3. Uji analisis kualitatif rutin pada daun ketela pohon
Ekstrak kering hasil sokhletasi, ditimbang sebanyak 640 mg lalu ditambahkan etanol 95 hingga volumenya tepat 10 ml.
Fase diam : selulosa
Fase gerak : n-butanol : asam asetat : air 4 : 1 : 5 vv, fase atas
Deteksi : UV 254 nm; 365 nm; uap amonia; AlCl
3
Pembanding : rutin 0,1 bv
4. Penyiapan hewan uji
Penyiapan hewan uji dilakukan dengan cara sepuluh pasang tikus jantan dan betina dikawinkan sehingga bunting. Setelah dua puluh hari masa organogenesis dan
dilahirkan, anak tikus yang berumur tiga minggu dipisahkan dari induknya. Tikus betina yang berumur 6-8 minggu dipilih sebagai hewan uji.
Persiapan hewan uji dilakukan beberapa bulan sebelum penelitian agar bisa mengendalikan variabel pengacau, seperti asupan makanan dan minuman selalu
dikendalikan dan yang lebih penting lagi umur dari hewan uji benar – benar dapat dipastikan. Dalam penelitian ini asupan makanan yang diberikan adalah pelet tipe
BR2 dengan pemberian 10 ghariekor sedangkan untuk minuman diberi aquadest yang selalu baru setiap harinya.
Hewan uji yang digunakan adalah yang berjenis kelamin betina. Kemudian dipelihara hingga tikus yang dipilih telah siap untuk dijadikan hewan uji dalam
penelitian ini baik dari segi umur dan juga berat badannya. Penge ndalian hewan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ini diharapkan mapu mengurangi variabel pengacau yng berasal dari hewan uji dan lingkungan.
5. Optimasi lama pemejanan timbal yang mencapai kadar toksik yang
membutuhkan terapi khelasi
Optimasi lama pemejanan ini dilakukan pada 8 ekor tik us. Dosis timbal yang dipejankan adalah 0,5 gkgBBoralharitikus Hariono, 2005. Center for
Disease Control CDC menyarankan penggunaan terapi khelasi jika kadar timbal
dalam darah 0,70 ppm. Menurut Hariono 2005, kadar timbal darah ya ng membutuhkan terapi khelasi dicapai pada hari ke-30 0,75 ppm. Menurut
Wahyunengsih, Fedilia, Astoro, Putri 2007, kadar toksik yang membutuhkan
khelasi dicapai pada hari ke-40. Hasil pengukuran dapat dilihat pada lampiran 8. 6.
Pengelompokan dan perlakuan hewan uji
Hewan uji dibagi menjadi 4 kelompok tiap kelompok terdiri dari 7 ekor
hewan uji.
Kelompok I : kontrol negatif aquadest Kelompok II : kontrol positif timbal
Kelompok III : timbal-Na
2
CaEDTA Kelompok IV : perlakuan timbal-Na
2
CaEDTA dilanjutkan dengan ekstrak etanol daun ketela pohon
Kelompok I merupakan kelompok kontrol negatif. Kontrol negatif adalah larutan pensuspensi yang digunakan untuk melarutkan ekstrak etanol daun ketela
pohon yang akan dipejankan pada hewan uji. Dalam penelitian ini menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
aquadest. Pemilihan aquadest dikarenakan senyawa baik timbal maupun rutin mempunyai kelarutan yang baik dalam aquadest. Selain itu, aquadest merupakan
pelarut yang aman bagi hewan uji. Kelompok II merupakan kelompok kontrol timbal. Hewan uji pada
kelompok perlakuan ini dipejankan timbal asetat dengan dosis 0,5 gkgBBhari secara per oral Hariono, 2005 selama 30 hari dengan volume pemberian disesuaikan
dengan berat badan tiap hewan uji. Kelompok III dapat berfungsi sebagai kontrol terhadap kelompok timbal-
Na
2
CaEDTA dilanjutkan pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon tetapi juga dapat berfungsi sebagai perlakuan terhadap kontrol negatif dan kontrol positif. Pada
hari ke-31 hingga hari ke-40 diberi antiracun Na
2
CaEDTA. Pemberian Na
2
CaEDTA dengan dosis 189 mgkg BB secara intra muskular Katzung, 2004 dimaksudkan
untuk melihat apakah Na
2
CaEDTA dapat menurunkan kadar timbal dalam darah sesuai dengan literatur.
Kelompok perlakuan IV yaitu kelompok perlakuan timbal-Na
2
CaEDTA dilanjutkan ekstrak etanol daun ketela pohon. Pada kelompok ini, setelah dua jam
pemberian Na
2
CaEDTA hewan uji dipejankan ekstrak etanol daun ketela pohon dengan dosis 800 mgkg BB secara per oral Adimunca, 1998. Pada dosis 800 mgkg
BB secara per oral menunjukkan kemampuan menghambat kerusakan sel hati. Hati merupakan tempat terjadinya detoksifikasi racun. Timbal merupakan logam yang
tidak dibutuhkan oleh tubuh yang merupakan racun. Kemampuan ekstrak etanol dosis 800 mgkg BB secara per oral dalam menghambat kerusakan sel hati diharapkan juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dapat membantu penawarracunan timbal. Waktu antara pemberian Na
2
CaEDTA dan ekstrak etanol daun ketela pohon dijeda selama 2 jam berdasarkan t ½ eliminasi
Na
2
CaEDTA yaitu 2 jam. Dengan membandingkan kadar timbal dalam darah antar kelompok, maka dapat diamati apakah pemberian ekstrak etanol daun ketela pohon
setelah Na
2
CaEDTA efektif dalam menurunkan kadar timbal dalam darah hewan uji.
7. Penanganan hewan uji