Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan Lingkungan

hidup yang lebih tinggi itu. Dengan demikian jelaslah bahwa yang kita lestarikan bukanlah keserasian dan keseimbangan lingkungan, melainkan kita ingin melestarikan daya dukung lingkungan yang dapat menopang secara berkelanjutan pertumbuhan dan perkembangan yang kita usahakan dalam pembangunan. Walaupun lingkungan berubah, kita usahakan agar tetap ada kondisi yang mampu untuk menopang secara terus-menerus pertumbuhan dan perkembangan, sehingga kelangsungan hidup kita dan anak cucu kita dapat terjamin pada tingkat mutu hidup yang makin baik. Berkenaan dengan pengelolaan ekosistem kawasan Danau Toba, Panjaitan 2009 menyatakan bahwa para pemangku amanah ekosistem kawasan Danau Toba pada tahun 2004 telah menyepakati bahwa Pengelolaan Ekosistem Danau Toba saat ini adalah mengedepankan pendekatan ekosistem dimana pengelolan Ekosistem Kawasan Danau Toba dilakukan secara bersama-sama dan dengan mendefenisikan dan mengintegrasikan keberatan faktor-faktor ekologi, ekonomi dam sosial di wilayah para Pemangku Amanah secara ekologis, bukan berdasarkan batas-batas administratif, sektor, dan kewilayahan semata. Mengingat fungsi ekosistem Danau Toba yang sangat beranekaragam, diperlukan suatu strategi pengelolaan yang efisien agar kelestarian ekosistem Danau Toba dapat tetap dipertahankan sejalan dengan pemanfaatan yang dilakukan untuk berbagai kepentingan.

2.3 Pembangunan Berkelanjutan dalam Pengelolaan Lingkungan

Secara konseptual, pengertian pembanguan berkelanjutan berasal dari ilmu ekonomi yang terutama dikaitkan dengan persoalan efisiensi dan keadilan equity Universitas Sumatera Utara untuk menjamin keberlanjutan pembangunan ekonomi bagi kesejahteraan masyarakat. Pengertian dari segi ekonomi ini juga dilatarbelakangi oleh ilmu biologi yang membahas keberlanjutan dari segi kemampuan dan kesesuaian capability and surtability suatu lokasi dengan potensi regenarasiproductivitas lingkungan hidupnya. Pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar dan terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumber daya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan masa depan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997. Konsep ‘berkelanjutan’ sustainability sebenarnya telah lama dikenal sebagai bagian dari biologi. Pada konferensi “Analisa dan Manajemen Penggunaan Berkelanjutan Tanah Hutan Tropis” Forest Land Assessment and Management for Sustainable Uses perkataan ‘sustainable use’ diartikan sebagai: ‘continuing national use of land without severe or permanent deterioration in the quality and quantity of one or more component of the integrated ecosystem or landscape unit’. Dalam pada itu, istilah ‘pembangunan berkelanjutan’ atau sustainable development merupakan konsep muncul belakangan terkait dengan konsep pembagunan. Arti keterkaitan ini dapat dihubungkan dengan masalah efisien dan keadilan. Didalam melakukan efisiensi untuk memperbesar pembangunan dan keadilan equity untuk pembagian yang layak dan menjaga keberlanjutan daripada sebuah ekosistem. Universitas Sumatera Utara Pengertian pembangunan berkelanjutan dapat ditemukan baik secara eksplisit maupun implisit dalam berbagai perjanjian internasional dan berbagai instrumen lainnya. Laporan Komisi Brundtland pada tahun 1987 merupakan pengertian hukum yang luas dan dianut secara luas yang memberikan pengertian ‘sustainable development’: ‘development that meet the needs of the present generation without compromising the ability of future generation to meet their own needs’ Ada dua konsep tentang membangun konsep sustainable development, yaitu konsep kebutuhan needs terutama kebutuhan dasar generasi saat ini, dan ide keterbatasan yang didasarkan pada pertimbangan kemajuan teknologi dan organisasi sosial untuk menetapkan daya dukung lingkungan yang mampu menopang kehidupan generasi sekarang dan generasi masa depan. Laporan Brundtland mengidentifikasi beberapa masalah kritis yang perlu dijadikan dasar kebijakan lingkungan bagi konsep pembangunan berkelanjutan: a Mendorong pertumbuhan dan meningkatkan kualitas reviving growth and changing its quality; b Memenuhi kebutuhan pokok mengenai pekerjaan, makanan, energi, air dan sanitasi meeting essestial needs for jobs, food, energy, water, and sanitation; c Menjamin tingkat pertumbuhan penduduk yang mendukung keberlanjutan ensuring asustainable level of population; d Melakukan konservasi dan kemampuan sumberdaya conserving Universitas Sumatera Utara and enhancing the resource base; e Orientasi teknologi dan mengelola resiko reorienting technology and managing risks dan f Memadukan pertimbangan lingkungan ekonomi dalam proses pengambilan keputusan merging environment and economics in decision-making. Arah dan tujuan pembinaan pengelolaan lingkungan hidup di daerah dijabarkan lebih lanjut sebagai: 1. Meningkatkan mutu lingkungan hidup baik fisik, sosial dan ekonomi yang mendukung pembanguan daerah yang berkelanjutan. 2. Meningkatnya pengenalan jumlah dan mutu sumberdaya alam serta jasa lingkungan, pengenalan tingkat kerusakan, penggunaan dan kemungkinan pengembangannya. 3. Terpeliharanya kawasan konservasi, keanekaragaman hayati dan fungsi ekosistem khususnya Daerah Aliran Sungai DAS. 4. Terbentuknya sistem kelembagaan lingkungan hidup yang lebih efisien dan efektif, mulai dari tingkat provinsi sampai tingkat kabupatenkota, baik dalam lingkungan pemerintahan, dunia usaha maupun kegiatan kemasyarakatan. 5. Terkendalinya pencemaran perairan, tanah dan udara yang disebabkan oleh kegiatan pembangunan dan ekonomi, terutama bagi keperluan peningkatan kesejahteraan penduduk miskin. Universitas Sumatera Utara 6. Pulihnya potensiproduktivitas lahan kritis untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan serta meningkatkan fungsi lingkungan hidup. 7. Meningkatnya ketersediaan data dan informasi lingkungan hidup yang dipadukan dalam suatu Jaringan Sistem Informasi Lingkungan Hidup Daerah. Konsep berkelanjutan dalam budidaya ikan menurut Beveridge 1996, ditentukan dari langkah awal dan umumnya dimulai dari dari pemilihan lokasi, karena pemilihan lokasi yang salah akan menyebabkan kegiatan budidaya tidak berlangsung lama.

2.4 Pengelolaan Danau Secara Terpadu