c. Variabel Prestasi Kerja Karyawan Uji validitas untuk variabel prestasi kerja menggunakan sampel
sebanyak n = 30 dan item yang tidak valid yaitu butir 1, 3, 7, 9, 11, dan 14. kuesioner yang dijawab oleh responden dengan dk = n - 2 dk = 30 -
2 = 28, sehingga r
tabel
0,05:28 = 0,374. Adapun hasil perhitungan uji validitas tersaji pada tabel berikut:
Tabel III. 7 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Prestasi Kerja Karyawan
Item r
tabel
r
hitung
Keterangan
1 0,374
0,124 Tidak Valid
2 0,374
0,489 Valid
3 0,374
0,047 Tidak Valid
4 0,374
0,508 Valid
5 0,374
0,450 Valid
6 0,374
0,486 Valid
7 0,374
-0,034 Tidak Valid
8 0,374
0,403 Valid
9 0,374
0,362 Tidak Valid
10 0,374
0,430 Valid
11 0,374
0,266 Tidak Valid
12 0,374
0,688 Valid
13 0,374
0,432 Valid
14 0,374
0,251 Tidak Valid
15 0,374
0,658 Valid
Dengan membuang item-item yang tidak valid, maka hasil uji validitas yang benar adalah sebagai berikut :
Tabel III. 8 Hasil Perhitungan Uji Validitas Instrumen Prestasi Kerja Karyawan
yang Valid Item
r
tabel
r
hitung
Keterangan
2 0,374
0,489 Valid
4 0,374
0,508 Valid
5 0,374
0,450 Valid
6 0,374
0,486 Valid
8 0,374
0,403 Valid
10 0,374
0,430 Valid
12 0,374
0,688 Valid
13 0,374
0,432 Valid
15 0,374
0,658 Valid
2. Reliabilitas
Menurut Bhuono Agung Nugroho 2005:72 reliabilitas keandalan merupakan ukuran suatu kestabilan dan konsistensi responden dalam
menjawab hal yang berkaitan dengan konstruk-konstruk pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel dan disusun dalam suatu bentuk
kuesioner. Uji reliabilitas menunjukkan bahwa pada suatu instrumen cukup dapat
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data, karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius
mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu
Suharsimi Arikunto, 1996:170. Untuk menguji reliabilitas butir kuesioner dalam penelitian ini digunakan rumus:
r
i
= k
1 –
M k – M k – 1
k s
t 2
Keterangan: k
= jumlah item dalam instrumen M
= mean skor total S
t 2
= varians total Untuk menginterpretasikan tinggi rendahnya reliabilitas, pedoman yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel III. 9 Instrumen Interpretasi Reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 0,20 – 0,399
0,40 – 0,599 0,60 – 0,799
0,80 – 1,000 Sangat rendah
Rendah Sedang
Kuat Sangat kuat
Sumber: Sugiyono, 1999:183 Suatu kuesioner dikatakan reliabel jika nilai Croanbach’s Alpha 0,60
Haryadi Sarjono Winda Julianita, 2011:45. Berikut ini merupakan hasil dari pengujian realibilitas:
Tabel III. 10 Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based on
Standardized Items N of
Items 0,720
0,691 12
Dengan melihat tabel Reliability Statistics, diketahui nilai Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,720 dan jumlah item pertanyaan adalah 11, dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kuesioner tersebut reliabel karena 0,720 0,60.
Tabel III. 11 Uji Reliabilitas Variabel Pemberian Kompensasi
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based on
Standardized Items N of
Items 0,664
0,639 9
Dengan melihat tabel Reliability Statistics, diketahui nilai Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,664 dan jumlah item pertanyaan adalah 8, dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kuesioner tersebut reliabel karena 0,664 0,60.
Tabel III. 12 Uji Reliabilitas Variabel Prestasi Kerja Karyawan
Cronbach’s Alpha Cronbach’s Alpha Based on
Standardized Items N of
Items 0,647
0,680 10
Dengan melihat tabel Reliability Statistics, diketahui nilai Cronbach’s Alpha adalah sebesar 0,647 dan jumlah item pertanyaan adalah 9, dengan
demikian dapat diambil kesimpulan bahwa kuesioner tersebut reliabel karena 0,647 0,60.
Berdasarkan instrumen interpretasi reliabilitas di atas variabel Kepuasan Kerja, Pemberian Kompensasi dan Prestasi Kerja memiliki tingkat
reliabilitas kuat.
I. Teknik Analisis Data 1. Pengujian Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang digunakan dalam penelitian berdistribusi normal atau tidak. Pengujian dilakukan
dengan menggunakan uji satu sampel dari Kolmogorov- Smirnov Sugiyono, 2004:150 yang dinyatakan dalam rumus sebagai berikut :
D = maksimum S
n1
X – S
n2
X Keterangan:
D = Deviasi atau penyimpangan
Sn1 X = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis Sn2 X = Distribusi frekuensi yang diobservasi
Bila probabilitas p yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 5 berarti data sebaran variabel tidak normal. Sebaliknya
bila probabilitas p yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5 berarti data sebaran variabel normal.
2. Uji Hipotesis
a. Hubungan Kepuasan Kerja dengan Prestasi Kerja Karyawan Untuk menguji hipotesis pertama yang menyatakan bahwa ada
hubungan positif antara kepuasan kerja dengan prestasi kerja karyawan Peruasahaan Kayu Jati Agung, digunakan uji korelasi bivariat dan
dilanjutkan dengan uji regresi sederhana.
1 Perumusan Hipotesis Ho: Tidak ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan prestasi
kerja karyawan. Ha: Ada hubungan positif antara kepuasan kerja dengan prestasi
kerja karyawan. 2 Dasar pengambilan keputusan
a. Dengan menbandingkan angka korelasi dengan 0,5 : Jika angka korelasi 0,5, maka korelasi cukup kuat
Jika angka korelasi 0,5, maka korelasi lemah b. Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan :
Probabilitas 0,05 maka Ho diterima Probabilitas 0,05 maka Ho ditolak
3 Hasil Analisis Data Hasil analisis data dari pengujian hipotesis pertama ini dilakukan
dengan menggunakan alat bantu komputer program SPSS 16. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis pertama adalah
korelasi bivariat dan dilanjutkan dengan regresi linear sederhana, yaitu untuk menentukan hubungan secara fungsional dan pengaruh antara
variabel kepuasan kerja dengan prestasi kerja karyawan.
b. Hubungan Pemberian Kompensasi Dengan Prestasi Kerja Karyawan Untuk menguji hipotesis kedua yang menyatakan bahwa ada
hubungan positif antara pemberian kompensasi dengan prestasi kerja karyawan perusahaan Kayu Jati Agung, digunakan uji korelasi bivariat.
1 Perumusan Hipotesis Ho: Tidak ada hubungan positif antara pemberian kompensasi
dengan prestasi kerja karyawan. Ha: Ada hubungan positif antara pemberian kompensasi dengan
prestasi kerja karyawan. 2 Dasar pengambilan keputusan
a. Dengan menbandingkan angka korelasi dengan 0,5 : Jika angka korelasi 0,5, maka korelasi cukup kuat
Jika angka korelasi 0,5, maka korelasi lemah b. Dengan melihat angka probabilitas, dengan ketentuan :
Probabilitas 0,05 maka Ho diterima Probabilitas 0,05 maka Ho ditolak
3 Hasil Analisis Data Hasil analisis data dari pengujian hipotesis kedua ini dilakukan
dengan menggunakan alat bantu komputer program SPSS 16. Teknik analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis kedua adalah
korelasi bivariat, yaitu untuk menentukan hubungan secara fungsional antara variabel pemberian kompensasi dengan prestasi kerja.
51
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Berdirinya Perusahaan
Perusahaan Kayu Jati Agung adalah sebuah perusahaan kayu yang berbentuk perseorangan. Perusahaan ini didirikan oleh Bapak Mudi Suwito, di
desa Canden, Jetis, Bantul pada awal tahun1968. Sebenarnya ide pertama kali sudah ada sejak tahun 1968, tetapi belum bisa terealisir dengan baik karena
pada waktu itu situasi ekonomi dan politik dalam negeri kurang stabil, serta modal yang dimiliki masih belum cukup untuk membeli bahan baku, gergaji
dan alat-alat lainnya. Bapak Mudi Suwito dengan sabar dan kerja keras, sedikit demi sedikit mengumpulkan uang demi terciptanya perusahaan yang diimpikan
sehingga pada awal tahun 1968 berdirilah perusahaan Kayu Jati Agung. Nama Perusahaan Kayu Jati Agung sudah ada sejak perusahan ini didirikan
dan Bapak Mudi Suwito memakai nama Jati Agung untuk perusahaan yang didirikannya karena perusahaan ini memproduksi dan menjual kayu jati yang
berkualitas tinggi. Situasi ekonomi dan politik di dalam negeri pada pertengahan tahun 1968
mulai stabil, khususnya di daerah Bantul dan sekitarnya, sehingga perusahaan ini dapat berdiri lengkap dengan peralatan-peralatan yang dibutuhkan
meskipun masih tradisional tetapi dapat beroperasi dengan baik. Adanya masa transisi pada waktu itu, permintaaan akan kayu semakin meningkat baik untuk
membangun rumah maupun untuk bahan baku pembuatan mebel. Dengan
demikian, meningkatnya permintaan akan kayu semakin menambah keyakinan Bapak Mudi Suwito, bahwa perusahaan yang dipimpinnya akan berkembang
pesat dan dapat memberikan keuntungan yang maksimal. Awal mulanya, alat-alat yang digunakan perusahaan masih tradisional, yaitu
digerakkan oleh tenaga manusia dan jumlah tenaga kerja yang dimiliki perusahaan baru 5 orang. Bapak Mudi Swito beserta keluarga masih ikut
membantu dan tenaga penjualan dilakukan oleh Bapak Mudi Suwito sendiri. Walaupun banyak kesulitan yang dialami, Bapak Mudi Suwito tetap gigih
untuk mengembangkan usahanya, dan dari waktu ke waktu produk yang dihasilkan semakin banyak dan kualitasnya pun semakin baik, sehingga
semakin banyak konsumen yang tertarik untuk memesan kayu jati pada perusahaan ini.
Meningkatnya penjualan dan pemesanan, sebagai akibat dari kemajuan ekonomi serta kesadaran masyarakat akan pentingnya penggunaan kayu jati
untuk keperluan bangunan, khususnya di daerah bantul dan sekitarnya menyebabkan perusahaan kewalahan dalam menyediakan kayu hasil produksi
untuk mencukupi permintaan konsumen. Oleh karena itu, Bapak Mudi Suwito memperluas usahanya dengan membeli tanah seluas ± 2ha dari uang yang
diperoleh dari hasil penjualan selama ini. Tanah yang baru dibeli tersebut untuk keperluan yang sama, yaitu untuk mendirikan perusahaan cabang dari Canden
dan pada akhirnya di lokasi inilah kedudukan dan pusat perusahaan berada. Perusahaan yang baru ini beralamat di Jalan Raya Bantul Km. 10, Melikan Lor,
Bantul dan didirikan dengan ijin usaha : HOS No. 4409HOSPemBT, dengan
Nomor Pokok Wajib Pajak 4107134140, dan pada saat ini dipimpin oleh Bapak Widarjo, putra dari Bapak Mudi Suwito.
Pada tahun 1975 perusahaan ini mulai melakukan aktivitasnya dengan peralatan yang sudah modern yaitu dengan tenaga mesin. Adanya peralatan
yang canggih ini menyebabkan kapasitas produksi semakin meningkat seiring dengan besarnya volume penjualan, sehingga pendapatan perusahaan juga
bertambah besar. Meningkatnya usaha serta dana yang digunakan, mulai tahun 1978
perusahaan menambah usahanya dengan pembuatan tegel dan bus beton. Perkembangan pesat perusahaan menyebabkan perusahaan memperoleh
kepercayaan dari pemerintah berupa kredit investasi kecil KIK yang
kemudian oleh perusahaan digunakan untuk membuka pertokoan untuk menjual kayu gergajian di daerah Mantrijeron, Yogyakarta.
Pada tahun 1986, perusahaan mendapat kredit dari Bank Rakyat Indonesia BRI yang dimanfaatkan untuk meningkatkan aktivitas perusahaan dengan
membeli alat-alat atau mesin baru. Dengan bertambahnya mesin baru, perusahaan dapat menghasilkan lebih banyak lagi kayu dan memperbaiki
efisiensi kerja. Sejak itu, Perusahaan Kayu Jati Agung tidak hanya menggergaji untuk keperluan perusahaan sendiri tetapi juga menerima penggergajian dari
perusahaan lain atau perorangan.
Sedangkan pada tahun 1983, Perusahaan Kayu Jati Agung membuka cabang di Kabupaten Kulon Progo dan pada tahun 1991 membuka cabang lainnya di
jalan Wonosari, Yogyakarta. Adapun tujuan didirikan Perusahaan Kayu Jati Agung ini, adalah :
1. Mencukupi kebutuhan konsumen akan kebutuhan kayu untuk keperluan bangunan maupun untuk keperluan lain
2. Mencukupi kebutuhan pemborong kayu 3. Mencukupi kebutuhan kayu bagi para pengusaha mebel
4. Mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan dan kesejahteraan karyawan
B. Lokasi Perusahaan
Pemilihan lokasi perusahaan yang tepat merupakan masalah yang pertama kali timbul. Penempatan perusahaan yang tepat akan menekan biaya produksi
dan distribusi menjadi relatif lebih efisien. Penempatan lokasi perusahaan biasanya didasarkan pada motif ekonomi, yaitu menekan biaya agar tercapai
keuntungan semaksimal mungkin. Di
dalam menempatkan keputusan
pemilihan lokasi, seorang pengusaha dihadapkan pada masalah yang panjang, yaitu tentang bagaimana mencari tempat yang strategis demi menjaga
kelangsungan hidup perusahaan dan perolehan keuntungan yang maksimal. Pemilihan lokasi yang kurang tepat akan mengakibatkan kemerosotan atau
kemunduran suatu perusahaan. Dengan demikian, pemilihan lokasi perusahaan harus diperhitungkan secara matang demi tercapainya tujuan perusahaan.
Adapun pertimbangan-pertimbangan yang diperlukan dalam pemilihan lokasi Perusahaan Kayu Jati Agung, antara lain :
1. Segi transportasi Letak perusahaan berada di tepi jalan raya sehingga memudahkan aktivitas
perusahaan. 2. Segi tenaga kerja
Tenaga kerja diambil dari sekitar perusahaan sehingga dapat memberikan kesempatan kerja bagi para penduduk sekitar.
3. Segi pemasaran 4. Letak perusahaan berada di tepi jalan raya, sehingga mudah diketahui dan
diakses oleh pelanggan. 5. Distribusi barang
Upaya yang dilakukan oleh perusahaan yang menarik perhatian dan minat pelanggan yakni perusahaan memberikan pelayanan sebaik mungkin dengan
mengantarkan pesanan pelanggan sampai tujuan dengan cuma-cuma atau gratis.
Berikut ini adalah lokasi pusat Perusahaan Kayu Jati Agung yang terletak di Jalan Raya Bantul Km. 10, Melikan Lor, Bantul :
Jl. Raya Bantul
Jl. Pemuda Jl. Pramuka
Kantor Tansmigrasi
Toko Jati Agung
Perumahan Penduduk
Masjid Agung Manunggal
BPD Bantul SMPN III Bantul
Perusahaan Kayu Jati Agung