Pengertian Kepuasan Kerja Kajian Pustaka 1. Kepuasan Kerja

d. Faktor- Faktor Kepuasan Kerja

1 Faktor finansial Faktor finansial yang dimaksud disini adalah terpenuhinya keinginan karyawan terhadap finansil yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi karyawan dapat dipenuhi. Menurut Moh. As’ad 1982:106, faktor finansial meliputi : gaji, macam-macam pinjaman, promosi, jaminan sosial, dan pemberian balas jasa. Sedangkan menurut Heidjrachman dan Suad Husnan 1982:184, faktor finansial meliputi : a Gaji dan upah yang baik b Gaji yang bisa dipakai untuk memuaskan kebutuhan psikologis, sosial, maupun egoistik. Karena itu, tidak heran jika banyak atau bahkan sebagian besar karyawan menginginkan gaji yang tinggi dari pekerjaannnya. c Kesempatan untuk maju Meskipun mungkin tidak semua karyawan ingin dipromosikan, tetapi pada umumnya setiap orang menginginkan untuk maju dalam hidupnya. 2 Faktor fisik Menurut Moh As’ad 1982:106, faktor fisik meliputi: umur, kondisi badan, jenis pekerjaan, waktu, sistem kerja, keadaan alat perlengkapan dan mesin, keadaan suara, temperatur dan penerangan. 3 Faktor sosial Faktor sosial menurut Heidjrahman dan Suad Husnan 1982:184, yaitu: a Rekan kerja yang kompak b Pimpinan yang adil dan bijaksana c Pengarahan dan perintah yang wajar Pengarahan diperlukan untuk menjaga agar pelaksanaan tidak menyimpang dan perintah yang wajar diperlukan untuk keberhasilan pelaksanaan. Dengan adanya kekompakkan kerja antar karyawan dan disertai dengan pimpinan yang bijaksana maka karyawan akan merasa betah dan puas dengan pekerjaannya. 4 Faktor psikologis Menurut Heidjrahman dan Suad Husnan 1982:, faktor psikologis meliputi : a Pekerjaan yang berarti Keinginan ini merupakan perwujudan dari kebutuhan untuk berprestasi. b Organisasi atau tempat kerja yang dihargai masyarakat. Setiap orang pasti menginginkan pekerjaan yang sesuai dengan apa yang dicita-citakan. Karena itu dalam bekerja karyawan ingin menghasilkan sesuatu yang dihargai oleh karyawan lain, pimpinan maupun orang di sekitar lingkungannya.

2. Pemberian Kompensasi a. Pengertian Kompensasi

Masalah kompensasi selain sensitif karena menjadi pendorong seseorang untuk bekerja, juga karena berpengaruh terhadap moral dan disiplin tenaga kerja. Oleh karena itu, setiap perusahaan atau organisasi manapun seharusnya dapat memberikan kompensasi yang seimbang dengan beban kerja yang dipikul tenaga kerja. Kompensasi mengandung arti yang lebih luas daripada upah atau gaji. Upah atau gaji lebih menekankan pada balas jasa yang bersifat finansial, sedangkan kompensasi mencakup balas jasa finansial maupun non-finansial. Kompensasi merupakan pemberian balas jasa, baik secara langsung berupa uang finansial maupun tidak langsung berupa penghargaan non-finansial. Menurut Filippo dalam bukunya Principle of Personal Management, kompensasi adalah harga untuk jasa yang diterima atau diberikan oleh orang lain bagi kepentingan seseorang atau badan hukum. Dessler dalam bukunya Manajemen Sumber Daya Manusia, menyatakan kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran atau imbalan yang diberikan kepada karyawan dan timbul dari dipekerjakannya karyawan tersebut. Kompensasi mempunyai dua aspek: pertama, pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji, insentif, komisi, dan bonus. Kedua, pembayaran tidak langsung dalam bentuk tunjangan keuangan, seperti asuransi, dan uang liburan yang dibayarkan perusahaan Samsudin Sadii, 2006:187. Henry Simamora 2004:442, kompensasi meliputi imbalan finansial dan jasa nirwujud serta tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan kepegawaian. Sedangkan menurut Kolonel Kal. Susilo Martoyo 2000: 125, wujud dari kompensasi dapat bersifat finansial maupun nonfinansial yang pada dasarnya adalah suatu wujud penghargaan atas jasa seseorang pada organisasi yang bersangkutan. Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kompensasi adalah balas jasa dari perusahaan atau organisasi atas jasa yang telah diberikan oleh karyawan, baik yang bersifat finansial