Uji Kesukaan Kekompakan PEMBUATAN TEMPE PROPORSI BIJI KEDELAI:LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN PENAMBAHAN ANGKAK.

Tabel 4.13. Nilai rata-rata kesukaan aroma pada produk tempe. Perlakuan Total Rangking Proporsi Kedelai:lamtoro gung Angkak 70:30 1 2 3 73 72 69 50:50 1 2 3 66 65 63 30:70 1 2 3 54 60 54 Ket: Semakin besar nilai semakin disukai Semakin tinggi proporsi biji lamtoro gung dan semakin tinggi penambahan angkak maka tingkat kesukaan panelis cenderung menurun. Hal ini disebabkan karena timbulnya aroma khas dalam tempe yang ditunjukkan dengan adanya bau seperti tape atau alkohol. Hal ini diduga disebabkan lamtoro gung mengandung karbohidrat yang tinggi, karbohidrat tersebut akan dipecah oleh Rhizopus , Monascus dan beberapa mikrobia lain dengan lama waktu fermentasi tertentu, maka akan dihasilkan tempe dengan aroma alkohol yang menonjol. Menurut Steinkrauss 1995, selama fermentasi tempe, air yang dihasilkan merupakan hasil dari pemecahan karbohidrat oleh mikrobia. Menurut Astuti et al 2003, kadar karbohidrat biji lamtoro gung 36,39 ; sedangkan kadar karbohidrat biji kedelai 22,2 Snyder and Kwon, 1987. Menurut Sayrief 1999 menyatakan bahwa selama fermentasi, kapang Rhizopus akan menghancurkan matriks antara sel bakteri dimana pada hari ke tiga untuk biji-bijian akan menjadi empuk, tapi pada fermentasi selanjutnya antara sel pada biji-bijian hancur ditambah air hasil pemecahan karbohidrat yang menyebabkan tempe menjadi lembek dan berair.

4. Uji Kesukaan Kekompakan

Berdasarkan analisis ragam Lampiran 11, menunjukkan bahwa perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung dan penambahan angkak berbeda nyata terhadap kekompakan tempe lamtoro gung-angkak. Nilai rata-rata uji organoleptik tekstur tempe dari perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung dan Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. penambahan angkak dapat dilihat pada Tabel 4.14. Tabel 4.14 . Nilai rata-rata uji organoleptik kekompakan tempe dari perlakuan proporsi kedelai:lamtoro gung dan penambahan angkak Perlakuan Total Rangking Proporsi Kedelai:lamtoro gung Angkak 70:30 1 2 3 71 76 79 50:50 1 2 3 52 62 63 30:70 1 2 3 50 51 58 Keterangan : Semakin besar nilai semakin disukai Berdasarkan Tabel 4.14. menunjukkan bahwa tingkat kesukaan panelis terhadap kekompakan tempe didapat hasil rata-rata kesukaan 2,50 – 3,55 masuk dalam skala tidak suka – agak suka. Perlakuan proporsi lamtoro gung 30 dan penambahan angkak 1 menghasilkan tekstur atku kekompakan tempe dengan tingkat kesukaan tertinggi yaitu 79 dan perlakuan proporsi lamtoro gung 70 dan penambahan angkak 3 menghasilkan kekompakan tempe dengan tingkat kesukaan terendah yaitu 50. Semakin banyak proporsi lamtoro gung yang ditambahkan semakin menurunkan minat panelis. Hal ini disebabkan karena lamtoro gung mengandung karbohidrat yang tinggi, karbohidrat tersebut akan dipecah oleh Rhizopus, Monascus dan beberapa mikrobia lain dengan lama waktu fermentasi tertentu maka akan dihasilkan tempe yang kurang kompak. Menurut Steinkraus 1995, selama fermentasi tempe, air yang dihasilkan merupakan hasil dari pemecahan karbohidrat oleh mikrobia. Menurut Astuti et al 2003, kadar karbohidrat biji lamtoro gung 36,39 ; sedangkan kadar karbohidrat biji kedelai 22,2 Snyder and Kwon, 1987. Menurut Sayrief 1999 menyatakan bahwa selama fermentasi, kapang Rhizopus akan menghancurkan matriks antara sel bakteri dimana pada hari ke tiga untuk biji-bijian akan menjadi empuk, tapi pada fermentasi selanjutnya antara sel pada biji-bijian hancur Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. ditambah air hasil pemecahan karbohidrat yang menyebabkan tempe menjadi lembek dan berair.

D. Analisis Keputusan

Mutu suatu bahan pangan dapat diketahui berdasarkan tiga sifat yaitu kimia, fisik dan organoleptik. Diterima tidaknya bahan atau produk pangan oleh konsumen lebih banyak ditentukan oleh faktor sifat organoleptik, karena berhubungan langsung dengan selera konsumen Mangkusubroto, 1987. Data – data yang diperlukan untuk analisis keputusan adalah aspek kuantitas dan aspek kualitas. Aspek kuantitas meliputi kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar total fenol, dan kadar aktivitas antioksidan; sedangkan aspek kualitas meliputi uji kesukaan rasa, aroma, warna, dan kekompakan tekstur. Pada masing – masing data tersebut dicari perlakuan yang terbaik, dari parameter kimia dan fisik dan organoleptik terhadap tingkat kesukaan rasa, warna, aroma dan kekompakan, maka nilai rata-rata terbaik didapatkan pada perlakuan proporsi kedelai:lamtoro gung 70:30, dengan penambahan angkak 1. Hasil analisa kadar air, kadar abu, kadar protein, kadar lemak, kadar total fenol, kadar aktivitas antioksidan dan uji organoleptik pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.15. Dimana kedua hasil analisa ini akan dijadikan acuan untuk menentukan tempe dengan mutu yang layak dikonsumsi oleh konsumen. Alternatif ini selanjutnya akan dilanjutkan dengan analisis finansial. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.15. Hasil Analisis Keseluruhan Pada Produk Tempe. Dari Tabel 4.15. dapat dilihat bahwa hasil analisis produk tempe yang dilakukan memenuhi standart mutu tempe sehingga kombinasi perlakuan proporsi lamtoro gung 30 dan penambahan angkak 1 yang memiliki kadar air 62,42, kadar abu 3,30, kadar protein 14,99, kadar lemak 3,99, kadar fenol 3.178,41 ppm, aktivitas antioksidan 59,47 , tekstur kekerasan 0,241 mmgr det dan tingkat kesukaan warna 72, rasa 75, aroma 73, kekompakan 71, merupakan produk tempe yang disukai konsumen dan sesuai dengan Standart Mutu Indonesia SNI. Berdasarkan hasil tersebut, maka tempe lamtoro gung-angkak dengan perlakuan proporsi kedelai: lamtoro gung 70:30 dan penambahan angkak 1 merupakan produk yang paling tinggi tingkat kesukaanya dan yang memenuhi persyaratan mutu tempe, serta dapat diterima oleh konsumen sehingga dapat memberikan keuntungan.

E. Hasil Analisa Produk Terbaik

Pada penelitian pembuatan tempe dengan proporsi kedelai:lamtoro gung dan penambahan angkak, dilakukan analisis produk terbaik terhadap tempe berdasarkan uji organoleptik. Hasil uji organoleptik tiga produk terbaik diperoleh pada perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung 70 : 30 dengan penambahan Angkak 1,2,dan 3. Hasil analisis tiga produk terbaik tempe tersebut akan dilakukan uji kadar fenol dan uji kadar aktivitas antioksidan, dapat dilihat pada Tabel 4.17 dan 4.18. Perlakuan Kadar tekstur Uji Organoleptik Proporsi Angkak Air Abu Protein Lemak Fenol Antioksidan mm gr.dt Warna Rasa Aroma Kekompakan 70:30 1 62,42 3,30 14,99 3,99 3.450,82 59,47 0,24 72 75 73 71 70:30 2 62,69 3,44 14,86 3,33 4.496,44 63,60 0,23 69 72 72 76 70:30 3 63,00 3,56 13,02 3,08 5.451,87 69,60 0,22 57 69 69 79 50:50 1 63,11 3,56 12,54 2,60 0,29 68 63 66 52 50:50 2 63,56 3,61 11,85 2,45 0,28 63 63 65 62 50:50 3 63,62 3,73 11,15 2,27 0,26 48 65 63 63 30:70 1 63,68 3,93 9,28 2,11 0,37 62 55 54 50 30:70 2 63,73 4,01 8,80 1,93 0,35 55 63 60 51 30:70 3 64,87 4,05 8,61 1,72 0,34 53 53 54 58 Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

1. Kadar Total Fenol

Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN LAMTORO (Leucaena leucocephala) SEBAGAI BAHAN DASAR TEMPE DENGAN PENAMBAHAN BAHAN ISI JAGUNG Pemanfaatan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Sebagai Bahan Dasar Tempe Dengan Penambahan Bahan Isi Jagung Manis (Zea mays) DAN Bekatul Pada Konsentras

1 2 15

KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECAP LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI.

0 1 74

PEMBUATAN TAUCO LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI.

3 4 77

KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECAP LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI.

0 10 74

PEMBUATAN KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN KAJIAN KONSENTRASI ENZIM LIMBAH KULIT NENAS DAN LAMA INKUBASI.

0 1 52

PENGARUH PENAMBAHAN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) PADA PROSES FERMENTASI TEMPE

1 1 11

PEMBUATAN TEMPE PROPORSI BIJI KEDELAI:LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN PENAMBAHAN ANGKAK

0 1 15

PEMBUATAN KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN KAJIAN KONSENTRASI ENZIM LIMBAH KULIT NENAS DAN LAMA INKUBASI

0 0 15

KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECAP LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI SKRIPSI

0 0 14

PEMBUATAN TAUCO LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI

0 0 17