Penanganan hewan uji Tata Cara Penelitian

dapat membantu penawarracunan timbal. Waktu antara pemberian Na 2 CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon dijeda selama 2 jam berdasarkan t ½ eliminasi Na 2 CaEDTA yaitu 2 jam. Dengan membandingkan kadar timbal dalam darah antar kelompok, maka dapat diamati apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na 2 CaEDTA efektif dalam menurunkan kadar timbal dalam darah hewan uji.

7. Penanganan hewan uji

Larutan timbal asetat dosis 0,5 gkgBBhari secara per oral diberikan ke hewan uji kelompok kontrol dan perlakuan timbal selama 30 hari. Antiracun Na 2 CaEDTA diberikan pada hari ke-31 sampai 40 dengan dosis 189 mgkg BB tikus secara intra muskular. Setelah dua jam pemberian Na 2 CaEDTA, ekstrak etanol daun ketela pohon dengan dosis 800 mgkgBB tikus diberikan secara per oral pada hari ke- 31 sampai 40. 8. Pengukuran kadar timbal darah dengan Spektroskopi Serapan Atom a. Preparasi sampel. Darah tikus diambil dari sinus orbitalis mata, ditampung dalam effendrof, kemudian ditimbang. Sampel didestruksi dengan HNO 3 p 10-15 ml dan HClO 4 0,5 ml hingga jernih dan tidak berasap kuning. Didinginkan dan volumenya ditepatkan menjadi 10 ml. Sampel aquadest, air minum, dan pakan tikus juga diukur kadar timbalnya. Berat sampel darah yang diambil dari sinus orbitalis mata harus lebih dari 0,5 gram karena kadar timbal dalam darah sangat kecil sehingga diperlukan berat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sampel yang cukup banyak untuk dapat terukur. Destruksi sampel darah berdasarkan metode kimia basah wet chemical method. Efektifitas metode ini dilihat dari kemampuan oksidasinya yang bergantung pada penambahan asam dan temperatur maksimal, sesuai titik didih asam yang digunakan. HNO 3 pekat akan melarutkan timbal menjadi timbal nitrat yang dapat larut. Kekuatan oksidasinya meningkat dengan penambahan perklorat dan peningkatan suhu serta tekanan saat proses digesti. HClO 4 pekat 60-72 akan menguraikan senyawa organik dalam suhu tinggi Walter, Chalk, and Kingston, 1998. Campuran HClO 4 dan HNO 3 digunakan untuk mengontrol proses digesti senyawa organik karena reaktivitas HClO 4 yang besar dapat meledak. Jika dicampur dengan HClO 4 , HNO 3 akan melarutkan timbal. Jika temperaturnya dinaikkan, HClO 4 akan menyempurnakan penguraian senyawa yang tidak dapat terurai oleh HNO 3 . Penambahan pereaksi HNO 3 p dan HClO 4 pada sampel darah akan menghasilkan garam Pb 2+ yang mudah larut dan lepas dari ikatannya dengan protein darah. Reaksinya adalah sebagai berikut: 3 Pb + 8 HNO 3 3 Pb 2+ + 6 NO 3 + 2 NO + 4 H 2 O 11 Vogel, 1979 Sampel dipanaskan hingga jernih, tidak berasap kuning, dan hampir mendekati kering untuk menguapkan pereaksi-pereaksi tersebut. Tujuan filtrasi sampel hasil destruksi adalah untuk menghilangkan endapan yang terbentuk selama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI proses destruksi terjadi. Selain itu, larutan sampel harus dalam keadaan jernih sebab kejernihan menjadi tanda bahwa seluruh material organik sudah terdestruksi. b. Pengaturan spektroskopi serapan atom SSA. Pengaturan SSA untuk pengaturan kadar timbal adalah sebagai berikut : Sumber cahaya : lampu hollow cathode timbal Arus lampu : 7,5 mA Panjang gelombang : 283,3 nm Celah : 1,3 nm Pengatom : standar burner Oksidan : udara Tekanan oksidan : 1,60 kgcm 2 99,5lmenit Bahan bakar : C 2 H 2 Tekanan bahan bakar : 0,30 kgcm 2 2,3 Lmenit Tinggi burner : 7,5 mm c. Pembuatan kurva baku 1 Pembuatan larutan baku timbal Larutan standar timbal 1000 ppm diambil sebanyak 1 ml kemudian ditambah aquadest hingga volumenya tepat 10 ml. Dari larutan ini, dibuat seri larutan baku dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm. 2 Pembuatan kurva baku timbal Kurva baku dibuat dengan mengukur nilai serapan seri kadar larutan baku timbal pada ? 283,3 nm menggunakan SSA. Nilai serapan dan kadar dibuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI persamaan regresi linear sehingga diperoleh persamaan Y= bX + a Y: nilai serapan; X: kadar senyawa mgL; b: slope persamaan; a: intersept. d. Penentuan kadar timbal darah kelompok perlakuan Nilai serapan dan mean konsentrasi yang diperoleh ppm dihitung dengan rumus 12 sehingga diperoleh kadar timbal dalam sampel. n pengencera faktor gram berat volume blanko ppm - sampel larutan ppm ppm Pb Kadar × = 12 Anonim, 1980

F. Analisis Hasil

Dokumen yang terkait

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Ekspresi COX-2 setelah pemberian ekstrak etanolik kulit manggis (Garcinia mangsotana Linn) pada tikus wistar

0 3 8

Formulasi tablet hisap ekstrak etanol gambir (uncaria gambir roxb) dengan variasi konsentrasi polyvinyil pyrrolidone (PVP) sebagai peningkat dan pengaruhya terhadap kadar CD4 dalam darah

7 34 113

Efek pemberian ekstrak nigella sativa terhadap kadar glukosa darah dan kolesterol pada tikus diabetes mellitus yang diinduksi dengan streptozotocin

3 7 62

Uji Efek ekstra etanol daun sirih (piper betle L) terhadap penurunan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang diinduksi kafeina

8 113 84

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Pengaruh konsentrasi pelarut terhadap aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata Linn) dengan metode peredaman radikal bebas DPPH

5 30 63

Pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (orthosiphon stamineus benth) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol

3 20 92

Pengaruh jus buah delima (Punica granatum) terhadap kadar kolesterol ldl darah tikus putih (Rattus norvegicus

0 2 55