BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif sendiri bertujuan untuk membuat
deskripsi secara sistematis, faktual, dan akurat tentang fakta-fakta, dan objek tertentu. Melalui kerangka konseptual landasan teori, peneliti melakukan
operasionalisasi konsep yang akan menghasilkan variabel beserta indikatornya. Riset ini menggambarkan realitas yang sedang terjadi tanpa menjelaskan
hubungan antar variabel Kriantono, 2008 : 68. Metode kualitatif kebanyakan dipakai untuk meneliti dokumen yang
berupa teks, gambar, symbol, dan sebagainya untuk memahami relita atau budaya dari suatu konteks sosial tertentu. Metodologi analisis yang interaktif dan lebih
secara konseptual tertentu. Metode kualitatif ini, merujuk pada metode analisis dokumen untuk menemukan, mengidentifikasi, mengolah dan menganalisis
dokumen untuk memahami makna signifikasi. Menurut Rakhmat 2004 : 24 , penelitian deskriptif kualitatif ditujukan
untuk beberapa hal, diantaranya adalah : 1.
Mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek – praktek yang berlaku.
2. Membuat perbandingan atau evaluasi.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3. Mengumpulkan informasi aktual secara rinci yang melukiskan gejala yang
ada. 4.
Menentukan apa yang dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan rencana dan
keputusan pada waktu yang akan datang. Dalam penelitian ini, peneliti akan melakukan sebuah studi deskriptif
untuk menggambarkan persepsi ibu rumah tangga tentang poligami yang dilakukan para tokoh agama Islam ”ustadz”.
3.2 Definisi Konseptual
3.2.1 Persepsi
Persepsi didefinisikan sebagai proses yang menggabungkan dan mengorganisir data – data indra kita pengindraan untuk dikembangkan
sedemikian rupa sehingga kita dapat menyadari di sekeliling kita, termasuk sadar akan diri kita sendiri.
Definisi lain menyebutkan, bahwa persepsi adalah kemampuan membeda- bedakan, mengelompokkan, memfokuskan perhatian terhadap satu objek
rangsang. Dalam proses pengelompokan dan membedakan ini persepsi melibatkan
proses interpretasi berdasarkan pengalaman terhadap satu peristiwa atau objek. Dalam penelitian ini mengkaji bagaimana persepsi perempuan tentang poligami
yang dilakukan para tokoh agama Islam “ustadz”, yang diteliti dalam penelitian ini dapat berbeda – beda.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.2.2 Poligami
Dalam antropologi sosial, poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan
sekaligus pada suatu saat berlawanan dengan monogami, di mana seseorang memiliki hanya satu suami atau istri pada suatu saat.
Poligami menurut kaidah islam adalah salah satu upaya untuk
menyelamatkan kaum wanita dari dekadensi moral yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan jumlah perempuan dengan laki-laki yang lahir dalam kurun
waktu tertentu.
3.2.3 Ustadz
Panggilan ustadz, biasanya disematkan kepada orang yang mengajar agama. Artinya secara bebas adalah guru agama, pada semua levelnya. Mulai dari
anak-anak, remaja, dewasa bahkan kakek dan nenek. Namun hal itu lebih berlaku buat kita di Indonesia ini saja.
Dalam penelitian ini peneliti memilih ustadz karena ustadz sebagai panutan masyarakat, sehingga masyarakat kebanyakan mengikuti para ustadz
tersebut untuk melakukan sesuatu hal yang dianggap masyarakat baik untuk dilakukan. Sehubungan dengan judul peneliti maka saat ini ustadz banyak sekali
melakukan poligami, jadi peneliti ingin mengetahui sebanyak – banyaknya informasi tentang poligami yang dilakukan oleh para tokoh agama Islam.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
3.2.4 Perempuan
Dipilih perempuan sebagai obyek karena perempuan yang dipilih ini merupakan perempuan yang sudah menikah ataupun belum menikah, dan
perempuan – perempuan tersebut juga bekerja. Sehingga kelompok ini dapat mewakili antara setuju atau tidak setuju tentang poligami yang dilakukan para
tokoh agama Islam ”ustadz”. Perempuan tidak menyetujui adanya poligami yang semakin meningkat di lingkungan masyarakat. Perempuan merupakan pelaku
utama dalam poligami yang di lakukan laki – laki, dalam hal ini perempuan memilih bercerai.
3.3 Informan Penelitian
Berkenaan dengan tujuan penelitian kualitatif maka dalam prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan key informant atau
situasi sosial tertentu yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian Bungin, 2003:53. Sedangkan informasi kunci key informant itu sendiri adalah
orang-orang yang pengetahuannya luas dan mendalam tentang komunitasnya orang luar yang lama bekerja dengan satu komunitasnya dapat memberikan data
yang berharga atau informasi pokok yang diperlukan dalam penelitian Suyanto, 2006 : 189 .
Sementara, untuk menentukan informasi kunci dalam penelitian ini menggunakan teknik purpossive sampling, mencakup orang – orang yang
diseleksi atas dasar kriteria – kriteria tertentu yang dibuat peneliti berdasarkan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tujuan penelitian. Sedangkan orang – orang yang tidak sesuai dengan kriteria tersebut tidak dijadikan sampel. Kriteria – kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a. Perempuan.
Peneliti memilih perempuan karena sebagai peran utama dalam poligami ini. b.
Guru. Peneliti memilih perempuan yang berprofesi guru sebagai informan, karena
ingin mengetahui poligami dari pemikiran seorang perempuan berprofesi guru ini.
c. Pegawai Negeri Sipil.
Peneliti memilih pegawai negeri sebagai informan karena ingin mengetahui informasi sebanyak – banyaknya tentang poligami.
d. Penyiar Radio.
Peneliti memilih pekerja media sebagai informan karena ingin mengetahui informasi tentang poligami yang dilakukan ustadz.
e. Ustadzah.
Peneliti memilih ustadzah sebagai informan karena ingin mengetahui informasi tentang poligami, dan ustadzah tersebut mengerti akan hukum
Islam mengenai poligami. f.
Presenter Televisi. Peneliti memilih artis sebagai informan karena ingin mengetahui informasi
tentang poligami. g.
Ustadzah yang sedang dipoligami.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Peneliti memilih ustadzah yang sedang dipoligami karena ingin mengetahui tentang poligami lebih jelas.
Dalam penelitian kualitatif tidak dipersoalkan berapa jumlah sampel yang digunakan karena bila dalam proses pengumpulan data sudah tidak ditemukan lagi
variasi informasi, maka peneliti tidak perlu lagi mencari informan baru, dan proses pencarian informasi dianggap selesai Bungin, 2003 : 53.
3.4 Jenis Penelitian