel, dalam Purwaningsih, 2002. Berdasarkan definisi tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkah laku manusia timbul karena adanya suatu kebutuhan, dan tingkah laku manusia tersebut mengarah pada pencapaian tujuan yang dapat memenuhi atau memuaskan kebutuhan itu Handoko, 1992. Sarwono 1995 berpendapat bahwa setiap manusia memiliki kebutuhan yang pemunculannya berbeda-beda tergantung pada kondisi individu yang bersangkutan. Manusia ingin mendapatkan atau memenuhi semua kebutuhan dan keinginannya masing- masing dalam porsi yang memang sesuai dengan kehendaknya sendiri.

2. Kebutuhan Berdasarkan Hirarki Kebutuhan Maslow

Kebutuhan karena adanya ketidakseimbangan dalam diri individu membuat individu yang bersangkutan melakukan suatu tindakan. Tindakan itu mengarah pada suatu tujuan, tujuan tersebut diharapkan dapat memenuhi kebutuhan yang ada. Bila kebutuhan yang pertama sudah terpenuhi, maka akan terjadi ketidakseimbangan pada taraf yang lebih tinggi. Keadaan ini menimbulkan kebutuhan baru dan seterusnya sehingga manusia boleh dikatakan tidak pernah diam Handoko, 1992. Kebutuhan manusia secara umum dibedakan menjadi dua, yang pertama adalah kebutuhan biologis atau kebutuhan primer dan yang keduaadalah kebutuhan sekunder atau kebutuhan psikologis. Kebutuhan primer mutlak harus dipenuhi karena kebutuhan ini menunjang manusia agar tetap hidup, diantaranya adalah makan, minum, tempat tinggal, bernafas, beristirahat, dan seterusnya. Sedangkan kebutuhan psikologis adalah kebutuhan yang jika dipenuhi akan membuat orang lebih bahagia hidupnya. Contoh kebutuhan sekunder adalah kasih sayang, pujian, rasa aman, kebebasan dan lain- lain Handoko, 1992. Seorang ahli psikologi bernama Abraham Maslow membedakan motif manusia berdasarkan taraf kebutuhannya, mulai dari kebutuhan biologis manusia yang dibawa sejak lahir, sampai dengan kebutuhan psikologis yang kompleks. Ia kemudian menyusun sebuah hirarki kebutuhan yang berisi kebutuhan biologis dan psikologis dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan yang paling tinggi. Menurut Maslow manusia dimotivasikan oleh sejumlah kebutuhan dasar yang bersifat sama untuk seluruh spesies, tidak berubah dan berasal dari sumber genetis atau naluriah. Hal ini merupakan konsep fundamental dari teori Maslow. Menurut Maslow suatu motif akan menguasai tingkah laku seseorang bila motif yang berada di bawahnya sudah terpenuhi. Tingkah laku manusia mula- mula dikuasai oleh kebutuhan yang paling rendah yaitu motif fisiologis, seperti lapar, haus dan seterusnya. sampai dengan kebutuhan yang paling tinggi yaitu aktualisasi Handoko, 1992. Maslow menyebutkan 5 kebutuhan manusia di dalam hirarkinya. Kebutuhan-kebutuhan yang ada dalam hirarki tersebut bersifat saling melengkapi satu dengan yang lainnya Kanuk, dalam Schiffman dan Kanuk, 2000.] Maslow menyusun kebutuhan-kebutuhan tersebut ke dalam urutan yang berbentuk seperti piramid atau anak tangga, dengan susunan serta keterangan sebagai berikut dimulai dari kebutuhan yang paling rendah tingkatannya : dalam Goble, 1987

1. Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling dasar, kuat dan jelas dibandingkan kebutuhan lainnya. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis terdiri dari kebutuhan-kebutuhan yang pemuasannya ditujukan pada pemeliharaan proses-proses biologis dan kelangsungan hidup. Termasuk dalam kategori ini diantaranya adalah kebutuhan untuk makan, minum, oksigen, tidur, dan beraktivitas, seks, tempat berteduh dan berlindung dari segala suhu dan rangsang sensoris Ziegler Hjelle, 1981. Seseorang akan menekan atau mengabaikan kebutuhan lainnya sampai kebutuhan ini terpenuhi atau terpuaskan. Maslow berpendapat bahwa kebutuhan dasar memiliki pengaruh ya ng cukup besar pada tingkah laku manusia apabila kebutuhan ini tidak terpenuhi atau terpuaskan. Maslow juga mengatakan bahwa orang dapat saja menyusun daftar panjang tentang kebutuhan fisiologisnya, tergantung seberapa rinci orang tersebut ingin membuatnya. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Goble 1987 menulis bahwa kebutuhan fisiologis dapat pula disebut sebagai kebutuhan primer, karena telah ada sejak manusia dilahirkan. Jika seseorang mengalami kekurangan dalam kebutuhan fisiologisnya, ia akan mengabaikan atau menekan dulu semua kebutuhan lain sampai kebutuhan fisiologisnya terpenuhi. Lebih lanjut Maslow menambahkan, bahwa kebutuhan fisiologis berbeda dengan kebutuhan lain setidaknya dalam dua hal. Pertama, kebutuhan fisiologis merupakan satu-satunya kebutuhan yang sangat mungkin untuk dipenuhi atau bahkan dipenuhi secara berlebihan. Sedangkan yang kedua adalah bahwa kebutuhan fisiologis memiliki pemunculan yang berulang Feist Feist, 1998.

2. Kebutuhan Akan Rasa Aman

Kebutuhan ini meliputi kebebasan, keteraturan, aman secara finansial, dan menjalin relasi yang harmonis dengan anggota keluarga. Koeswara, 1989. Kebutuhan ini akan muncul pada diri individu apabila kebutuhan fisiologisnya terpenuhi. Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, manusia kemudian akan didorong oleh keinginan mencari perlindungan atau memperoleh rasa aman. Inti dari kebutuhan ini adalah untuk memperoleh kepastian yang layak dari lingkungannya Ziegler Hjelle, 1981. Hal- hal yang termasuk dalam kategori kebutuhan ini diantaranya adalah jaminan keamanan fisik, kestabilan atau keseimbangan, dan perlindungan Feist Feist, 1998 ; Kanuk, dalam Schiffman dan Kanuk, 2000. Kebutuhan ini akan muncul pada diri individu apabila kebutuhan fisiologisnya terpenuhi. Kebutuhan akan rasa aman muncul dan mema inkan peranan dalam bentuk mencari tempat perlindungan, membangun privasi individual, mengusahakan keterjaminan finansial melalui asuransi atau dana pensiun, dan sebagainya. Maslow percaya bahwa kita membutuhkan sedikit banyak sesuatu yang sifatnya rut in dan dapat diramalkan. Jika tidak terpenuhi, maka akan timbul rasa cemas dan takut sehingga dapat menghambat pemenuhan kebutuhan lainnya.

3. Kebutuhan Akan Cinta dan Rasa Memiliki

Setelah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpenuhi, kebutuhan seseorang akan meningkat pada kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki. Feist Feist 1998 menulis bahwa bagi sebagian besar manusia, kebutuhan fisiologis dan rasa aman sudah terpuaskan dengan baik, tetapi tidak demikian halnya dengan kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki. Sebagian besar manusia akan menetap pada tingkat kebutuhan ini hingga tercapai kestabilan untuk dicintai dan diterima oleh orang lain. Hal- hal yang termasuk dalam kategori kebutuhan ini diantaranya adalah cinta, kasih sayang dan penerimaan Kanuk, dalam Schiffman dan Kanuk, 2000. Menurut Maslow kebutuhan cinta disini tidak boleh dikacaukan dengan seks, yang dapat dipandang sebagai kebutuhan fisiologis semata. Tanpa kasih sayang, pertumbuhan dan perkembangan akan terhambat karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial Goble, 1987. Kebutuhan akan rasa memiliki mendorong individu untuk membangun hubungan yang afektif dengan orang lain. Keterpisahan dan kehilangan akan mengakibatkan individu merasa kesepian dan tidak berdaya. Kebutuhan rasa memiliki-dimiliki akan terpenuhi bila kita menjalin hubungan yang akrab dengan orang lain. Kebutuhan-kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang dapat dideskripsikan sebagai berikut As’ad 1991; Goble 1987 : a. Kebutuhan akan perasaan diterima oleh orang lain dimana dia hidup dan bekerja. b. Kebutuhan akan disayangi oleh teman-teman dan orang lain dimana dia hidup dan bekerja. c. Kebutuhan akan dihormati karena setiap manusia merasa dirinya penting. d. Kebutuhan untuk bisa berprestasi. e. Kebutuhan untuk bisa bekerja sama. Kebutuhan ini akan menjadi sulit untuk dipenuhi karena faktor mobilitas kita sendiri, misalnya sering berpindah-pindah tempat kerja, rumah rumah maupun kota. Kita tidak memiliki cukup banyak waktu untuk mengembangkan rasa saling memiliki sehingga kadang kala ada orang yang merasa kesepian walau banyak orang disekelilingnya Schultz, 1998.

4. Kebutuhan Akan Penghargaan

Kebutuhan akan penghargaan oleh Maslow dibagi menjadi 2 yaitu: a. Penghargaan yang berasal dari diri sendiri. b. Penghargaan yang berasal dari orang lain. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Penghargaan yang berasal dari diri sendiri berupa hasrat individu untuk memperoleh rasa percaya diri, kompetensi, kekuatan pribadi, prestasi, kemandirian, dan kebebasan Koeswara, 1989; Goble, 1987. Sedangkan penghargaan dari orang lain berupa prestise, pengakuan, penerimaan, perhatian, nama baik serta penghargaan Goble, 1987. Maslow menekankan bahwa terpuaskannya kebutuhan akan rasa harga diri pada individu menghasilkan rasa dan sikap percaya diri, rasa berharga, rasa kuat dan rasa mampu. Sebaliknya jika kebutuhan ini tidak terpuaskan maka akan menyebabkan individu tersebut mengalami perasaan rendah diri, rasa tak pantas, rasa lemah dan rasa tidak berguna Koeswara, 1989. Schultz 1998 berpendapat bahwa penghargaan yang berasal dari orang lain merupakan hal yang utama, karena kita akan cenderung lebih mudah untuk berpikir baik tentang diri kita sendiri jika kita merasa yakin bahwa orang lain berpikir baik tentang diri kita.

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri

Saat seseorang telah memenuhi kebutuhannya akan penghargaan, ia akan mulai membentuk dasar yang kuat untuk menapaki kebutuhan selanjutnya yaitu aktualisasi diri Feist Feist, 1998. Kebutuhan ini mengacu pada keinginan individu untuk menggunakan potensi, bakat dan kemampuan yang dimilikinya secara maksimal, sehingga ia dapat menjadi apapun sesuai dengan potensinya itu Ziegler Hjelle, 1981. Maslow berpendapat bahwa lingkungan yang optimal akan memberi kesempatan bagi individu untuk mengembangkan potensinya secara maksimal Bruno, 1983. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan manusia yang paling tinggi tingkatannya dalam teori hirarki kebutuhan Maslow. Definisi aktualisasi diri menurut Maslow adalah penggunaan dan pemanfaatan secara penuh bakat, kapasitas, potensi-potensi dan lain- lain. Orang-orang yang teraktualisasi dirinya dapat memenuhi dirinya dan melakukan sesuatu secara maksimal. Maslow menyebutkan bahwa orang yang teraktualisasi dirinya adalah orang yang berusia lanjut, cenderung dipandang sebagai keadaan puncak atau keadaan akhir bukan suatu proses dinamis yang terus aktif sepanjang hidup. Namun sering penelitian Maslow terhadap orang yang teraktualisasi diri atau istilah lainnya adalah menjadi manusiawi secara penuh, maka Maslow mengkategorikan orang-orang yang teraktualisasikan dirinya sebagai berikut Goble, 1987 : a. Orang yang teraktualisasi dirinya adalah orang yang berkembang atau menemukan jati diri dan berkembangnya potensi-potensi yang ada atau yang terpendam. b. Harapan-harapan dan hasrat pribadi tidak dibiarkan menyesatkan pengamatan mereka sendiri. c. Tegas dan memiliki pengertian yang lebih jelas tentang mana yang benar dan mana yang salah. d. Mampu menembus dan melihat realitas yang tersembunyi dan membingungkan. e. Memiliki sifat rendah hati, mampu mendengarkan orang lain dengan penuh kesabaran, mampu mengakui bahwa mereka tidak tahu segala-galanya dan orang lain mampu mengajari mereka tentang sesuatu. f. Persepsi orang teraktualisasi dirinya lebih sedikit dicemari oleh hasrat, kecemasan, ketakutan, harapan, optimisme, palsu atau pesimisme. g. Membaktikan hidupnya pada pekerjaan, tugas, kewajiban, atau panggilan- panggilan tertentu yang dianggap penting. h. Mampu bekerja keras, disiplin, latihan dan tidak jarang menunda kenikmatan. i. Kreatif, fleksibel, spontan, berani, berani membuat kesalahan, terbuka dan rendah hati. j. Kadar konflik rendah. Orang yang teraktualisasikan dirinya tidak melawan dirinya sendiri dan ia memiliki energi untuk tujuan yang produktif. Aktualisasi diri merupakan kebutuhan psikologis untuk menumbuhkan, mengembangkan dan menggunakan kemampuan manusia secara penuh atau maksimal. Membaktikan hidupnya dan melakukan pekerjaan, tugas, kewajiban atau panggilan tertentu yang mereka anggap penting akan memberikan suatu kebahagiaan. Rasa tanggung jawab akan suatu tugas yang penting merupakan syarat utama untuk menumbuhkan aktualisasi diri. Orang bisa mengaktualisasikan dirinya melalui pekerjaan yang ia lakukan. Maslow juga menyebut dorongan untuk orang-orang yang mengaktualisasikan diri, Metamotivation atau B-motivation dorongan karena pertumbuhan. “Meta” berarti sesudah atau melampaui sehingga metamotivation berarti bergerak melampaui ide tradisional tentang dorongan. Dalam arti lain suatu keadaan dimana dorongan sama sekali tidak berperan. Orang yang teraktualisasikan dirinya tidak berjuang namun mereka berkembang untuk menjadi manusia seutuhnya menurut potensi mereka. Mereka memperhatikan kebutuhan-kebutuhan yang lebih tinggi, memenuhi potensi-potensi dan mengetahui serta memahami dunia di sekitar mereka. Orang tidak berusaha memperbaiki kekurangan- kekurangan atau mereduksi tegangan. Tujuannya adalah memperkaya dan memperluas pengalaman hidup, meningkatkan kesenangan dan kegembiraan yang luar biasa dalam hidup Schultz, 1991. Maslow juga menyebutkan tentang D- motivation atau deficiency motivation atau dorongan karena kekurangan. Deficiency motivation adalah dorongan untuk membereskan suatu kekurangan dalam organisme. Dorongan karena kekurangan tidak hanya berkaitan dengan kebutuhan fisiologis tapi juga kebutuhan akan rasa aman, memiliki dan cinta serta penghargaan.

E. Alasan laki-laki memilih pasangan hidup waria berdasarkan Teori Hirarki Kebutuhan Maslow

Berdasarkan Teori Hirarki Kebutuhan yang telah dipaparkan oleh Maslow, dapat dilihat adanya kebutuhan yang dibutuhkan oleh setiap orang sesuai dengan tingkatannya. Dimulai dari kebutuhan yang paling dasar yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan akan kasih sayang, kebutuhan akan penghargaan dan yang paling tinggi yaitu kebutuhan aktualisasi diri. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Setiap orang akan berusaha dengan berbagai cara agar dapat memenuhi kebutuhannya. Ada yang dengan cara bekerja, mengemis, minta makanan kepada orang lain, menjual barang-barang yang ia miliki, bahkan ada yang sampai mencuri ataupun membunuh. Demi memenuhi kebutuhan hidupnya orang dapat melakukan apa saja, termasuk juga memilih pasangan hidup waria. Seorang lelaki memilih pasangan waria karena mungkin ada sesuatu hal yang membuatnya mengambil keputusan seperti itu. Mungkin saja dengan menjalin hubungan dengan waria kebutuhannya terpenuhi. Disini akan dijelaskan bagaimana teori hirarki kebutuhan tersebut memotivasi atau mendorong laki- laki untuk memilih pasangan waria. Kebutuhan fisiologis merupakan kebutuhan yang paling utama yaitu kebutuhan akan makan, minum, tempat tinggal, tidur, dan oksigen. Setiap orang akan menggunakan berbagai cara untuk memenuhi tersebut, termasuk menjalin hubungan dengan waria. Dengan menjalin hubungan dengan waria, laki- laki tidak perlu bekerja atau bersusah payah mendapatkan uang untuk makan, minum atau memenuhi kebutuhan pokoknya setiap hari. Kebutuhan akan rasa aman akan muncul dominan pada diri individu apabila kebutuhan-kebutuhan fisiologisnya telah terpuaskan. Ba gi orang dewasa kebutuhan akan rasa aman merupakan suatu kebutuhan yang normal. Apabila seorang laki- laki dapat memenuhi kebutuhan pokoknya, maka ia akan merasa aman. Laki- laki akan merasa lebih lega dan tenang apabila kebutuhannya telah dipenuhi, maka ia memilih pasangan waria menurutnya dapat memberikan rasa aman bagi dirinya. Hal ini dapat juga terjadi pada laki- laki yang sudah berkeluarga tetapi belum mempunyai pekerjaan yang tetap. Penghasilan yang ia dapatkan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, maka ada juga laki- laki yang sudah beristri pun menjalin hubungan dengan waria karena dengan begitu dapat meringankan bebannya. Kebutuhan akan rasa memiliki-dimiliki dan kasih sayang adalah kebutuhan yang mendorong individu untuk membangun hub ungan afektif dengan orang lain, baik di lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan, atau dalam kelompok. Keterpisahan atau ketiadaan ikatan dengan orang lain bisa mengakibatkan individu merasa kesepian, terasing, hampa dan tak berdaya. Keadaan semacam ini bisa dan sering dialami dalam perpisahan dengan orang-orang yang dicintai dan mencintai orang tua, saudara, kekasih, atau sahabat, yang memotivasi mereka untuk membentuk ikatan baru dengan orang-orang yang dijumpai di lingkungan yang baru. Adanya perhatian, pengertian, kasih sayang, dan sikap menerima dari waria akan membuat laki- laki senang dan memilih untuk menjalin hubungan dengannya. Seorang laki- laki akan merasa senang karena pada saat ia mengalami kesulitan atau masalah, kekasihnya dapat memberikan perhatian, pengertian dan kasih sayang yang sedang ia butuhkan. Apalagi bagi laki- laki yang sebelumnya kurang mendapat perhatian dan kasih sayang dari orang tua, saudara dan orang-orang di sekitarnya. Tidak mudah bagi waria untuk mencari pasangan, maka biasanya waria selalu setia terhadap pasangannya. Ia akan terlihat sangat sayang dan perhatian dengan pasangannya supaya dirinya tidak ditinggalkan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Kebutuhan akan penghargaan dibagi menjadi dua yaitu penghargaan yang berasal dari diri sendiri dan penghargaan yang berasal dari orang lain. Penghargaan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang, terkadang orang merasa jengkel karena dirinya tidak dihargai. oleh orang-orang di sekitarnya. Dalam masyarakat keberadaan waria masih belum dapat diterima dengan baik, maka masyarakat juga akan merasa aneh dan tidak wajar apabila seorang laki- laki menjalin hubungan dengan waria. Apalagi ada laki- laki yang sudah berkeluarga dan meninggalkan keluarganya untuk tinggal bersama kekasihnya waria. Waria akan merasa sangat senang karena demi dirinya laki- laki itu sampai meninggalkan keluarganya, maka ia akan menerima laki- laki tersebut apa adanya, sekalipun laki- laki itu tidak bekerja. Ia akan mencurahkan segala perhatian untuk kekasihnya. Kebutuhan aktualisasi diri merupakan kebutuhan yang paling tinggi tingkatannya dalan teori hirarki kebutuhan Maslow. Mungkin dapat dikatakan bahwa seorang laki- laki yang memilih waria sebagai pasangan hidupnya sudah merupakan keputusan atau pilihan yang ia ambil. Laki- laki tersebut sudah memikirkan untuk menjalani hidupnya dengan seorang waria, maka ia sanggup menerima resiko apa saja. Meskipun begitu, sebenarnya laki- laki tersebut memiliki suatu keinginan atau cita-cita yang ingin ia capai. 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Poerwandari 2005 menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif ini merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan dan mengolah data yang sifatnya deskriptif, seperti transkrip wawancara, catatan lapangan, gambar, foto, rekaman video dan lain sebagainya”. Menurut Cresswel 1998, pendekatan kualitatif adalah sebuah proses pemahaman penyelidikan yang didasarkan pada tradisi metodologi penyelidikan berbeda yang mengeksplorasi masalah manusia atau sosial. Peneliti kualitatif membangun sebuah kekompleksan, gambaran yang holistik, analisis kata-kata, laporan yang mendetail, dan menyusun studi dalam suasana yang natural. Penelitian deskriptif ini merupakan penelitian dengan tujuan penelitian untuk membuat pecandraan deskriptif secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta- fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu Suryabrata, 2002. Penelitian ini bermaksud untuk menggambarkan serta memahami secara mendalam tentang alasan laki- laki memilih pasangan hidup waria berdasarkan Teori Hirarki Kebutuhan Maslow.