Pengerasan Induksi Pengerasan Busur Nyala

109 2 Pemanasan dan pendinginan dilakukan setahap demi setahap. Busur nyala dan air pendinginan yang dipercikkan bekerja terus-menerus, dun permukaan melintang yang dilaluinya menjadi keras. Kecepatan gerakan unit pemanas dan pendinginan di atas permukaan komponen dapat dikontrol sehingga dihasilkan kekerasan permukaan komponen yang sesuai keperluan. Pemanasan dan pendinginan yang bertahap dapat dilakukan dengan menggunakan satu unit gabungan yang terdiri dari peralatan busur nyala dan percikan air. Peralatan yang akan dikeraskan ditempatkan di bawahnya dan dapat bergerak dengan kecepatan 3 mdetik yang digerakkan oleh ban transpor. 3 Komponen yang akan dikeraskan bergerak berputar mengelilingi busur nyala yang tetap tidak bergerak dan seterusnya dipercikkan air pendinginan atau dicelupkan ke dalam air pendingin. Komponen yang berukuran panjang dapat berputar, scrnentara itu unit busur nyala bergerak bolak-balik paralel terhadap sumbu Putarnya. Komponen dapat dikerjakan dengan cara ini, yang kedudukannya harus simetris terhadap perputaran sumbu. Setelah dilakukan pengerasan busur nyala, biasanya baja yang telah dikeraskan dilakukan penyepuhan dan apabila diperlukan hal itu dapat dilakunan dengan pemanasan busur nyala. 110

b. Pengerasan Induksi

Pcngcrasan induksi termasuk suatu cara pengerasan permukaan. Komponen yang akan dikeraskan ditempatkan di dalam suatu gulungan koil induktor dan kemudian dimasukkan arus listrik frekuensi tinggi. Dapur yang digunakan hampir sama dengan dapur untuk menghasilkan baja paduan. Tctapi dapur ini dilengkapi dengan suatu silinder air berlubang yang bersatu dengan kumparan dan berfungsi sebagai unit pendingin. Perhatikan Gambar 34 111 Permukaan komponen yang akan dikeraskan, dipanaskan mencapai suhu pengerasan yang berlangsung sangat cepat. Selanjutnya, didinginkan dengan cepat sewaktu komponen masih tetap di dalam kumparan. Pengerasan lapisan yang tebalnya mencapai 3 mm dilakukan dengan cara pemanasan hingga mencapai suhu pengerasan. Cara tersebut dapat dilakukan dengan pengerjaan seIcmpat lokal. Proses pengerasan induksi lebih sesuai untuk baja dengan kandungan karbon sekitar 0,45. Dalam cara ini suhu yang dihasilkan dapat dikontrol dengan pcngaturan kumparannya, yaitu dengan mengatur jarak antara kumparan dengan permukaan komponen yang akan dikeraskan. 112

BAB VII BAHAN SINTESIS

Bahan Non Logam

A. PENDAHULUAN

Bahan sintetis banyak digunakan pada industri permesinan, dari industri kecil sampai industri besar. Pengolahan bahan-bahan sintetis lebih murah dibandingkan dengan bahan yang didapatkan dari pertambangan. Sehingga kalau ditinjau dari segi ekonomi dan proses, bahan sintetis lebih murah dan lebih cepat daripada bahan tambang. Pabrik pengolahan bahan-bahan sintetis bisa ditempatkan di mana saja dan tidak harus berdekatan dengan bahan asal yang akan diperolehnya. Sehingga dalam perencanaannya pun tidak terlalu sulit dibanding pabrik yang harus mengolah bahan-bahan yang berasal dari tambang.

B. PLASTIK

Plastik merupakan bahan yang sangat penting dalam dunia permesinan dan industri modern. Plastik adalah bahan sintetis berasal dari minyak mineral, gs alam, atau dibuat dari bahan asal batu bara, batu kapur, udara, air dan juga dari binatang dan tumbuh-tumbuhan. Pengolahannya biasanya dikerjakan pada proses pangan dan tekanan. Sifat-sifat plastik pada umumnya adalah sebagai berikut. 1. Tahan korosi oleh atmosfer ataupun oleh beberapa zat kimia. 2. Berat jenisnya cukup rendah, sebagian mengapung dalam air, tetapi umumnya lebih berat. 3. Beberapa cukup ulet dan kuat, tetapi kekuatannya di bawah logam. Akan tetapi karena berat jenis plastik lebih rendah, didapatkan perbandingan yang menarik antara kekuatan dan berat.