B. Terapi Antiracun
Terapi antiracun adalah tata cara yang secara khusus ditujukan untuk membatasi intensitas kekuatan efek toksik zat kimia atau menyembuhkan efek
toksik yang ditimbulkannya sehingga bermanfaat dalam mencegah timbulnya bahaya lebih lanjut. Berarti sasaran terapi antiracun adalah pengurangan intensitas efek toksik
Donatus, 1997. Strategi penatalaksanaan terapi antiracun dapat dilakukan dengan cara :
a. penghambatan keefektifan absorpsi bahan berbahaya b. penghambatan keefektifan distribusi bahan berbahaya
c. peningkatan keefektifan metabolisme dan ekskresi eliminasi bahan berbahaya terkait Donatus, 1997.
Terapi khelasi dapat menggunakan succimer atau kalsium disodium edetat, dengan atau tanpa dimerkaprol. Agen pengkhelat dapat digunakan untuk mengikat
timbal menjadi bentuk yang dapat diekskresikan. Khelat diindikasikan untuk dewasa dengan gejala keracunan ditambah kadar Pb darah 0,7 ppm, dan anak dengan
encephalopathy atau kadar Pb darahnya 0,45 ppm 2,17 mmolL Anonim,
2005a.
C. Na
2
CaEDTA Disodium Kalsium Edetat
Na
2
CaEDTA merupakan garam kompleks kalsium-dinatrium etilen
diamintetrSSAetat, digunakan untuk terapi keracunan kadmium, emas, dan terutama keracunan timbal. Mutschler, 1991.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Na O
C O
C H
2
N H
2
C C
O Ca
O C
CH
2
N O
H
2
C C
H
2
H
2
C C
O O
Na O
Gambar 3. Struktur Natrium-Kalsiumedetat Katzung, 2004
1. Farmakokinetika Na
2
CaEDTA
Absorpsi Na
2
CaEDTA buruk pada saluran gastrointestinal. Absorpsinya yang buruk setelah pemberian secara oral karena terjadi peruraian khelat kalsium
pada pH lambung yang rendah Dollery, 1999. Seluruh Na
2
CaEDTA ditemukan dalam plasma darah. Na
2
CaEDTA tidak memenetrasi sel dan terdistribusi terutama dalam cairan ekstraseluler. Hanya sekitar 5 konsentrasi plasma yang ditemukan
dalam cairan spinal Anonim, 2004b. Na
2
CaEDTA tidak dimetabolisme dan akan diekskresi dalam bentuk utuh di dalam urin. Waktu paruh Na
2
CaEDTA adalah 20-60 menit. Sekitar 50 terekskresi dalam waktu 1 jam dan lebih dari 95 akan terekskresi dalam 24 jam Anonim,
2008a.
2. Indikasi
Natrium kalsiumedetat digunakan untuk menurunkan konsentrasi timbal dalam darah dan meningkatkan ekskresi timbal lewat urin pada individu dengan
simptomatik intoksikasi timbal dan juga pada individu asimptomatik intoksikasi timbal. Meskipun pengalaman klinis terkait dengan natrium kalsiumedetat dalam
menyembuhkan gejala khususnya kolik akibat timbal dan juga dapat menurunkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mortalitas, kontrol klinis tentang efikasinya masih kurang, dan rekomendasi perawatan telah sering diberikan secara empiris Olson, 2006.
3. Kontraindikasi
Sejak natrium kalsiumedetat meningkatkan ekskresi timbal melalui ginjal, anuria merupakan kontraindikasinya. Dengan pengurangan dosis dan perhatian yang
seksama pada pasien dengan disfungsi renal dapat menyebabkan akumulasi natrium kalsiumedetat yang dapat meningkatkan resiko nefrophati Olson, 2006.
4. Dosis dan cara pemberian
Keracunan timbal dengan ensefalophati, atau blood lead level BLL lebih besar dari 0,75 diberikan natrium kalsiumedetat pada dosis 1500 mgm
2
hari 30mgkg dalam 2-3 dosis terbagi setiap 8-12 jam secara intra muskular atau secara
kontinus infusi intra venadilarutkan dari 2-4 mgml dalam 5 dextrose atau dalam larutan saline. Pemberian biasanya berlanjut selama 5 hari. Keracunan timbal
simptomatik tanpa ensefalophati, dan BLL 0,5-1 ppm. Diberikan natrium kalsiumedetat pada dosis 1000-1500 mgm
2
hari 20-30 mgkg pada 2-3 dosis terbagi secara intra muskular atau secara kontinus infusi intra vena dilarutkan dari 2-
4 mgml selama 3-5 hari. Terapi natrium kalsiumedetat secara oral tidak direkomendasikan untuk pencegahan atau perawatan keracunan timbal, karena
dimungkinkan adanya peningkatan absorpsi timbal dari saluran gastro intestinal Olson, 2006.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Efek samping
a. Nefrotoksik misal : nekrosis akut tubular, proteinuria, hematuria mungkin dapat dikurangi dengan minum yang mencukupi, adanya aliran urin yang mencukupi,
mencegah dosis yang berlebih, dan pembatasan pemberian selama 5 hari atau kurang.
b. Individu dengan intoksikasi timbal ensefalophati, kecepatan atau volume infusi yang tinggi dapat meningkatkan tekanan intrakranial. Dalam kasus ini,
penggunaan injeksi intra muskular atau vo lume yang lebih rendah, infusi intra venayang dengan konsentrasi yang lebih tinggi, lebih dianjurkan.
c. Nyeri lokal dapat terjadi saat pemberian injeksi intra muskular lidokain 1ml lidokain 1 untuk setiap ml konsentrasi natrium kalsiumedetat bisa ditambahkan
untuk mengurangi ketidaknyamanan. d. Kelalaian penggunaan natrium kalsiumedetat dapat menyebabkan hipokalemia
yang serius. e. Penggunaan untuk kehamilan tidak direkomendasikan. Keamanan dari natrium
kalsiumedetat untuk kehamilan belum ditetapkan. Malformasi dari janin dengan dosis yang tinggi telah dilaporkan dari percobaan pada hewan Olson, 2006.
6. Mekanisme kerja
Na
2
CaEDTA berikatan dengan ion logam polivalen pada pH cairan tubuh, membentuk komplek atau khelat tidak terion yang larut air dan lebih stabil Dollery,
1999. Kalsium pada Na
2
CaEDTA digantikan oleh timbal dan membentuk molekul yang lebih stabil, kurang toksik sehingga mudah melalui ginjal Mutschler, 1991.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Na
2
CaEDTA akan mengkhelat logam yang terdapat pada kompartemen ekstraselular. Khelat yang terbentuk diekskresikan melalui ginjal dan timbal dapat dihilangkan dari
plasma, saluran gastrointestinal, jaringan lunak, dan lapisan tulang Dollery, 1999. Bentuk kalsium-sodium sangat efektif mengkhelat logam karena tidak menurunkan
pH darah ke level yang dapat menghambat aksi pengikatan Anonim, 2007d. Obat ini diberikan sebagai suatu garam kalsium dinatrium untuk mencegah kekurangan
kalsium yang secara potensial membahayakan jiwa Katzung, 2004. Sumber utama timbal yang akan dikhela t oleh Na
2
CaEDTA adalah dari tulang. Timbal pada jaringan lunak akan terdistribusi kembali ke tulang jika terapi
khelasi dihentikan Anonim, 2008a.
Na O
C O
C H
2
N H
2
C C
O Ca
O C
CH
2
N O
H
2
C C
H
2
H
2
C C
O O
Na O
+ Pb
2+
+ Ca
2 +
Na O
C O
C H
2
N H
2
C C
O Pb
O C
CH
2
N O
H
2
C C
H
2
H
2
C C
O O
Na O
Na
2
CaEDTA Kompleks Na
2
CaEDTA dan timbal
Gambar 4. Reaksi pengkhelatan timbal 2
+
oleh Na
2
CaEDTA Katzung, 2004
D. Ketela Pohon Manihot utillisima Pohl.
1. Keterangan botani
Ketela pohon Manihot utillisima Pohl. merupakan tanaman yang berasal dari familia Euphorbiaceae, genus Manihot dan spesies Manihot utillisima Pohl. van
Steenis, 1992. Ketela pohon Manihot utillisima Pohl. mempunyai beberapa nama daerah diantaranya adalah ketela pohon, ubi kayu, ubi singkong, kaspe Indonesia;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
budin, kasapen, kasawe, kaspa Jawa Tengah; ubi kayu, sampeu, capeu, huwi dangdeur, huwi jendral, balandong Sunda; ketila, ubi kayu, gadung hau of garung
kau Sumatera; batata kayu Sulawesi; ubi prancis Maluku; peti kayu Kalimantan; nota, amberpone, timuria Irian; cassava Inggris.
2. Uraian tanaman
Perdu yang tidak bercabang atau bercabang sedikit, tinggi 2-7 meter. Batang dengan tanda berkas daun yang bertonjolan. Umbi akar besar, memanjang, dengan
kulit berwarna coklat suram. Tangkai daun 6-35 cm, helaian daun menjari 3-9, tepi daun rata, dengan taju yang bentuknya berbeda. Daun penumpu kecil, rontok. Bunga
dalam tandan yang tidak rapat, 3-5 tandan terkumpul dalam ujung batang, pada pangkal dengan bunga betina, lebih atas dengan bunga jantan. Tenda bunga tunggal,
panjang 1 cm. Bunga jantan : bentuk lonceng, bertaju 5, benangsari 10, berseling panjang pendek. Bunga betina : tenda bunga berbagi 5, bakal buah dikelilingi oleh
tonjolan penebalan dasar bunga yang kuning, berbentuk cincin, tangkai putik bersatu, sangat pendek. Buah bentuk bola telur, dengan 6 papan yang membujur. Biji dengan
alat tambahan yang berlekuk pada pangkalnya van Steenis, 1992.
3. Ekologi dan penyebaran
Jenis singkong Manihot utillisima Pohl. pertama kali dikenal di Amerika Selatan kemudian dikembangkan pada masa pra-sejarah di Brasil dan Paraguay.
Tersebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Merupakan tanaman tahunan di daerah tropis dan subtropis van Steenis, 1992.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4. Kandungan kimia
Daun ketela pohon mengandung per 100 gram : Vitamin A 11000 SI, Vitamin C 275 mg, Vitamin B1 0,12 mg, Kalsium 165 mg, Kalori 73 kal,
Fosfor 54 mg, Protein 6,8 gram, Lemak 1,2 gram, Hidrat arang 13 gram serta Zat besi 2 mg Anonim, 2005b. Selain itu, daun ketela pohon juga mengandung rutin
Hartari, 1997.
5. Khasiat dan kegunaan
Daun ketela pohon yang ditumbuk dapat dipergunakan sebagai obat kompres pada sakit kepala dan demam van Steenis, 1992 sedangkan dalam pengobatan
tradisional, daun ketela pohon Manihot utillisima Pohl. digunakan sebagai obat rematik, demam, sakit kapala, diare, mata sering kabur serta sebagai penambah nafsu
makan Anonim, 2005b.
6. Efek farmakologi
Khasiat rutin terhadap pertumbuhan kanker pada tikus putih diteliti oleh Adimunca 1998. Pertumbuhan kanker ditinjau dari parameter bilirubin, SGPT,
SGOT yang merupakan fungsi hati serta kreatin untuk fungsi ginjal. Pemberian ekstrak daun singkong dengan dosis 800 dan 1000 mgkgBB tikus menunjukkan
kemampuan menghambat kerusakan sel hati. Hartari 1997 telah menguji aktivitas rutin dari daun ketela pohon Manihot
utillisima Pohl., Euphorbiaceae sebagai antiagregasi platelet yang dilakukan dengan
cara turbidimetri. Hasil menunjukkan bahwa rutin yang diperoleh mempunyai aktivitas sebagai antiagregasi platelet.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Simplisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan
yang telah dikeringkan. Pengeringan simplisia dilakukan di udara yang terlindung dari sinar matahari langsung. Pembuatan serbuk simplisia dilakukan dengan cara
membersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau dengan cara yang sesuai, keringkan pada suhu yang sesuai, haluskan,
ayak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan menjadi serbuk 418 Anonim, 1989.
Simplisia dibedakan simplisia nabati, simplisia hewani, simplisia pelican mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan atau isi sel yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni. Simplisia tersebut merupakan produk hasil pertanian tumbuhan obat setelah
melalui proses pasca panen dan proses preparasi secara sederhana menjadi bentuk produk kefarmasian yang siap dipakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh
sebelum diminum jamu, untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan infus dan diproses untuk dijadikan produk sediaan farmasi Anonim, 2000.
F. Ekstrak