Ekstrak Sokhletasi PENELAAHAN PUSTAKA

E. Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa bahan yang telah dikeringkan. Pengeringan simplisia dilakukan di udara yang terlindung dari sinar matahari langsung. Pembuatan serbuk simplisia dilakukan dengan cara membersihkan simplisia dari bahan organik asing dan pengotoran lain secara mekanik atau dengan cara yang sesuai, keringkan pada suhu yang sesuai, haluskan, ayak. Kecuali dinyatakan lain, seluruh simplisia harus dihaluskan menjadi serbuk 418 Anonim, 1989. Simplisia dibedakan simplisia nabati, simplisia hewani, simplisia pelican mineral. Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni. Simplisia tersebut merupakan produk hasil pertanian tumbuhan obat setelah melalui proses pasca panen dan proses preparasi secara sederhana menjadi bentuk produk kefarmasian yang siap dipakai dalam bentuk serbuk halus untuk diseduh sebelum diminum jamu, untuk dicacah dan digodok sebagai jamu godokan infus dan diproses untuk dijadikan produk sediaan farmasi Anonim, 2000.

F. Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Anonim, 2000. Cairan pelarut dalam proses pembuatan ekstrak adalah pelarut yang baik optimal untuk senyawa kandungan yang berkhasiat atau yang aktif, dengan demikian senyawa tersebut dapat terpisahkan dari bahan dan dari senyawa kandungan kimia lainnya, serta ekstrak hanya mengandung sebagian besar senyawa kandungan yang diinginkan. Dalam hal ekstrak total, maka cairan pelarut dipilih yang melarutkan hampir semua metabolit sekunder yang terkandung. Faktor utama untuk pertimbangan pada pemilihan cairan penyari adalah selektivitas, kemudahan bekerja dan proses dengan cairan tersebut, ekonomis, ramah lingkungan dan keamanan Sampai saat ini berlaku aturan bahwa pelarut yang diperbolehkan adalah air dan alkohol etanol serta campurannya. Jenis pelarut lain seperti metanol, heksana, toluen, kloroform, aseton, umumnya digunakan sebagai pelarut untuk tahap separasi dan tahap pemurnian fraksinasi. Khusus metanol dihindari penggunaannya karena sifatnya yang toksik akut dan kronik, namun demikian jika dalam uji ada sisa pelarut dalam ekstrak menunjukkan negatif, maka metanol sebenarnya pelarut yang lebih baik dari etanol Anonim, 2000.

G. Sokhletasi

Penyarian dengan alat sokhlet merupakan cara penyarian yang menggabungkan dua proses sekaligus, yaitu proses untuk menghasilkan ekstrak cair dan proses penguapan, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih pekat Anonim, 1986. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Prinsip penyarian dengan alat sokhlet adalah sebagai berikut : Serbuk simplisia yang dibungkus dengan kertas saring dimasukkan ke dalam tabung, cairan penyari diisikan ke dalam tabung sampai dua kali sirkulasi. Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih. Uap cairan penyari naik ke atas melalu pipa samping, kemudian diembunkan kembali melalui pendingin tegak. Cairan turun ke labu melalui tabung yang berisi serbuk simplisia. Cairan penyari sambil turun melarutkan zat aktif serbuk. Karena adanya sifon, maka setelah cairan penyari mencapai permukaan sifon, seluruh cairan akan kembali ke labu. Cara ini lebih menguntungkan karena uap panas tidak melalui serbuk simplisia, tetapi melalui pipa samping Anonim, 1986. Keuntungan penyarian dengan sokhlet adalah : 1. cairan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara langsung diperoleh hasil yang pekat. 2. serbuk simplisia disari oleh cairan penyari yang murni sehingga dapat menyari zat aktif lebih banyak. 3. penyarian dapat diteruskan sesuai dengan keperluan tanpa menambah volume cairan penyari Anonim, 1986. Kerugian cara penyarian dengan sokhlet : 1. larutan dipanaskan terus menerus sehingga zat aktif yang tidak tahan pemanasan kurang cocok. 2. cairan penyari dididihkan terus menerus sehingga cairan yang baik harus murni atau campuran azeotrop Anonim, 1986 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

H. Rutin

Dokumen yang terkait

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Ekspresi COX-2 setelah pemberian ekstrak etanolik kulit manggis (Garcinia mangsotana Linn) pada tikus wistar

0 3 8

Formulasi tablet hisap ekstrak etanol gambir (uncaria gambir roxb) dengan variasi konsentrasi polyvinyil pyrrolidone (PVP) sebagai peningkat dan pengaruhya terhadap kadar CD4 dalam darah

7 34 113

Efek pemberian ekstrak nigella sativa terhadap kadar glukosa darah dan kolesterol pada tikus diabetes mellitus yang diinduksi dengan streptozotocin

3 7 62

Uji Efek ekstra etanol daun sirih (piper betle L) terhadap penurunan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang diinduksi kafeina

8 113 84

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Pengaruh konsentrasi pelarut terhadap aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata Linn) dengan metode peredaman radikal bebas DPPH

5 30 63

Pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (orthosiphon stamineus benth) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol

3 20 92

Pengaruh jus buah delima (Punica granatum) terhadap kadar kolesterol ldl darah tikus putih (Rattus norvegicus

0 2 55