Determinasi Tanaman Ekstraksi Penentuan Senyawa Rutin Secara Kualitatif Dengan KLT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Determinasi Tanaman

Determinasi tanaman dilakukan untuk mengetahui kebenaran tanaman yang digunakan pada penelitian. Determinasi dilakukan oleh Bapak Mujitomo dengan mengacu pada Flora untuk Sekolah Indonesia. Hasil determinasi tanaman tersebut adalah sebagai berikut : 1b-2b-3b-4b-6b-9b-10b-11b-12b-13b-14a-15b-197a-198b- 200b-201b-202b-203b-204b-205b-206b-207aEuphorbiaceae-1b-3a-4b-5b-7a-8a- 6Manihot-Manihot utillissima Pohl. Hasil determinasi menunjukkan bahwa tanaman tersebut adalah ketela pohon Manihot utillissima Pohl.

B. Ekstraksi

Ekstrak cair ya ng diperoleh, disaring lalu diuapkan pelarutnya untuk mendapatkan ekstrak kental. Penguapan pelarut bertujuan untuk memperoleh zat aktif dengan konsentrasi tinggi. Ekstrak kental yang diperoleh digunakan untuk mengetahui rendemen yang dihasilkan, Rendemen adalah perbandingan antara ekstrak yang diperoleh dengan simplisia awal. Data perolehan rendemen dapat dilihat pada Tabel IV. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Tabel IV. Persentase rendemen ekstrak etanol daun ketela pohon Berat serbuk gram Berat ekstrak kental gram Rendemen SD x ± Replikasi I 40 6,70 16,75 Replikasi II 40 6,60 16,50 Replikasi III 40 6,65 16,63 16,63 ± 0,13 Dari 40 gram serbuk maka diperoleh persentase rata-rata rendemen sebesar 16,63 dengan SD 0,13. Nilai SD yang kecil menunjukkan bahwa dari tiga kali replikasi diperoleh rendemen yang jumlahnya hampir sama. Ekstrak yang sudah pekat inilah yang akan digunakan dalam penelitian.

C. Penentuan Senyawa Rutin Secara Kualitatif Dengan KLT

Rutin termasuk dalam golongan flavonoid yaitu glikosida flavonol yang terdiri dari kuersetin dan disakarida rutinosa rhamnosa dan glukosa. Flavonoid bersifat larut dalam pelarut polar. Polaritas flavonoid karena adanya senyawa gula yang terikat pada aglikon, sedangkan aglikon yang kurang polar mudah larut dalam pelarut yang kurang polar. Untuk dapat memisahkan senyawa glikon dan aglikon dari senyawa flavonoid harus dipilih fase gerak yang mempunyai gugus fungsi yang dapat berikatan dengan gugus polar dan gugus non polar yaitu campuran n-butanol-asam asetat-air 4:1:5 vv, fase atas Markham, 1988. Fase atas digunakan karena pada fase atas terdiri dari n-butanol yang terjenuhi asam asetat dan air yang tidak terlalu polar sehingga sesuai untuk flavonoid. Fase bawah tidak digunakan karena terdiri dari asam asetat dan air yang terjenuhi n-butanol sehingga mempunyai sifat yang lebih polar daripada fase atas. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI Fase diam yang digunakan adalah selulosa. Hal ini dikarenakan apabila digunakan fase diam silika gel, maka flavonoida tersebut akan membentuk ikatan kompleks dengan logam yang terdapat pada silika gel dan juga akan terjadi pemisahan secara partisi dan adsorpsi sehingga pemisahan bercak setelah dikembangkan menjadi tidak optimal karena senyawa tersebut akan teradsorpsi secara kuat oleh silika gel. Pada identifikasi kandungan tumbuhan, setelah dilakukan ekstraksi, maka harus ditentukan dahulu golongannya, kemudian selanjutnya ditentukan jenis senyawa dalam golongan tersebut. Pada penelitian ini, golongan senyawa ditentukan dengan nilai Rf dan warna bercak. Hasil elusi diamati dengan spektrofotometer UV pada ? 254 nm dan spektrofotometer visibel pada ? 365 nm Harborne, 1987. Bercak pada kromatogram dapat diperjelas dengan uap amonia. Peraksi semprot juga dapat digunakan untuk meningkatkan kepekaan mendeteksi bercak sehingga bercak akan tampak lebih jelas. Salah satu pereaksi semprot yang dapat digunakan untuk mendeteksi senyawa golongan flavonoid adalah larutan AlCl 3 5. Larutan tersebut digunakan untuk spektroskopi UV-visibel bila disemprotkan pada KLT yang kemudian dikeringkan menunjukkan semua 5- hidroksi- flavonoid sebagai bercak berfluoresensi kuning di bawah sinar UV 254nm. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI O HO OH O OH OH ramnoglukosi l A lCl 3 O HO O O O O ramnoglukosil Al Al Cl Cl Cl Rutin Kompleks Rutin-AlCl 3 Gambar 11. Kompleks pembentukan warna rutin-AlCl 3 Markham, 1988 Identifikasi senyawa dilakukan dengan membandingkan nilai Rf dan warna bercak pada sampel dan standar yang digunakan. Menurut Wagner 1984, identifikasi senyawa rutin menggunakan standar rutin 0,1 dalam etanol. Pada replikasi I terbentuk warna kuning pada UV 254 nm, pada UV 365 dan terbentuk warna ungu, setelah diuap dengan amoniak lalu disemprot dengan AlCl 3 terbentuk warna kuning pada UV 254 nm dan UV 365 nm dengan harga Rf-1 : 0,51, harga Rf-2 : 0,53. Harga Rf untuk tiap replikasi sama. Menurut Harborne 1987, harga Rf rutin dengan fase gerak BAA n-butanol : asam asetat : air 4 : 1 : 5 vv sekitar 0,45. Harga Rf tersebut memang berbeda bila dibandingkan dengan harga Rf dari percobaan tetapi identifikasi senyawa dapat dilakukan dengan membandingkan harga Rf dan warna bercak dari sampel dan pembanding. Dari percobaan ini, harga Rf dan warna bercak antara sampel dan pembanding hampir sama sehingga dapat diketahui bahwa ekstrak etanol daun ketela pohon mengandung rutin. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI R f = 0,51 R f = 0,53 0,1 1,0 A B 1 2 Rf Gambar 12. Replikasi I identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA 4:1:5 vv deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl 3 A : sampel ekstrak etanol daun ketela pohon, B:pembanding rutin Tabel V. Replikasi I hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA 4:1:5 vv deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm Warna Bercak Uap Amoniak AlCl 3 Nomor Bercak Harga Rf UV 254 nm UV 365 nm UV 365 nm Sampel 1 0,51 Kuning Ungu Kuning Kuning Pembanding 2 0,53 Kuning Ungu Kuning Kuning PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI R f = 0,52 R f = 0,51 0,1 1,0 A B 1 2 Rf Gambar 13. Replikasi II identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA 4:1:5 vv deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl 3 A : sampel ekstrak etanol daun ketela pohon, B:pembanding rutin Tabel VI. Hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA 4:1:5 vv deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm Warna Bercak Uap Amoniak AlCl 3 Nomor Bercak Harga Rf UV 254 nm UV 365 nm UV 365 nm Sampel 1 0,51 Kuning Ungu Kuning Kuning Pembanding 2 0,53 Kuning Ungu Kuning Kuning PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI R f = 0,51 R f = 0,53 0,1 1,0 A B 1 2 Rf Gambar 14. Replikasi III identifikasi rutin ekstrak daun ketela pohon secara KLT dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA 4:1:5 vv deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm setelah diuapi amoniak dan disemprot dengan AlCl 3 A : sampel ekstrak etanol daun ketela pohon, B:pembanding rutin Tabel VII. Replikasi III hasil identifikasi rutin secara KLT terhadap ekstrak etanol daun ketela pohon dengan fase diam selulosa, fase gerak BAA 4:1:5 vv deteksi dengan sinar UV 254 nm dan 365 nm dan jarak pengembangan 10 cm Warna Berca k Uap Amoniak AlCl 3 Nomor Bercak Harga Rf UV 254 nm UV 365 nm UV 365 nm Sampel 1 0,51 Kuning Ungu Kuning Kuning Pembanding 2 0,53 Kuning Ungu Kuning Kuning PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Kadar Timbal Darah dengan Spektroskopi Serapan Atom

Dokumen yang terkait

Uji efek ekstrak etanol bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) terhadap penurunan kadar gula darah pada tikus putih jantan

8 57 98

Ekspresi COX-2 setelah pemberian ekstrak etanolik kulit manggis (Garcinia mangsotana Linn) pada tikus wistar

0 3 8

Formulasi tablet hisap ekstrak etanol gambir (uncaria gambir roxb) dengan variasi konsentrasi polyvinyil pyrrolidone (PVP) sebagai peningkat dan pengaruhya terhadap kadar CD4 dalam darah

7 34 113

Efek pemberian ekstrak nigella sativa terhadap kadar glukosa darah dan kolesterol pada tikus diabetes mellitus yang diinduksi dengan streptozotocin

3 7 62

Uji Efek ekstra etanol daun sirih (piper betle L) terhadap penurunan kadar asam urat darah pada tikus putih jantan yang diinduksi kafeina

8 113 84

Uji aktivitas ekstrak Etanol 70% daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis) terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah tikus putih jantan yang diinduksi dengan Kafeina

1 42 73

Aktivitas antifertilitas ekstrak etanol 70% daun pacing (costus spiralis) pada tikus sprague-dawley jantan secara in vivo

1 32 0

Pengaruh konsentrasi pelarut terhadap aktivitas antioksidan ekstrak etanol daun sirsak (Annona muricata Linn) dengan metode peredaman radikal bebas DPPH

5 30 63

Pengaruh pemberian ekstrak etanol 96% herba kumis kucing (orthosiphon stamineus benth) terhadap penurunan kadar kolesterol total pada tikus jantan yang diinduksi pakan hiperkolesterol

3 20 92

Pengaruh jus buah delima (Punica granatum) terhadap kadar kolesterol ldl darah tikus putih (Rattus norvegicus

0 2 55