Tekstur PEMBUATAN TEMPE PROPORSI BIJI KEDELAI:LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN PENAMBAHAN ANGKAK.

Tabel 4.9. Nilai rata-rata kadar lemak tempe dari perlakuan penambahan angkak Penambahan Angkak Kadar lemak Notasi DMRT 5 1 2 3 2,90 2,57 2,36 b a a 0,34 0,33 - Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf berbeda berarti berbeda nyata Pada Tabel 4.9. menunjukkan bahwa pada penambahan angkak berpengaruh nyata terhadap nilai rata-rata kadar lemak, yaitu penambahan angkak 1 berbeda nyata dengan penambahan angkak 2 dan 3, tetapi penambahan angkak 2 tidak berbeda nyata dengan penambahan angkak 3. Penambahan angkak akan menyebabkan penurunan kadar lemak. Penurunan kadar lemak disebabkan karena banyaknya penambahan angkak faktor pembagi yang ditambahkan di dalam tempe.

5. Tekstur

Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 7, menunjukkan bahwa perlakuan proporsi kedelai:lamtoro gung dan penambahan angkak terdapat interaksi yang nyata p≤0,05 terhadap tekstur tempe yang dihasilkan. Nilai rata-rata tekstur diperoleh dengan menggunakan alat penetrometer , perlakuan proporsi kedelai:lamtoro gung dan penambahan angkak dapat dilihat pada Tabel 4.10. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata tekstur tempe mempunyai kisaran antara 0,224 - 0,365 mmgr.det. Rerata nilai tekstur dapat dilihat pada Tabel 4.10. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.10. Nilai rata-rata tekstur tempe dari perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung dan penambahan angkak Perlakuan Tekstur mmgr.det Notasi DMRT 5 Proporsi Kedelai:Lamtoro gung Angkak 70:30 3 2 1 0,224 0,233 0,241 a b c - 0,006 0,007 50:50 3 2 1 0,257 0,277 0,285 d e f 0,007 0,007 0,007 30:70 3 2 1 0,337 0,348 0,365 g h i 0,007 0,007 0,007 Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf berbeda berarti berbeda nyata. Perlakuan dari proporsi kedelai:lamtoro gung 30:70 dengan penambahan angkak 1 menghasilkan tekstur tempe tertinggi tekstur lunak yaitu 0,365 mmgr.dt, sedangkan tekstur tempe terendah tekstur padat dihasilkan dari perlakuan proporsi kedelai:lamtoro gung 70:30 dengan penambahan angkak 3 yaitu 0,224 mmgr.dt. Hubungan antara perlakuan proporsi kedelai:lamtoro gung dengan penambahan angkak terhadap tekstur tempe ditunjukkan pada Gambar 4.1. Gambar 4.1. Hubungan antara proporsi kedelai:lamtoro gung dan penambahan angkak terhadap tekstur tempe. 1 2 3 0,0000 0,0500 0,1000 0,1500 0,2000 0,2500 0,3000 0,3500 0,4000 kedelai:lamtoro-gung 70:30 kedelai:lamtoro-gung 50:50 kedelai:lamtoro-gung 30:70 Angkak T e k s tu r fx = -0,01x + 0,31 R² = 0,99 fx = -0,02x + 0,31 R² = 0,97 fx = -0,02x + 0,27 R² = 0,91 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Pada Gambar 4.1. menunjukkan bahwa semakin banyak proporsi kedelai dan semakin banyak penambahan angkak menyebabkan nilai tekstur tempe yang dihasilkan semakin rendah tekstur padat. Hal ini erat kaitannya dengan kadar air yang terkandung dalam biji lamtoro gung dan biji kedelai, serta sifat angkak yang higroskopis. Semakin banyak biji lamtoro gung yang ditambahkan maka kadar air tempe semakin tinggi dan tekstur semakin lunak, sedangkan semakin banyak biji kedelai dan angkak yang ditambahkan maka kadar air tempe semakin rendah dan tekstur semakin padat. Menurut Iskandar et al 2005, Kadar air tempe sangat menentukan tekstur dari tempe dan daya simpan atau kesegaran tempe. Kadar air tempe yang semakin tinggi akan mengakibatkan tempe yang dihasilkan akan semakin cepat rusak atau busuk. Semakin tinggi kadar air pertumbuhan kapang akan semakin cepat sehinga akan cepat tumbuh spora dan tempe berlendir. Selama fermentasi, biji-bijian akan terperangkap dalam rajutan miselia jamur membentuk padatan yang kompak berwarna putih Susanto ,1994.

C. Uji Organoleptik

Sifat organoleptik adalah sifat bahan yang dimulai dengan menggunakan indera manusia yaitu indera penglihatan, pembau dan perasa. Sifat organoleptik tempe lamtoro gung-angkak yang diuji meliputi: warna, rasa, aroma dan kekompakan. Penelitian tempe lamtoro gung-angkak yang dihasilkan diujikan secara organoleptik meliputi:

1. Uji Kesukaan Warna

Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN LAMTORO (Leucaena leucocephala) SEBAGAI BAHAN DASAR TEMPE DENGAN PENAMBAHAN BAHAN ISI JAGUNG Pemanfaatan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Sebagai Bahan Dasar Tempe Dengan Penambahan Bahan Isi Jagung Manis (Zea mays) DAN Bekatul Pada Konsentras

1 2 15

KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECAP LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI.

0 1 74

PEMBUATAN TAUCO LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI.

3 4 77

KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECAP LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI.

0 10 74

PEMBUATAN KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN KAJIAN KONSENTRASI ENZIM LIMBAH KULIT NENAS DAN LAMA INKUBASI.

0 1 52

PENGARUH PENAMBAHAN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) PADA PROSES FERMENTASI TEMPE

1 1 11

PEMBUATAN TEMPE PROPORSI BIJI KEDELAI:LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN PENAMBAHAN ANGKAK

0 1 15

PEMBUATAN KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN KAJIAN KONSENTRASI ENZIM LIMBAH KULIT NENAS DAN LAMA INKUBASI

0 0 15

KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECAP LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI SKRIPSI

0 0 14

PEMBUATAN TAUCO LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI

0 0 17