Persepsi Perempuan Yang Setuju Tentang Adanya Poligami

Analisis : Informan 5 menyatakan wanita mana yang ingin untuk dipoligami oleh suaminya. Tapi semua kembali kepada kita karena Allah SWT. Kita sebagai makhluk Allah SWT tidak akan pernah tahu tentang takdir dan rahasia Allah SWT kepada kita. Dan sebagai perempuan kita berhak untuk mengingatkan ayat Allah SWT, termasuk dampak baik dan buruknya jika melakukan poligami.

4.2.2 Persepsi Perempuan Yang Setuju Tentang Adanya Poligami

Berdasarkan hasil wawancara bahwa informan 6 ini berprofesi sebagai ustadzah, dan informan juga memiliki pengalaman hidup yang hingga saat ini sebagai seorang istri yang dipoligami oleh suami yang memiliki istri dua orang, berikut paparannya : ”Gimana yaa mbak saya juga bingung jawabnya..karena saya sendiri ini juga tau lhah tentang hukum – hukum Islam mengenai poligami ini..sebagai orang yang mengerti agama Islam, yaa saya setuju aja dengan adanya poligami ini..karena didalam agama Islam memang diperbolehkan dan itu sah – sah aja..thoh saya juga mengijinkan suami untuk menikah lagi..dan hingga detik ini juga baik – baik aja..yaa semua itu tergantung dengan kita sebagai perempuan juga yaa, kalau kita bisa menerima dan daripada berzina thoh kita kembalikan kepada Allah SWT”. Informan 6 juga menambahkan pendapatnya yaitu : ”gini mbak yaa..perempuan mana sih yaa yang mau sebenarnya untuk berbagi suami dengan orang lain..namun, selama suami kita bisa untuk memberi kepercayaan dan mampu berbagi baik itu materi, kasih sayang, dll saya rasa semua akan baik – baik saja..asalkan komunikasi yang kita jalin antara satu dengan yang lain tetep”. Wawancara, Senin, 23 Mei 2011, pukul 19.00 WIB Analisis : Informan 6 paparannya berbeda dengan kelima informan diatas yang tidak setuju dengan adanya poligami, namun informan 6 setuju dengan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. adanya poligami karena informan 6 merupakan seseorang yang sudah menjalankan poligami. Sehingga menurut informan 6 poligami dalam agama Islam diperbolehkan dan sah – sah saja bagi kaum laki – laki. Asalkan suami tersebut mampu memberikan materi, kasih sayang, yang benar – benar sesuai dengan ketentuan. Dan juga komunikasi antara kedua istri dengan suami tetap terjalin untuk memberikan hal – hal yang negatif tersebut tidak terjadi. Dari hasil paparan diatas tersebut, dijelaskan bahwa diketahui jawaban persepsi dari kelima informan mengenai poligami tersebut berbeda – beda dengan adanya tingkat pengalaman yang berbeda – beda pula. Seperti yang dikemukakan oleh Deddy Mulyana dalam buku “Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar” 2001 : 171 yaitu terjadi ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya persepsi pada seorang individu, diantaranya adalah latar belakang pengalaman yang berbeda antara seseorang dengan orang yang lainnya, antara budaya yang berbeda, dan juga suasana psikologis yang berbeda. Hasil wawancara mengenai setuju atau tidak dengan adanya poligami, menurut kelima informan yang tidak menyetujui dengan adanya poligami dengan alasan yang pada dasarnya sama yaitu tidak ada perempuan yang rela jika dipoligami, namun informan 6 jawaban yang dipaparkan berbeda yaitu informan 6 setuju dengan adanya poligami ini. Karena informan 6 adalah istri pertama dari suami yang melakukan poligami, bahkan menurut informan 6 mengatakan bahwa poligami didalam agama Islam diperbolehkan dan sah – sah saja untuk dilakukan namun dengan ketentuan – ketentuan yang sudah ditentukan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Dalam antropologi sosial, poligami merupakan praktik pernikahan kepada lebih dari satu suami atau istri sesuai dengan jenis kelamin orang bersangkutan sekaligus pada suatu saat berlawanan dengan monogami, di mana seseorang memiliki hanya satu suami atau istri pada suatu saat. Poligami menurut agama Islam yang tercantum dalam surat An – Nisa’ ayat 3, yaitu Allah SWT membolehkan beristeri lebih dari satu, tapi dibatasi sebanyak – banyaknya empat orang dengan ketentuan mampu berlaku adil antara semua istri itu, baik dalam hal makan, minum, perumahan, giliran dan sebagainya yang bersifat materi. Sehingga Dalil poligami tersebut berbunyi : Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak perempuan yatim bilamana kamu mengawininya, maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi: dua, tiga, atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka kawinilah seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. QS. an- Nisaa`:3.

4.2.3 Persepsi Perempuan Tentang Poligami Para Tokoh Agama Islam ”Ustadz”