Mekanisme Perpindahan Distilasi membran

100 dipergunakan untuk pemompaan larutan masuk dan dapat dilakukan pada suhu lingkungan.

4.3.1.1 Mekanisme Perpindahan

Perpindahan massa dalam proses distilasi membran ditandai dengan terjadinya perpindahan uap air melewati membran melalui dua mekanisme yaitu perpindahan secara difusi dan perpindahan secara konveksi. Gaya dorong untuk perpindahan massa ini adalah perbedaan tekanan partial di kedua sisi permukaan membran. Adanya gaya dorong tersebut menyebabkan uap air berpindah setelah melewati hambatan dalam membran. Dua tahanan perpindahan massa yang paling berpotensi terhadap perpindahan tersebut yaitu tahanan yang disebabkan oleh struktur membran dan tahanan oleh adanya udara diam yang terperangkap dalam pori-pori membran. Mekanisme perpindahannya dapat dilihat dalam Gambar 4.5. Th Fluks uap N larutan Larutan panas Fluks panas Q T 1 Polarisasi Temperatur Polarisasi Temperatur T Lapisan Film T c Membran Gambar 4.5 Mekanisme Perpindahan dalam Membran Distilasi Fluks perpindahan massa dalam proses distilasi membran diberikan oleh persamaan berikut :   1 P P K A N A   17 Dengan N A A , K, P 1 dan P masing-masing adalah fluks uap, koefisien perpindahan massa, tekanan uap air pada bagian umpan dan tekanan uap air pada bagian permeat. Harga K tidak begitu dipengaruhi oleh temperatur. Jika perpindahan konveksi merupakan mekanisme yang dominan maka K sangat tergantung pada geometri 101 membran, sebaliknya jika perpindahan difusi dominan mak fraksi mol rata-rata pada pori-pori membran merupakan faktor pengendali kecepatan perpindahan uap. 4.3.1.2 Perpindahan Panas Perpindahan panas di dalam distilasi membran terjadi dengan 2 mekanisme, yang pertama perpindahan panas penguapan fluks uap dan yang kedua adalah perpindahan panas konduksi melalui membran. Dalam sistem ini sejumlah panas disuplai ke permukaan penguapan untuk menguapkan larutan umpan. Panas tersebut disuplai dari larutan umpan yang suhunya tinggi T 1 dan kemudian dilepas ke permukaan membran yang suhunya lebih rendah T Untuk menjelaskan proses perpindahan panas didalam SGMD, Fane dan Scofield 1987 menggambarkannya seperti dalam gambar 4.5. Sedangkan profile temperatur terhadap ketebalan membran dapat dilihat pada gambar 4.6. Proses perpindahan panas dibagi menjadi 4 langkah yaitu : a. Perpindahan panas dari permukaan penguapan ke permukaan membran atau perpindahan melalui lapisan film yang terbentuk oleh permukaan penguapan dan permukaan membran. b. Perpindahan panas latent yang dibawa oleh fluks uap air dan permukaan membran yang suhunya tinggi T 1 melalui pori-pori menuju ke permukaan membran yang suhunya lebih rendah T c. Perpindahan panas konduksi di dalam membran d. Perpindahan panas konduksi dari permukaan membran dengan suhu T ke bulk permeat dengan suhu T c Gambar 4.6 Tahapan perpindahan panas dalam distilasi membrane Dari gambar dapat dijelaskan bahwa koefisien perpindahan panas di lapisan umpan h1 merupakan koefisien perpindahan panas yang mengalir dari permukaan penguapan ke permukaan membran. Koefisien perpindahan panas pada permeat h P merupakankoefisien perpindahan panas yang mengalir dari permukaan membrane 102 kebidang kontak uap air dan udar sweeping gas. Koefisien perpindahan panas konduksi di dalam membrane h c ditulis dengan persamaan 18. Q C = h C T 1 – T 18 1 1 T T cT k k s g      19 Dengan K g dan K masing-masing adalah konduktivitas panas gas dan konduktivitas panas membran. Perpindahan panas laten yang dibawa oleh uap melalui pori-pori membran dari suhu T 1 ke permukaan membrane dengan suhu T sebagai berikut :   1 T T hv Q V   20   1 1 1 H T T N h A    21

4.3.1.3 Proses distilasi membran lainnya dengan menggunakan Solar Heat