sedangkan organisme konsumernya meliputi zooplankton dari copepoda, rotifera dan beberapa jenis ikan.
3. Zona profundal, adalah daerah dasar dari perairan danau yang dalam, dimana
pada daerah ini tidak dapat lagi dicapai oleh penetrasi cahaya efektif. Sebagai organisme utama yang hidup pada zona ini adalah konsumer yang meliputi
jenis cacing dan kerang-kerang kecil.
2.6.1 Faktor Fisika dan Kimia Air
Panjaitan 2009 menyatakan bahwa sekarang ini kualitas fisika dan kimia perairan Danau Toba telah mengalami penurunan oleh berbagai kegiatan manusia
terutama kegiatan pemeliharaan ikan di Keramba Jaring Apung KJA sehingga sasaran manfaat air Danau Toba layak dikonsumsi sebagai air minum tidak akan
tercapai di Ekosistem Kawasan Danau Toba.
2.6.1.1 Suhu Air
Suhu air merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap ekosistem perairan danau. Perubahan suhu air mempengaruhi perubahan beberapa
sifat fisika maupun kimia air seperti perubahan kelarutan berbagai gas dalam air O
2
, CO
2
, N
2
dan CH
4
, sehingga berdampak terhadap aktifitas fisiologis organisme yang hidup didalamnya. Peningkatan suhu air dapat mengakibatkan
penurunan kelarutan gas dalam air seperti O
2
, CO
2
, N
2
dan CH
4
Haslam, 1995
.
Suhu merupakan faktor pembatas utama kehidupan di air, dimana setiap jenis organisme memilki kisaran toleransi yang berbeda-beda terhadap suhu media
tempat hidupnya. Ada organisme akuatik yang memiliki kisaran toleransi luas terhadap perubahan suhu lingkungan euritermal dan ada organisme akuatik
Universitas Sumatera Utara
mempunyai kisaran toleransi suhu yang sempit stenotermal. Jadi suhu merupakan faktor pengendali controlling factor bagi proses respirasi dan
metabolisme biota akuatik yang berlanjut terhadap pertumbuhan dan proses fisiologis serta siklus reproduksinya Hutabarat dan Evans, 1984. Selain itu,
menurut Stumn dan Morgan 1981, suhu air juga dapat mempengaruhi proses dan keseimbangan reaksi-reaksi kimia yang terjadi dalam ekosistem perairan.
Parameter kualitas air yang berinteraksi dengan konsentrasi amonia adalah suhu, suhu yang lebih tinggi mengakibatkan peningkatan perpaduan amonia,
oksigen terlarut dan kadar garam Booth, 1999. Suhu suatu badan air dipengaruhi oleh musim, lintang, ketinggian dari permukaan laut, sirkulasi udara, tutupan
awan, dan aliran air serta kedalaman badan air. Pada danau-danau di daerah tropik, air danau mempunyai kisaran suhu yang cukup tinggi yaitu antara 20-
30 C, dan secara vertikal menunjukkan adanya penurunan suhu air seiiring
dengan bertambahnya kedalaman, oleh karena itu dapat terbentuk stratifikasi air yang mantap sepanjang tahun. Sebagai akibatnya, pada danau yang amat dalam
massa air cenderung hanya sebagian yang dapat bercampur Effendi, 2003.
2.6.1.2 Derajat Keasaman pH
Derajat keasaman merupakan gambaran dari jumlah atau aktivitas ion hidrogen di dalam air. Secara umum nilai pH air menggambarkan keadaan
seberapa besar tingkat keasaman atau kebasaan suatu perairan. Perairan dengan nilai pH = 7 berarti kondisi air bersifat netral, pH 7 berarti kondisi air bersifat
asam, sedangkan pH 7 berarti kondisi air bersifat basa Effendi, 2003. Keberadaan senyawa karbonat, bikarbonatdan hidroksida dalam air akan
Universitas Sumatera Utara
menaikkan kebasaan air, sementara keberadaan asam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan keasaman suatu perairan. Selanjutnya, Pescod 1973
menjelaskan bahwa nilai pH air dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu fotosintesis, respirasi organisme akuatik, suhu dan keberadaan ion-ion di perairan
tersebut. Nilai pH dapat mempengaruhi spesiasi senyawa kimia dan toksisitasdari
unsur-unsur renik yang terdapat di perairan, sebagai contoh H
2
S yang bersifat toksik banyak ditemui di perairan yang tercemar dan perairan dengan nilai pH
rendah. Perairan dengan kondisi asam kuat akan menyebabkan unsur logam berat seperti aluminium memilki mobilitas yang meningkatdan karena logam ini
bersifat toksik maka dapat mengancam kehidupan biota. Demikian juga bila pH air terlalu basa maka keseimbangan amoniumdan amoniak akan terganggu, dalam
hal ini kenaikan pH di atas netral akan meningkatkan konsentrasi amoniak yang juga bersifat toksik terhadap biota akuatik. Selain itu, pH air juga mempengaruhi
parameter BOD
5
dan kandungan nutrien dalam air seperti fosfat, nitrogen dan nutrien lainnya Dojildo dan Best, 1992. Selain itu Mahida 1993 menyatakan
bahwa limbah buangan industri dan rumah tangga dapat mempengaruhi nilai pH perairan.
2.6.2 Faktor Kimia Perairan 2.6.2.1 Biochemical Oxygen Demand BOD