Persepsi Masyarakat Mengenai Kualitas Air Danau

berada pada rentang 0,21 – 0,65 mgL. Nilai rata-rata N-total air tertinggi terdapat di lokasi Onan Runggu pada posisi A yaitu 0,65 mgL dan nilai rata-rata N-total air terendah berada di lokas Haranggaol pada posisi C yaitu 0,21 mgL. Jika dibandingkan dengan persyarataan yang ditetapkan pada Lampiran Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, bahwa angka maksimum N-totalair untuk kriteria air kelas I adalah 1,00 mgL, maka air di ketiga lokasi penelitian memenuhi persyaratan kriteria air kelas I.

4.4 Persepsi Masyarakat Mengenai Danau Toba dan KJA

Analisis persepsi masyarakat mengenai Danau Toba dan KJA dilakukan terhadap pengusaha keramba jaring apung, non pengusaha keramba serta pemerintah setempat mengenai baik terhadap kualitas air di sekitar KJA maupun manfaat KJA terhadap masyarakat. Analisis pendapat ini dilakukan secara terpisah antara pengusaha dan non pengusaha KJA dan pemerintah. Hasil analisis pengumpulan jumlah pendapat ini dapat dilihat pada lampiran 22 sd 27.

4.4.1 Persepsi Masyarakat Mengenai Kualitas Air Danau

Dengan melihat persepsi masyarakat non pengusaha keramba dan pengusaha keramba secara umum seperti pada lampiran 22 hingga 27, pada umumnya masyarakat 85,8 di Kecamatan Onan Runggu dan Pangururan menggunakan air danau untuk keperluan sehari-hari mulai dari penggunaan untuk mandi, mencuci hingga kebutuhan primer seperti air minum. Hal ini membuat kualitas air Danau Toba perlu mendapat perhatian yang lebih baik dengan mengacu pada hasil penelitian seperti baku mutu air kualitas I, sedang masyarakat di Kabupaten Simalungun tidak memanfaatkan air danau untuk kegiatan sehari- Universitas Sumatera Utara hari. Masyarakat juga merasakan adanya perubahan kualitas air yang mereka gunakan, baik dari segi warna, rasa dan bau, dimana dari total 219 kuesioner, 46,6 mengatakan adanya perubahan kualitas air danau dari segi warna, 980,8 mengatakan adanya perubahan kualitas air danau dari segi rasa dan 85,8 mengatakan adanya perubahan dari segi bau. Jika ditinjau dari hasil analisa kualitas air, dapat terlihat bahwa dari seluruh parameter fisika dan kimia kualitas air danau, pada umumnya masih memenuhi kriteria air kelas I menurut Lampiran Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001, kecuali nilai COD dan BOD air di daerah Haranggaol dan di Pangururan pada posisi C. Perubahan kualitas air ini, menunjukkan ketidaklayakan air danau untuk digunakan sebagai air yang akan diolah menjadi air minum. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti limbah masyarakat yang dibuang ke danau air cucian pakaian, buang air besar di danau, limbah rumah tangga dan juga pemberian pakan pada KJA. 4.4.2 Persepsi Masyarakat Mengenai Lingkungan Masyarakat menyadari adanya dampak KJA terhadap perubahan kualitas air Danau Toba, dan secara umum berkeinginan menjaga kelestarian air Danau Toba demi kepentingan umum dan individu. Sebanyak 98,6 dari masyarakat non pengusaha KJA menyatakan mengerti tentang KJA dan menyadari dampak KJA terhadap lingkungan Danau Toba, serta seluruh masyarakat menyatakan berkeinginan menjaga kelestarian Danau Toba. Sedangkan hampir seluruh pengusaha KJA menyadari dampak KJA terhadap lingkungan Danau Toba dan seluruhnya berkeinginan menjaga kelestarian Danau Toba.

4.4.3 Manfaat KJA bagi Masyarakat