Lapisan Penutup Dari Logam

153 7 Oksida Melalui jalan elektrolisis di atas aluminium dapat diterapkan satu lapisan oksida. Untuk keperluan itu, produk aluminium digantung dalam cairan elektrolisis. Cairan itu pada umumnya adalah suatu larutan asam belerang dalam air. Jika setelah itu, kin hubungkan kutub positif dari sumber tegangan dengan produk dan kutub negatif dari sumber tegangan dengan pelat titian yang digantungkan dalam cairan maka air memisahkan diri menjadi zat asam dan zat air. Zat asam yang dibebaskan bersenyawa dengan aluminium dan membentuk aluminium oksida menurut: 4A1 + 3O 2  2Al 2 3 Tebal lapisan oksida yang terjadi adalah kira-kira 0,02 mm dan berpori. Dalam keadaan berpori ini oksida aluminium dapat menerima bahan warna. Lapisan pori dapat ditutup dengan cara memasak produk dalam air murni selama seperempat jam. Jika dalam air tidak kita campurkan bahan warna maka lapisan oksida menjadi bening seperti kaca. Cara itu disebut menganodisasikan atau mengeloksasikan yang dilakukan untuk konstruksi dan alat rumah tangga.

b. Lapisan Penutup Dari Logam

Pada penerapan lapisan penutup dari logam, kita seringkali lihat bahwa beberapa logarn membentuk kulit korosi, yang melindungi logam di bawahnya terhadap perusakan lebih lanjut. Logam yang memperlihatkan sifat ini antara lain aluminium, seng, krom, kadmium, nikel, timah, timbel, dan tembaga. Ada beberapa cara untuk menerapkan lapisan logaitn pada logam lain. 154 1 Elektroplating Penyepuhan Penyepuhan adalah melapiskan logam pada permukaan logam. Emas, perak, nikel, kromium, tembaga, kadmium, timah, seng, dan beberapa paduan yang lain dapat dilapisi dengan cara penyepuhan. Elektrupluting sesungguhnya adalah proses yang mahal akan tetapi, memberikan lapisan permukaan yang sangat merata dengan kualitas yang tinggi, karena kontrol yang teliti dapat dilakukan pada semua tingkat. Tambahan pula tidak terjadi pemanasan pada komponen yang akan dilapisi sehingga tidak ada risiko kerusakan sifat mekanik yang mungkin akan terjadi pada perlakuan pemanasan yang lain. 2 Pekerjaan skoper Pekerjaan skoper adalah pengerjaan logam dengan cara logam yang akan diterapkan dilumerkan dengan pembakar khusus dan selanjutnya disemprotkan oleh tekanan nyala api pada produk. Produk yang akan diolah harus agak kasar. Logam yang disemprotkan menempel pada hampir tiap permukaan, juga pada kayu, batu, dan kertas. Pekerjaan skoper dilaksanakan dengan seng, timah, timbel, tembaga, dan aluminium. Oleh karena bentuknya tetesan, lapisan yang disemprotkan tidak tertutup sama sekali. Logam yang dilapiskan adalah oleh karena bentuk bolanya cukup keras, pekerjaan skoper antara lain digunakan pada konstruksi. Dalam teknik listrik, kertas yang diskoperkan digunakan sebagai pelindung pada kabel dan sebagai pengantar dalam kondensator. 3 Galvanisasi Apabila garam logam dilarutkan dalam air maka garam mengionisasi. 4 Serardisasi Mengserardisasi adalah satu cara penempelan serbuk seng yang sangat halus pada permukaan baja pada suhu tinggi. Dengan besi dari 155 baja dibentuk paduan seng – besi yang sangat tahan terhadap korosi. Sebelum kita dapat mengserardisasi, semua kotoran dari benda harus dihilangkan. Setelah itu, benda bersamaan dengan serbuk seng dimasukkan ke dalam tromol. Dengan memanaskan isi tromol hingga 400°C dan memutarnya dengan perlahan-lahan terbentuk suatu paduan scng - besi setebal 15- 25 mikromili dalam waktu lebih kurang 1 Jam. Kita mengserardisasikan dengan cara yang sama juga dengan aluminium dan krom. Oleh karena lapisan penutup terjadi di mana - mana yaitu juga pada tempat yang sukar dicapai maka cara ini adalah cocok untuk pengolahan, misalnya: ulir sckrup dalam mur atau pada baut. Kerugian dari cara ini adalah benda kerja dapat berubah bentuk atau memuda karena panas. Lapisan serardisasi itu keras dan mempunyai ketahanan aus yang baik. Sambungan las dan patri dapat diserardisasikan dan oleh karena itu, memperoleh warna yang sama dengan sisa produk. Kita mengserardisasikan pada umumnya untuk bagian - bagian kecil dari baja seperti baut, mur, gelang, dan sebagainya. 5 Perlindungan katodis Menurut cara ini logam dikempa atau dicanai pada suhu tinggi, kita membuat stempel dengan tembaga, nikel, aluminium, dan perak. Tangki dalam tanah, tiang jembatan, dan sebagainya dapat dilindungi secara sederhana terhadap korosi. Di sini anode pembantu dihubungkan secara listrik oleh tanah yang lembap atau dihubungkan dengan kawat tembaga pada konstruksi yang harus dilindungi. Oleh 156 karena magnesium lebih baik dan baja maka korosi seakan - akan diambil alih oleh magnesium. Kita mcmang harus mencoba menanam anode pembantu magnesium di tempat yang paling bermanfaat. Oleh karena korosi merupakan gejala listrik akibat tegangan maka memberantas korosi juga mungkin dengan menghilangkan perbedaan tegangan itu. Dengan demikian dibutuhkan untuk menghubungkan tegangan listrik berlawanan dengan tegangan konstruksi yang berada di dalam tanah dan tanah sekitarnya. Tegangan berlawanan itu dengan bantuan elektroda baja atau elektroda zat arang ditambahkan pada tanah dan konstruksi. Jika tegangan saling menghapuskan satu dengan lain maka korosi tidak mungkin lagi terjadi. Pada cara demikian harus didahulukan pengukuran yang sangat teliti terhadap tegangan yang ada. 157

BAB X PERCOBAAN TARIK UJI BAHAN

Untuk percobaan ini kita membutuhkan batang tarik. Sebelum di tarik Setelah di tarik  Regangan = Perpanjangan x 100 Panjang Semula Atau A O L O L 1 A 1 Rumusnya :  Tegangan = Gaya Luas Penampang semula Atau  = F A O 158 Dalam percobaan ini kita mengenal macam sifat bahan yaitu :  Modulus kenyal.  Batas regangan.  Kekuatan tarik dan kekuatan putus.  Regangan dan penggentingan. 1. Modulus kenyal : ukuran kekauan suatu bahan. Bahan dengan modulus kenyal maka bahan tersebut lebih kaku dan sebaliknya. 2. Batas regang : ukuran kekokohan suatu bahan. 3. Kekuatan tarik : ukuran kekuatan suatu bahan. 4. Regangan : ukuran untuk sifat dari bahan dapat dibentuk. Rumus – rumus : 1. Modulus Kenyal : E = Tegangan Regangan

2. Batas Regang :

 R = Gaya Luas Penampang semula  = L 1 - L O x 100 L O E =   R = FR A O