4.3.7 Analisis T – PO
4
Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagai senyawa ortofosfat, polifosfat dan fosfat organis.Setiap senyawa fosfat tersebut terdapat dalam bentuk
terlarut, tersuspensi atau terikat di dalam sel organisme dalam air.Dalam air limbah senyawa fosfat dapat berasal dari bahan pupuk, industry dan
pertanian.Polifosfat dapat memasuki sungai melalui air buangan penduduk dan industri yang menggunakan bahan deterjen yang mengandung fosfat seperti
industri pencucian, industri logam dan sebagainya.Fosfat organis terdapat dalam air buangan penduduk tinja dan sisa makanan. Fosfat organis dapat pula terjadi
dari ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis karena baik bakteri maupun tanaman menyerap fosfat bagi pertumbuhannya.
Bila kadar fosfat pada air alam sangat rendah 0,01 mg PL, pertumbuhan tanaman dan ganggang akan terhalang, keadaan ini dinamakan
oligotrop. Bila kadar fosfat serta nutriennya terlalu tinggi, pertumbuhan tanaman dan ganggang tidak terbatas lagi keadaan eutrop, sehingga tanaman tersebut
dapat menghabiskan oksigen dalam sungai atau danau pada malam hari atau bila tanaman tersebut mati dan dalam keadaan sedang dicerna Alaerts, 1984.
Tabel 4.14 Analisis nilai T – PO
4
air di sekitar KJA Lokasi
T – PO
4
mgL Posisi A
Posisi B Posisi C
Posisi D Onan Runggu
0,1 0,1
0,1 0,1
Haranggaol 0,1
0,1 0,1
0,1 Pangururan
0,1 0,1
0,1 0,1
Universitas Sumatera Utara
Hasil yang diperoleh pada saat penelitian ini dilakukan yang dapat dilihat pada Tabel 4.14, menunjukkan bahwa nilai T – PO
4
di ketiga lokasi penelitian adalah 0,1 mgL. Jika dibandingkan dengan persyarataan yang ditetapkan pada
Lampiran Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, bahwa angka maksimum Total fosfat sebagai P untuk kriteria air kelas I adalah 0,2 mgL, maka air di ketiga
lokasi penelitian memenuhi persyaratan kriteria air kelas I.
4.3.8 Analisis N–total
Nitrogen N dapat ditemui hampir di setiap badan air dalam bermacam- macam bentuk, dapat berupa nitrogen netral N
2
, AmoniakN-NH
3
, ion Ammonium N-NH4
+
, ion Nitrat N-NO
3 -
dan ion Nitrit N-NO
2 -
. Dapat dikatakan bahwa ammonia berada dimana-mana, dari kadar beberapa mgL pada
air permukaan dan air tanah, sampai kira-kira 30 mgL lebih pada air buangan. Air tanah hanya mengandung sedikit NH
3
.Kadar amoniak yang tinggi pada air danau selalu menunjukkan adanya pencemaran. Rasa NH
3
kurang enak, sehingga kadar NH
3
harus rendah, pada air minum kadarnya harus nol dan pada air danau harus di bawah 0,5 mgL Alaerts, 1984.
Tabel 4.15 Analisis kadar N–total air di sekitar KJA Lokasi
N – total mgL Posisi A
Posisi B Posisi C
Posisi D Onan Runggu
0.65 0.42
0.53 0.55
Haranggaol 0.41
0.36 0.21
0.34 Pangururan
0.32 0.28
0.39 0.38
Hasil yang diperoleh pada saat penelitian ini dilakukan yang dapat dilihat pada Tabel 4.15, menunjukkan bahwa nilai N-total airdi ketiga lokasi penelitian
Universitas Sumatera Utara
berada pada rentang 0,21 – 0,65 mgL. Nilai rata-rata N-total air tertinggi terdapat di lokasi Onan Runggu pada posisi A yaitu 0,65 mgL dan nilai rata-rata N-total
air terendah berada di lokas Haranggaol pada posisi C yaitu 0,21 mgL. Jika dibandingkan dengan persyarataan yang ditetapkan pada Lampiran
Peraturan Pemerintah No.82 tahun 2001, bahwa angka maksimum N-totalair untuk kriteria air kelas I adalah 1,00 mgL, maka air di ketiga lokasi penelitian
memenuhi persyaratan kriteria air kelas I.
4.4 Persepsi Masyarakat Mengenai Danau Toba dan KJA