Hal ini dapat dijelaskan berikut ini. Jika diperhatikan data pengukuran pH pada KJA masyarakat di Haranggaol dengan variasi jarak pengukuran serta kedalaman
pengambilan sampel, ditemukan bahwa pada posisi jarak dari KJA 0 meter dan kedalaman 0 meter, ditemukan nilai pH = 7,62, selanjutnya berkurang dengan
bertambahnya jarak pengukuran pada permukaan air dan bertambahnya kedalaman air. Sesungguhnya nilai pH = 7,62 pada KJA perlu mendapat perhatian
yang serius, karena sekalipun mengacu pada lampiran PP No. 82 tahun 2001, nilai pH ini masih di bawah ambang batas, dapat dikatakan bahwa nilai pH sebesar ini
dapat dipastikan bersumber dari N-NH
4 +
dan N-NH
3
yang terjadi di dalam air pada KJA, yang bersumber dari peruraian sisa pakan dan urine serta faeces dari
ikan yang dibudidayakan. Terjadinya penurunan nilai pH sesuai dengan jarak dan kedalaman pengukuran adalah disebabkan pengenceran.
Menurut Hargreaves et al. 2004 pada pH 7,5 dan suhu 20
C, air yang digunakan sebagai medium budidaya ikan adalah aktif menghasilkan NH
3
amoniak yang bersifat racun. Amoniak yang dihasilkan dapat terbang ke udara jika suhu air semakin naik. Amoniak di dalam air dapat berakibat buruk bagi ikan
yang dibudidayakan dan jika suhu air semakin naik dapat menyebabkan akibat buruk bagi manusia yang beraktifitas di permukaan air di sekitar KJA.
4.3.2 Analisis Suhu
Suhu air merupakan faktor yang sangat penting dalam proses metabolisme organisme akuatik yang antara lain adalah proses dekomposisi senyawa organik
oleh mikroorganisme. Peningkatan suhu mengakibatkan peningkatan viskositas, reaksi kimia, evaporasi, dan volatilisasi. Peningkatan suhu juga menyebabkan
Universitas Sumatera Utara
penurunan kelarutan gas di dalam air, misalnya gas O
2
, CO
2
, N
2
, CH
4
dan sebagainya. Selain itu, peningkatan suhu juga menyebabkan peningkatan
metabolisme dan respirasi organisme air sehingga memicu peningkatan konsumsi oksigen sehingga membuat badan air mengalami penurunan kadar oksigen terlarut
dan mengakibatkan kebutuhan oksigen bagi organisme akuatik tidak terpenuhi. Tabel 4.9 Analisis suhu air di sekitar KJA
Hasil pengukuran suhu yang diperolah pada penelitian ini seperti dapat dilihat pada Tabel 4.9 menunjukkan rentang suhu air antar lokasi KJA masyarakat
berkisar antara 25,1 – 27,31
o
C. Rata-rata suhu yang tertinggi ada di Desa Sitamiang Kecamatan Onan Runggu pada posisi A yaitu 27,31
o
C dan rata-rata suhu terrendah ada di Desa Tanjung Bunga Kecamatan Pangururan pada posisi A
dan B yaitu 25,10
o
C.. Suhu udara di permukaan air Danau Toba pada saat penelitian adalah
26,50
o
C di Kecamatan Onan Runggu dan Kecamatan Pangururan dan 25,50
o
C di Haranggaol. Jika dibandingkan dengan Lampiran Peraturan Pemerintah No. 82
Tahun 2001 yang menetapkan bahwa deviasi maksimum antara suhu air dan suhu udara adalah 3
o
C, maka dapat dinyatakan bahwa suhu air di ketiga lokasi KJA masyarakat yang diteliti masih di bawah ambang batas untuk kualitas air Kelas I.
Lokasi Suhu
o
C Posisi A
Posisi B Posisi C
Posisi D Onan Runggu
27.31 27.28
26.16 26.69
Haranggaol 25.78
25.46 25.68
25.79 Pangururan
25.1 25.1
25.12 25.4
Universitas Sumatera Utara
4.3.3 Analisis TDS Total Dissolved Solid
Padatan total residu adalah bahan yang tersisa setelah air sampel mengalami pengeringan pada suhu tertentu. Residu dianggap sebagai kandungan
total bahan terlarut dan tersuspensi dalam air. Analisa zat padat dalam air sangat penting bagi penentuan komponen-komponen air secara lengkap, juga untuk
perencanaan serta pengawasan proses-proses pengolahan dalam bidang air minum maupun dalam air buangan Alaerts, 1984.
Tabel 4.10 Analisis nilai TDS air di sekitar KJA
Hasil yang diperoleh pada saat dilakukan penelitian seperti yang terlihat pada Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai TDS rata-rata air Danau Toba antar
lokasi KJA masyarakat berada pada rentang 61 – 64,11 mgL. Nilai TDS rata-rata tertinggi ditemukan pada lokasi KJA di Haranggaol dan Pangururan yaitu pada
posisi A, sedangkan nilai rata-rata terendah ditemukan pada lokasi Onan Runggu yaitu pada posisi A dan C serta di Haranggaol pada posisi D.
Secara umum, jika dibandingkan dengan persyaratan yang ditetapkan pada Lampiran Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun 2001 bahwa untuk mutu air kelas I
residu tersuspensi yang diijinkan adalah 1000 mgL, maka nilai TDS rata-rata Lokasi
TDS mgL Posisi A
Posisi B Posisi C
Posisi D Onan Runggu
61 61.11
61 61.56
Haranggaol 64.11
62 61.56
61 Pangururan
64.11 62
62.33 62
Universitas Sumatera Utara
daripada air Danau Toba Pada ketiga lokasi KJA masyarakat pada saat penelitian ini dilakukan masih jauh dari ambang batas. Keadaan ini dapat menjelaskan
bahwa nilai TDS air Danau Toba pada masing-masing lokasi masih berada dalam kriteria kualitas air kelas I sesuai dengan peraturan pemerintah nomor 82 tahun
2001 yaitu 1000 mgL. Adanya perbedaan nilai TDS rata-rata yang signifikan daripada Danau
Toba antara lokasi KJA masyarakat di Onan Runggu dengan Haranggaol dan Pangururan disebabkan oleh dua faktor yang dominan. Pertama, pada umumnya
KJA masyarakat di Onan Runggu tidak menggunakan pakan industri dan hanya menggunakan lampu pada waktu malam. Dapat dikatakan bahwa siang hari KJA
ini tidak beroperasi karena pada umumnya KJA masyarakat juga bertujuan menangkap ikan pora-pora. Kedua, posisi KJA cukup jauh dari dari pantai atau
berada pada posisi aliranarus air danau yang cukup deras. Hal ini berarti proses pengenceran berlangsung secara kontinu dan cepat.
Kedua hal di atas jauh berbeda dengan situasi di lokasi KJA masyarakat di Harangaol dan Pangururan. KJA masyarakat di Haranggaol dan Pangururan
menggunakan pakan industri. Khusus Haranggaol, KJA masyarakat cukup intensif menggunakan pakan industri sehingga air danau di lokasi KJA sudah
mengeluarkan air yang tidak disukai manusia. Namun demikian, akibat adanya pengaruh aliran air yang deras di lokasi KJA, dapat mengurangi beban
pencemaran di lokasi KJA ini karena proses pengenceran berlangsung secara kontinu. Pada lokasi KJA masyarakat di Pangururan, jumlah KJA jauh lebih
sedikit dibandingkan dengan Haranggaol, akan tetapi lokasi ini berada pada jarak
Universitas Sumatera Utara
yang cukup dekat dengan pantai dan pada posisi dimana aliranarus yang tidak begitu deras.
4.3.4 Analisis DO Dissolved Oxygen