Jenis dan Rancangan Penelitian. Bahan Penelitian Alat Penelian Analisis Hasil

34

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian.

Penelitian daya antiracun timbal Pb dengan menggunakan Na 2 CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol ketela pohon Manihot utilissima merupakan jenis penelitian eksperimental murni rancangan acak pola satu arah.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel penelitian

a. Variabel bebas Variabel bebas dalam penelitian ini adalah dosis ekstrak etanol daun ketela pohon Manihot utilissima Pohl. yaitu 800 mgkg BB dan dosis Na 2 CaEDTA yaitu 189 mgkg BB. b. Variabel tergantung Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah kadar timbal dalam darah setelah perlakuan. c. Variabel pengacau 1 Variabel pengacau terkendali a. Subyek uji : tikus putih galur Wistar b. Umur hewan uji : 1,5-2 bulan c. Jenis kelamin hewan uji : betina PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI d. Berat badan hewan uji : 100-150 gram e. Bobot dan jenis pakan : pelet tipe BR2 10 ghariekor f. Air minum hewan uji : aquadest g. Cara pemberian bahan uji : secara per oral h. Asal bahan uji : kebun obat Merapi Farma, Kaliurang Pengendalian terhadap variabel di atas bertujuan untuk mengurangi faktor- faktor yang dapat mengganggu hasil penelitian. 2 Variabel pengacau tak terkendali a. Kondisi patologis tikus adalah keadaan individu tikus yang akan mempengaruhi farmakokinetika timbal baik mekanisme absorpsi, distribusi maupun ekskresi,

2. Definisi operasional

a. Ekstrak etanol adalah ekstrak etanol daun ketela pohon Manihot utillisima Pohl. yang diperoleh dengan metode sokhletasi menggunakan etanol 95. b. Hewan uji adalah tikus putih galur Wistar dengan jenis kelamin betina. c. Kadar timbal darah praperlakuan adalah kadar timbal yang terkandung dalam darah hewan uji pada hari ke-0. d. Kadar timbal darah pascaperlakuan adalah kadar timbal darah hewan uji yang terukur pada hari ke-35 dan ke 40. e. Pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah pemberian Na 2 CaEDTA adalah pemberian ekstrak etanol setelah 2 jam pemberian Na 2 CaEDTA. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

C. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah hewan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus putih betina galur Wistar dengan berat 100 - 150 g dan umur 1,5 - 2 bulan Laboratorium Biofarmasetika Fakultas Farmasi USD, serbuk daun ketela pohon kebun obat Merapi Farma, Kaliurang, Na 2 CaEDTA p.a. Merck, etanol 95 p.a Merck, timbal asetat p.a. Merck, Standar Pb 1000 ppm p.a. Merck, aquadest, larutan saline NaCl 0,9 0,1 N, HNO 3 65 p.a. Merck , HClO 4 37 p.a. Merck, selulosa p.a. Merck, n-butanol p.a. Merck, asam asetat p.a. Merck, AlCl 3 p.a. Merck, FeCl 3 p.a. Merck, rutin p.a. Sigma.

D. Alat Penelian

Alat yang digunakan dalam penelitian adalah seperangkat alat gelas Pyrex, ayakan, sokhlet, kertas saring, oven WTB binder 78352 TuttlingenGermany, bejana pengembang, alat semprot bercak, SpektroskopiUV 254 nm dan 365 nm, neraca Mettler Toledo, spuit injeksi per oral dan intra muskular, eppendorf, bluetype, yellowtype , pipet tetes, pipa kapiler tanpa heparin, hot plate Heidolph MR 2002, mikropipet 200 - 1000µl GILSON Z 64581D, Spektroskopi Serapan Atom Hitachi Z-8000 Polarized Zeeman. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

E. Tata Cara Penelitian

1. Determinasi tanaman

Determinasi dilakukan untuk memastikan kebenaran tanaman daun ketela pohon Manihot utillisima Pohl. dilakukan dengan cara mencocokkan dengan kunci determinasi pada buku Flora untuk Sekolah di Indonesia.

2. Preparasi bahan

a. Pengumpulan, pengeringan daun ketela pohon dan pembuatan serbuk. Bagian tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah bagian daun yang telah dikeringkan. Proses penanaman, pengeringan dan pembuatan serbuk daun dilakukan oleh petugas di Merapi Farma Kaliurang. b. Pembuatan ekstrak etanol daun ketela pohon Ekstrak etanol daun ketela pohon dibuat dengan menimbang 40 gram serbuk daun ketela pohon lalu dimasukkan ke dalam kantong dari kertas saring. Serbuk daun ketela pohon dalam kantong dimasukkan dalam labu sokhlet kemudian diberi pelarut etanol sebanyak 2 kali sirkulasi. Proses sokhletasi dilakukan hingga cairan yang terekstraksi mendekati jernih dengan suhu ± 50-60 C. Timbang cawan porselen kering kemudian ekstrak kental dimasukkan ke dalam cawan yang sudah ditara dilanjutkan penguapan mendekati kering dengan oven pada suhu 50 C Anonim, 1986. Timbang ekstrak kering yang didapat untuk mengetahui rendemen. 100 gram diekstrak yang serbuk berat gram kering ekstrak berat Rendemen × = 9 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI c. Pembuatan larutan ekstrak etanol daun ketela pohon. Larutan ekstrak 6,4 bv dibuat dengan menimbang lebih kurang 6,4 gram ekstrak kering daun ketela pohon kemudian dilarutkan dengan aquadest 100 C sampai 100 ml pada labu ukur 100,0 ml. d. Pembuatan larutan timbal asetat. Larutan timbal asetat 0,004 bv dibuat dengan menimbang lebih kurang 0,004 gram serbuk timbal asetat kemudian ditambah aquadest 100 C sampai 100 ml pada labu ukur 100,0 ml. Timbal asetat PbCH 3 COO 2 .3H 2 O berupa serbuk berwarna putih. Timbal asetat dilarutkan dalam aquadest 100 C Anonim, 1995b hingga diperoleh konsentrasi larutan timbal asetat 0,04 mgL. Menurut Anonim 2008c, reaksi antara timbal asetat dengan air menghasilkan timbal asetat trihidrat 10. PbCH 3 COO 2 + 3 H 2 O PbCH 3 COO 2 . 3H 2 O 10 Aquadest 100 C digunakan untuk melarutkan timbal karena timbal sulit larut dalam air dingin dan air asam, tapi larut dalam asam nitrit, asam asetat dan asam sulfat pekat. Aquadest merupakan pelarut universal yang sifatnya netral dan tidak beracun. e. Pembuatan larutan Na 2 CaEDTA. Larutan Na 2 CaEDTA 151,2 bv dibuat dengan menimbang 151,2 gram serbuk Na 2 CaEDTA kemudian ditambah larutan saline NaCl 0,9 0,1 N sampai 100 ml pada labu ukur 100,0 ml. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3. Uji analisis kualitatif rutin pada daun ketela pohon

Ekstrak kering hasil sokhletasi, ditimbang sebanyak 640 mg lalu ditambahkan etanol 95 hingga volumenya tepat 10 ml. Fase diam : selulosa Fase gerak : n-butanol : asam asetat : air 4 : 1 : 5 vv, fase atas Deteksi : UV 254 nm; 365 nm; uap amonia; AlCl 3 Pembanding : rutin 0,1 bv

4. Penyiapan hewan uji

Penyiapan hewan uji dilakukan dengan cara sepuluh pasang tikus jantan dan betina dikawinkan sehingga bunting. Setelah dua puluh hari masa organogenesis dan dilahirkan, anak tikus yang berumur tiga minggu dipisahkan dari induknya. Tikus betina yang berumur 6-8 minggu dipilih sebagai hewan uji. Persiapan hewan uji dilakukan beberapa bulan sebelum penelitian agar bisa mengendalikan variabel pengacau, seperti asupan makanan dan minuman selalu dikendalikan dan yang lebih penting lagi umur dari hewan uji benar – benar dapat dipastikan. Dalam penelitian ini asupan makanan yang diberikan adalah pelet tipe BR2 dengan pemberian 10 ghariekor sedangkan untuk minuman diberi aquadest yang selalu baru setiap harinya. Hewan uji yang digunakan adalah yang berjenis kelamin betina. Kemudian dipelihara hingga tikus yang dipilih telah siap untuk dijadikan hewan uji dalam penelitian ini baik dari segi umur dan juga berat badannya. Penge ndalian hewan uji PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI ini diharapkan mapu mengurangi variabel pengacau yng berasal dari hewan uji dan lingkungan.

5. Optimasi lama pemejanan timbal yang mencapai kadar toksik yang

membutuhkan terapi khelasi Optimasi lama pemejanan ini dilakukan pada 8 ekor tik us. Dosis timbal yang dipejankan adalah 0,5 gkgBBoralharitikus Hariono, 2005. Center for Disease Control CDC menyarankan penggunaan terapi khelasi jika kadar timbal dalam darah 0,70 ppm. Menurut Hariono 2005, kadar timbal darah ya ng membutuhkan terapi khelasi dicapai pada hari ke-30 0,75 ppm. Menurut Wahyunengsih, Fedilia, Astoro, Putri 2007, kadar toksik yang membutuhkan khelasi dicapai pada hari ke-40. Hasil pengukuran dapat dilihat pada lampiran 8. 6. Pengelompokan dan perlakuan hewan uji Hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok tiap kelompok terdiri dari 7 ekor hewan uji. Kelompok I : kontrol negatif aquadest Kelompok II : kontrol positif timbal Kelompok III : timbal-Na 2 CaEDTA Kelompok IV : perlakuan timbal-Na 2 CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon Kelompok I merupakan kelompok kontrol negatif. Kontrol negatif adalah larutan pensuspensi yang digunakan untuk melarutkan ekstrak etanol daun ketela pohon yang akan dipejankan pada hewan uji. Dalam penelitian ini menggunakan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI aquadest. Pemilihan aquadest dikarenakan senyawa baik timbal maupun rutin mempunyai kelarutan yang baik dalam aquadest. Selain itu, aquadest merupakan pelarut yang aman bagi hewan uji. Kelompok II merupakan kelompok kontrol timbal. Hewan uji pada kelompok perlakuan ini dipejankan timbal asetat dengan dosis 0,5 gkgBBhari secara per oral Hariono, 2005 selama 30 hari dengan volume pemberian disesuaikan dengan berat badan tiap hewan uji. Kelompok III dapat berfungsi sebagai kontrol terhadap kelompok timbal- Na 2 CaEDTA dilanjutkan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon tetapi juga dapat berfungsi sebagai perlakuan terhadap kontrol negatif dan kontrol positif. Pada hari ke-31 hingga hari ke-40 diberi antiracun Na 2 CaEDTA. Pemberian Na 2 CaEDTA dengan dosis 189 mgkg BB secara intra muskular Katzung, 2004 dimaksudkan untuk melihat apakah Na 2 CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dalam darah sesuai dengan literatur. Kelompok perlakuan IV yaitu kelompok perlakuan timbal-Na 2 CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol daun ketela pohon. Pada kelompok ini, setelah dua jam pemberian Na 2 CaEDTA hewan uji dipejankan ekstrak etanol daun ketela pohon dengan dosis 800 mgkg BB secara per oral Adimunca, 1998. Pada dosis 800 mgkg BB secara per oral menunjukkan kemampuan menghambat kerusakan sel hati. Hati merupakan tempat terjadinya detoksifikasi racun. Timbal merupakan logam yang tidak dibutuhkan oleh tubuh yang merupakan racun. Kemampuan ekstrak etanol dosis 800 mgkg BB secara per oral dalam menghambat kerusakan sel hati diharapkan juga PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI dapat membantu penawarracunan timbal. Waktu antara pemberian Na 2 CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon dijeda selama 2 jam berdasarkan t ½ eliminasi Na 2 CaEDTA yaitu 2 jam. Dengan membandingkan kadar timbal dalam darah antar kelompok, maka dapat diamati apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon setelah Na 2 CaEDTA efektif dalam menurunkan kadar timbal dalam darah hewan uji.

7. Penanganan hewan uji

Larutan timbal asetat dosis 0,5 gkgBBhari secara per oral diberikan ke hewan uji kelompok kontrol dan perlakuan timbal selama 30 hari. Antiracun Na 2 CaEDTA diberikan pada hari ke-31 sampai 40 dengan dosis 189 mgkg BB tikus secara intra muskular. Setelah dua jam pemberian Na 2 CaEDTA, ekstrak etanol daun ketela pohon dengan dosis 800 mgkgBB tikus diberikan secara per oral pada hari ke- 31 sampai 40. 8. Pengukuran kadar timbal darah dengan Spektroskopi Serapan Atom a. Preparasi sampel. Darah tikus diambil dari sinus orbitalis mata, ditampung dalam effendrof, kemudian ditimbang. Sampel didestruksi dengan HNO 3 p 10-15 ml dan HClO 4 0,5 ml hingga jernih dan tidak berasap kuning. Didinginkan dan volumenya ditepatkan menjadi 10 ml. Sampel aquadest, air minum, dan pakan tikus juga diukur kadar timbalnya. Berat sampel darah yang diambil dari sinus orbitalis mata harus lebih dari 0,5 gram karena kadar timbal dalam darah sangat kecil sehingga diperlukan berat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI sampel yang cukup banyak untuk dapat terukur. Destruksi sampel darah berdasarkan metode kimia basah wet chemical method. Efektifitas metode ini dilihat dari kemampuan oksidasinya yang bergantung pada penambahan asam dan temperatur maksimal, sesuai titik didih asam yang digunakan. HNO 3 pekat akan melarutkan timbal menjadi timbal nitrat yang dapat larut. Kekuatan oksidasinya meningkat dengan penambahan perklorat dan peningkatan suhu serta tekanan saat proses digesti. HClO 4 pekat 60-72 akan menguraikan senyawa organik dalam suhu tinggi Walter, Chalk, and Kingston, 1998. Campuran HClO 4 dan HNO 3 digunakan untuk mengontrol proses digesti senyawa organik karena reaktivitas HClO 4 yang besar dapat meledak. Jika dicampur dengan HClO 4 , HNO 3 akan melarutkan timbal. Jika temperaturnya dinaikkan, HClO 4 akan menyempurnakan penguraian senyawa yang tidak dapat terurai oleh HNO 3 . Penambahan pereaksi HNO 3 p dan HClO 4 pada sampel darah akan menghasilkan garam Pb 2+ yang mudah larut dan lepas dari ikatannya dengan protein darah. Reaksinya adalah sebagai berikut: 3 Pb + 8 HNO 3 3 Pb 2+ + 6 NO 3 + 2 NO + 4 H 2 O 11 Vogel, 1979 Sampel dipanaskan hingga jernih, tidak berasap kuning, dan hampir mendekati kering untuk menguapkan pereaksi-pereaksi tersebut. Tujuan filtrasi sampel hasil destruksi adalah untuk menghilangkan endapan yang terbentuk selama PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI proses destruksi terjadi. Selain itu, larutan sampel harus dalam keadaan jernih sebab kejernihan menjadi tanda bahwa seluruh material organik sudah terdestruksi. b. Pengaturan spektroskopi serapan atom SSA. Pengaturan SSA untuk pengaturan kadar timbal adalah sebagai berikut : Sumber cahaya : lampu hollow cathode timbal Arus lampu : 7,5 mA Panjang gelombang : 283,3 nm Celah : 1,3 nm Pengatom : standar burner Oksidan : udara Tekanan oksidan : 1,60 kgcm 2 99,5lmenit Bahan bakar : C 2 H 2 Tekanan bahan bakar : 0,30 kgcm 2 2,3 Lmenit Tinggi burner : 7,5 mm c. Pembuatan kurva baku 1 Pembuatan larutan baku timbal Larutan standar timbal 1000 ppm diambil sebanyak 1 ml kemudian ditambah aquadest hingga volumenya tepat 10 ml. Dari larutan ini, dibuat seri larutan baku dengan konsentrasi 0,5 ppm, 1 ppm, 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, dan 8 ppm. 2 Pembuatan kurva baku timbal Kurva baku dibuat dengan mengukur nilai serapan seri kadar larutan baku timbal pada ? 283,3 nm menggunakan SSA. Nilai serapan dan kadar dibuat PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI persamaan regresi linear sehingga diperoleh persamaan Y= bX + a Y: nilai serapan; X: kadar senyawa mgL; b: slope persamaan; a: intersept. d. Penentuan kadar timbal darah kelompok perlakuan Nilai serapan dan mean konsentrasi yang diperoleh ppm dihitung dengan rumus 12 sehingga diperoleh kadar timbal dalam sampel. n pengencera faktor gram berat volume blanko ppm - sampel larutan ppm ppm Pb Kadar × = 12 Anonim, 1980

F. Analisis Hasil

Pada penelitian ini, H dapat dirumuskan tidak adanya perbedaan kadar timbal antara kelompok yang diberi ekstrak etanol daun ketela pohon dengan kelompok tanpa ekstrak etanol daun ketela pohon. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui pola sebaran data. Jika p 0,05 berarti sebaran data normal sehingga dilanjutkan dengan uji parametrik tetapi jika data tidak normal maka dilanjutkan dengan uji nonparametrik, misalnya dengan uji Kruskal Wallis. Uji Kruskal Wallis untuk mengetahui adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Jika p 0,05 berarti paling tidak terdapat perbedaan kadar timbal antara dua kelompok. Uji Mann Whitney untuk mengetahui kelompok perlakuan yang berbeda. Jika p 0,05 berarti paling tidak terdapat perbedaan kadar timbal antara dua kelompok yang dibandingkan. Uji Friedman dan Wilcoxon untuk mengetahui perbedaan kadar timbal pada hari yang berbeda pada tiap kelompok perlakuan. Jika p 0,05 berarti terdapat perbedaan hasil pengukuran kadar timbal. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui kebenaran tanaman yang digunakan pada penelitian. Determinasi dilakukan oleh Bapak Mujitomo dengan mengacu pada Flora untuk Sekolah Indonesia. Hasil determinasi tanaman tersebut adalah sebagai berikut : 1b-2b-3b-4b-6b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15b-197a-198b- 200b-201b-202b-203b-204b-205b-206b-207aEuphorbiaceae-1b-3a-4b-5b-7a-8a- 6Manihot-Manihot utillissima Pohl. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman tersebut adalah ketela pohon Manihot utillissima Pohl.

B. Ekstraksi

Ekstrak cair ya ng diperoleh, disaring lalu diuapkan pelarutnya untuk mendapatkan ekstrak kental. Penguapan pelarut bertujuan untuk memperoleh zat aktif dengan konsentrasi tinggi. Ekstrak kental yang diperoleh digunakan untuk mengetahui rendemen yang dihasilkan, Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal. Data perolehan rendemen dapat dilihat pada Tabel IV. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Dokumen yang terkait

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Ekspresi COX-2 setelah pemberian ekstrak etanolik kulit manggis (Garcinia mangsotana Linn) pada tikus wistar

0 3 8

Formulasi tablet hisap ekstrak etanol gambir (uncaria gambir roxb) dengan variasi konsentrasi polyvinyil pyrrolidone (PVP) sebagai peningkat dan pengaruhya terhadap kadar CD4 dalam darah

7 34 113

Efek pemberian ekstrak nigella sativa terhadap kadar glukosa darah dan kolesterol pada tikus diabetes mellitus yang diinduksi dengan streptozotocin

3 7 62

Uji Efek ekstra etanol daun sirih (piper betle L) terhadap penurunan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang diinduksi kafeina

8 113 84

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Pengaruh konsentrasi pelarut terhadap aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata Linn) dengan metode peredaman radikal bebas DPPH

5 30 63

Pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (orthosiphon stamineus benth) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol

3 20 92

Pengaruh jus buah delima (Punica granatum) terhadap kadar kolesterol ldl darah tikus putih (Rattus norvegicus

0 2 55