3
b. Alumunium Al
Warna biru putih. Sifatnya dapt ditempa, liat, bobot ringan, penghantar panas dan listrik yang baik, mampu dituang. Alumunium
digunakan untuk membuat peralatan masak, elektronik, industri mobil dan industri pesawat terbang.
c. Timbel Pb
Warna biru kelabu, sifatnya dapt ditempa, liat dan tahan korosi. Timah digunakan sebagai pelapis lembaran baja lunak pelat timah dan
industri pengawetan.
B. BAHAN NONLOGAM
Bahan nonlogam adalah suatu bahan teknik yang tidak termasuk ke dalam kelompok logam yang didapat dari bahan galian,
tumbuhan atau hasil dari proses pengolahan minyak bumi. Bahan – bahan nonlogam antara lain asbes, karer, dan plastik.
1. Asbes
Asbes adalah suatu jenis mineral terdiri dari asam kerbik dan magnesium yang berbentuk serat. Untuk beberapa mineral sangat
berbeda dalam komposisi kekuatan, fleksibilitas, dan kualitas dari serat – seratnya.
Misalnya jenis krisotil yang bentuk seratnya bervariasi panjang dan pendek, sedangkan jenis antopilit bentuk seratnya bervariasi, tidak
dapat dipintal tetapi lebih tahan terhadap asam. Asbes dipakai untuk melapisi rem mobil. Serat asbes yang
murni dipakai untuk keperluan kimia. Tali asbes dan kain asbes banyak digunakan untuk bermacam – macam keperluan. Misalnya untu kaus
tangan, baju tahan api, isolasi listrik dan panas, bahan paking, bius sumbat dan peredam bunyi.
4
2. Karet
Karet diperoleh dari getah pohon Hevea brasiliensis yang tumbuh di daerah tropis. Pohon – pohon itu disayat kulitnya untuk
mendapatkan getah putih yang disebut lateks. Lateks yang diperoleh terdiri dari bola karet dan air.
Karet tidak dapat menjadi cair, tetapi pada suhu 200
o
C menjadi suatu massa kental yang akan memuai pada pemanasan yang lebih tinggi.
Untuk membuat bahan elastis atau kenyal maka karet itu divulkanisir atau diberi campuran belerang. Karet dapat ditambahlan bahan pengisi,
misalnya arang, kapur, antimon, dan timbel. Karet tahan terhadap keausan. Karet sintesis atau karet tiruan
dibuat dari mineral minyak bumi. Karet sintesis lebih tahan terhadap minyak dan gemuk, tetapi kurang tahan terhadap temperatur tinggi.
3. Plastik
Kita dapat membagi plastik dalam dua golongan yaitu golongan “termoplast” dan golongan “termohard”. Sifat dari kedua
golongan plastik tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. a.
Termoplast, dibentuk dari molekul – molekul panjang, jadi termoplast adalah bahan yang dapat menjadi plastik oleh pemanasan dan dalam
keadaan ini bahan tersebut dapat dibentuk. b.
Termohard, terbentuk dari molekul – molekul bentuk jaringan besar, jadi termohard adalah bahan yang dengan pemanasan tidak menjadi lembek
dan tidak dapat cair.
5
BAB II BAHAN LOGAM
A. Pendahuluan dan Pengenalan
Ilmu logam adalah suatu yang mencakup seluruh pengetahuan yang mempelajari bahan – bahan logam pada umumnya : tentang
komposisi, susunan struktur kristal dan sifat – sifat fisis dan mekanis. Hal yang lebih luas lagi tercakup dalam ilmu logam adalah
mempelajari cara – cara pemisahan logam dari bijihnya terhadap ikatan – ikatan cat pengotornya impurities elements kemudian diikuti dengan
cara – cara pengolahan secara teknis sehingga diperoleh suatu jenis logam tau logam campur yang dapat memenuhi kebutuhan–kebutuhan
tertentu. Karena luasnya ilmu logam maka timbul cabang – cabang ilmu
logam yang bersifat spesialisasi yang mendukung antara lain :
1. Fisika Metallurgi adalah bagian dari ilmu logam yang mempelajari cara
– cara pemisahan logam dari bijih logamnya terhadap ikatan zat – zat pengotornya dengan pengolahan teknis sehingga pada akhirnya diperoleh
logam yang siap pakai oleh manusia. Contohnya adalah proses yeknis mata rantai sejak bijih ferro diolah
dalam daput tinggi didapat besi kasar pig iron. Selanjutnya besi kasar dapur cupola atau dapur Bessemer sehingga pada akhirnya didapat
batangan – batangan besi tuang cast iron atau baja steel. Dengan bahan – bahan batangan ini sebenarnya masih berupa hasil
setengah jadi, untuk pemenuhan kebutuhan manusia dilakukan proses lanjut yang disebut proses pembentukan shaping process dengan
menggunakan mesin- mesin produksi pabrik besi dan baja.
6 Untuk besi tuang, shaping process dilakukan dengan pengecoran dengan
menggunakan metode teknik pengecoran logam, untuk mendapatkan bentuk konfigurasi tertentu digunakan cetakan – cetakan bentuk tertentu.
Untuk baja, shaping process dilakukan proses mekanis sehingga didapatkan baja – baja profile bermacam – macam bentuk antara lain :
profil L, U, T, I, segi empat, bulat ataupun plat. 2.
Metallografi, yaitu ilmu logam yang mempelajari dan menyelidiki sifat
– sifat serta struktur logam dari apa yang terlihat secara visual atau dengan mikroskop.
3. Fisika logam, mempelajari sifat – sifat fisis dan mekanis baik logam
tunggal maupun logam campur paduan sifat kekuatan bahan, sifat listrik, sifat kekenyalan plastikity dan lain – lainnya.
4. Kimia logam, mempelajari dan menyelidiki terutama sifat – sifat logam
dari sudut susunan kimiawinya, sifat ketahanan terhadap korosi, kemampuan terhadap proses pengelasan dan heat treatment process.
Tersebut pada contoh – contoh di atas adalah cabang – cabang ilmu logam yang tidak dapat berdiri terpisah sendiri – sendiri, tetapi
cabang – cabang ilmu adalah saling mengait dalam process produksi dan process industry pada kenyataan yang sebenarnya. Hal ini sudah jelas
karena tiada industri apapun tanpa kehadiran bahan logam. Sebagai gambaran bahwa antara cabang – cabang ilmu logam
tersebut tidaklah dapat diberikan batas – batas tertentu, tetapi ahli ilmu dan pengetahuan dari Anglo-Saxon megatakan yang dimaksud dengan
metallurgi tidak hanya memisah dan memurnikan, akan tetapi termasuk pula pengolahan untuk mencukupi kebutuhan manusia, sehingga
pendapat ini membagi metallurgi menjadi : a.
Metallurgi produktif atau metallurgi ekstraktif, mengutamakan penyelidikan dan pengolahan dari bijih logam.
b. Metallurgi adaptif, mengutamakan proses pengolahan dan penyelidikan sehingga dapat berguna dalam kehidupan manusia.