Perempuan Dalam Pengertian Islam Tokoh Agama Islam

istri yang tidak memiliki pekerjaan akan sangat kesulitan menutupi kebutuhan sehari-hari. 3. Dampak hukum: Seringnya terjadi nikah di bawah tangan perkawinan yang tidak dicatatkan pada Kantor Catatan Sipil atau Kantor Urusan Agama, khususnya bagi PNS, sehingga perkawinan dianggap tidak sah oleh negara, walaupun perkawinan tersebut sah menurut agama. Pihak perempuan akan dirugikan karena konsekuensinya suatu perkawinan dianggap tidak ada, seperti hak waris dan sebagainya. 4. Dampak kesehatan: Kebiasaan berganti-ganti pasangan menyebabkan suamiistri menjadi rentan terhadap penyakit menular seksual PMS. Kekerasan terhadap perempuan, baik kekerasan fisik, ekonomi, seksual maupun psikologis. Hal ini umum terjadi pada rumah tangga poligami, walaupun begitu kekerasan juga dapat terjadi pada rumah tangga yang monogami.

2.1.5 Perempuan Dalam Pengertian Islam

Menurut M.S.R Al-Buthi, dalam bukunya ”Perempuan Dalam Pandangan Hukum Barat dan Islam 2005:30, wanita adalah insan yang memiliki kedudukan spesifik yang disebabkan oleh struktur jasmaninya yang lebih seduktif dibandingkan dengan laki – laki. Kebangkitan Islam sendiri menyebabkan terangkatnya kedudukan wanita sebagai manusia yang berharga dan bermartabat sebagaimana laki – laki, untuk selanjutnya baik laki – laki maupun wanita dihargai sama dengan kemanusiaan mereka. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Islam juga telah mengubah realitas kaum wanita dan laki – laki dan kemudian menciptakan sebuah bentuk hubungan yang baru diantara keduanya yang didasarkan pada rasa saling hormat dan saling pengertian, disertai penekanan untuk menjaga dan menghormati kaum wanita. Posisi kaum wanita juga diangkat oleh Islam dengan memberikan hak – hak hukum untuk melakukan kontrak atau perjanjian, menjelaskan bisnis dan memiliki barang serta merdeka, tidak bergantung pada suami ataupun keluarga laki – laki mereka Jawad, 2002 : 10. Sejak awal, Islam telah menekankan bahwa kaum wanita yang merupakan bagian dari masyarakat, harus diberi kesempatan yang memungkinkan terjadinya pengembangan kemampuan alamiah yang mereka miliki, sehingga mereka bisa berpartisipasi secara efektif dalam pengembangan masyarakat, Islam juga menekankan bahwa kaum wanita harus diijinkan untuk mencapai tingkat kemajuan tertinggi dalam hal material, intelektual, dan spiritual mereka Jawad, 2002 : 14.

2.1.6 Tokoh Agama Islam

 Ustadz Panggilan ustadz, biasanya disematkan kepada orang yang mengajar agama. Artinya secara bebas adalah guru agama, pada semua levelnya. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa bahkan kakek dan nenek. Namun hal itu lebih berlaku buat kita di Indonesia ini saja. Istilah ini dalam bahasa Arab, namun bukan asli dari bahasa Arab. Di negeri Arab sendiri, istilah ustadz punya kedudukan sangat tinggi. Hanya para Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. doktor S-3 yang sudah mencapai gelar profesor saja yang berhak diberi gelar Al-Ustadz. Kira-kira artinya memang profesor di bidang ilmu agama. Jadi istilah ustadz ini lebih merupakan istilah yang digunakan di dunia kampus di beberapa negeri Arab, ketimbang sekedar guru agama biasa.  Ulama Pengertian ulama dalam istilah fiqih memang sangat spesifik, sehingga penggunaannya tidak boleh pada sembarang orang. Semua syaratnya jelas dan spesifik serta disetujui oleh umat Islam. Paling tidak, dia menguasai ilmu-ilmu tertentu, seperti ilmu Al-Quran, ilmu hadits, ilmu ifiqih, ushul fiqih,qawaid fiqhiyah serta menguasai dalil-dalil hukum baik dari Quran dan sunnah. Juga mengerti masalah dalil nasikh mansukh, dalil amm dan khash, dalil mujmal dan mubayyan dan lainnya. Juga tidak boleh dilupakan adalah pengetahuan dan wawasan dalam masalah syariah, misalnya mengetahui fiqih-fiqih yang sudah berkembang dalam berbagai mazhab yang ada. Semua itu merupakan syarat mutlak bagi seorang ulama, agar mampu mengistimbath hukum dari quran dan sunnah.  Kyai Lain halnya dengan sebutan kiyai, yang bukan istilah baku dari agama Islam. Panggilan kiyai bersifat sangat lokal, mungkin hanya di pulau Jawa bahkan hanya Jawa Tengah dan Timur saja. Di Jawa Barat orang menggunakan istilah Ajengan. Biasanya istilah kiyai juga disematkan kepada orang yang dituakan, bukan hanya dalam masalah agama, tetapi juga dalam masalah lainnya. Bahkan benda-benda tua peninggalan sejarah pun sering disebut Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. dengan panggilan kiyai. Melihat realita ini, sepertinya panggilan kiayi memang tidak selalu mencerminkan tokoh agama, apalagi ulama.

2.2 Kerangka Berpikir

Tokoh agama Islam dalam lingkungan masyarakat lebih dikenal dengan ustadz, ustadz merupakan seseorang yang dijadikan panutan masyarakat, memberikan ceramah agama, membimbing untuk belajar mengaji dari usia dini hingga dewasa. Sebagai panutan masyarakat, ustadz menjadi idola bagi perempuan khususnya kaum perempuan. Ustadz bisa dinilai pantas sebagai contoh dimasyarakat dengan akhlak yang baik, sholeh, dan bahkan identik dengan setia atau memiliki istri hanya satu. Poligami merupakan suatu sistem perkawinan antara satu orang pria dengan lebih dari seorang wanita. Poligami di masyarakat Indonesia khususnya wanita menimbulkan pro kontra satu dengan lainnya. Kebanyakan perempuan menolak adanya poligami, sedangkan poligami dalam agama Islam memang diperbolehkan dan memiliki dalil poligami surat An-Nisa’ ayat 3 mengenai poligami. Islam memperbolehkan berpoligami dengan berbagai syarat – syarat poligami yaitu : 1. Adanya persetujuan istri. 2. Adanya kepastian bahwa suami mampu menjamin keperluan – keperluan hidup istri-istri dan anak-anak mereka material; 3. Adanya jaminan bahwa suami akan berlaku adil terhadap istri-istri dan anak- anak mereka immaterial. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.