Penggolongan Air Air Laut

4 air dalam skala besar sangatlah penting sehingga akan membantu masyarakat dalam mengelola air. Sebenarnya pengolahan air dengan desalinasi merupakan cara lama untuk mendatangkan air dalam skala besar namun untuk memperbaiki cara desalinasi konvensional diperlukan cara khusus dan modern, tidak hanya itu juga cara tersebut harus murah dan tahan lama. Ada beberapa metode untuk menangani kelangkaan air tersebut. Yaitu dengan distilasi konvensional, reverse osmosis, elektro dialysis dan distilasi membrane. Dari tiga pertama terdapat masalah dengan mahalnya pembuatan alat dan yang terakhir merupakan teknologi khusus untuk memurnikan air dengan biaya rendah. desalinasi system ditilasi membrane bisa dengan memurnikan air hujan atau air laut.

1.2 Penggolongan Air

Pengolongan air menurut peruntukannya ditetapkan sebagai berikut : Golongan A : Air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu. Golongan B : Air yang dapat digunakan sebagai air baku air minum. Golongan C : Air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan. Golongan D : Air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan industri pembangkit listrik tenaga air.

1.3 Air Laut

Air laut adalah air murni yang didalamnya larut berbagai zat padat dan gas. Zat terlarut meliputi garam-garam organik yang berasal dari organisme hidup, dan gas-gas terlarut fraksi terbesar dari bahan terlarut terdiri dari garam-garam anorganik yang berwujud ion-ion. Enam ion anorganik membentuk 99,28 berat dari bahan anorganik padat. Ion-ion ini adalah klor natrium belerang sebagai sulfat, magnesium, kalsium, dan kalium. Lima ion berikutnya menambah 0.71 berat, hingga sebelas ion bersama-sama membentuk 99,99 berat zat terlarut. Diantara sisa 0,01, dari zat-zat yang terlarut dalam air laut, terdapat beberapa garam anorganik yang sangat penting artinya bagi binatang-binatang laut. Termasuk ke dalamnya adalah nutrien, yaitu fosfat dan nitrat, yang dibutuhkan tumbuh-tumbuhan untuk sintesis zat organik dalam fotosintesis, dan silikon dioksida yang diperlukan diatom dan radiolaria untuk membentuk cangkangnya. 5 Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Memiliki luas wilayah 5.193.252 km2 dua per tiga luas wilayahnya merupakan lautan, yaitu sekitar 3.288.683 km2. Sehingga Indonesia juga memiliki julukan sebagai benua maritim. Ironinya di tengah kepungan air laut itu ternyata masih ada beberapa tempat yang mengalami kekurangan air, terutama mengenai ketersedian air bersih. Akibatnya, di tempat seperti itu air menjadi barang eksklusif. Masyarakatnya harus membeli untuk mendapatkan air bersih. pemanfaatan teknologi RO untuk menghasilkan air tawar di Indonesia pun masih menghadapi beberapa kendala. Diantaranya, mengenai bahan baku air laut yang sudah relatif kotor. Sehingga, jika penggunaaan bahan baku semacam ini dipaksakan tentu akan berpotensi untuk menyumbat membran Republika, 2008. 1.4 Desalinasi Air Laut Pada dasarnya prinsip pemurniandesalinasi air laut adalah memisahkan garam dari air laut sehingga diperoleh air tawar yang dapat dilakukan sebagai berikut : Penyulingan Percobaan pertama untuk memisahkan garam dan air laut adalah meniru cara alam, yaitu dengan menguapkan air laut kemudian mengembunkan uapnya kembali. Ketika air laut dipanaskan, hanya air yang menguap, garam-garam yang terlarut tetap tinggal dalam larutan air laut. Dengan menggunakan alat suling bagian dalam wadah perebus air laut dilengkapi dengan pipa-pipa tegak untuk memperluas permukaan air yang dipanaskan. Dengan perluasan ini dapat diperoleh banyak uap dalam waktu relatif singkat Alat suling ini dapat digunakan sebagai perlengkapan kapal penangkap ikan atau penyediaan air minum di perkampungan-perkampungan nelayan yang jauh dari sumber air tawar. Bahan bakar seperti kayu, arang batu, minyak tanah dapat dipergunakan sebagai tenaga pemanas. Kemudian cara ini dikembangkan untuk mesin-mesin suling yang menggunakan bahan bakar minyak atau tenaga matahari solar system. Pada umumnya, bahan bakar minyak sangat mahal sehingga dicari berbagai cara untuk menghemat bahan bakar tersebut, misalnya : a. Memasukkan kembali air pendingin kedalam tempat pendidih air. Karena air pendingin tersebut telah menyerap panas dari uap air, berarti sudah ada pemanas 6 awal, sehingga pemasukan kembali air ini sebagai sumber uap dapat menghemat waktu dan tenaga pemanas. b. Memanaskan air dibawah tekanan atmosfir 760 cm Hg, air mendidih pada temperatur 100 derajat celcius, tetapi bila tekanannya dinaikkan menjadi dua kali 1520 mm Hg, air tidak mendidih sampai temperatur mencapoai 120,1 derajat celcius. Sebaliknya apabila tekanan udara dikurangi menjadi separuhnya, penguapan akan segera terjadi, ini dikenal dengan sebutan penguapan secara kilat flash evaporation. Penguapan bertambah cepat apabila tekanan udara dikurangi lagi.

1.5 Proses Desalinasi Air Laut