Hasil Analisis Bahan Baku Hasil Analisis Produk Tempe Lamtoro gung-Angkak 1. Kadar Air

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Analisis Bahan Baku

Pada penelitian pembuatan tempe lamtoro gung-angkak dengan proporsi kedelai:lamtoro gung serta dengan penambahan angkak, dilakukan analisis bahan baku terhadap biji kedelai dan lamtoro gung kering. Hasil analisis bahan baku dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Hasil analisis bahan baku Komponen Biji Lamtoro gung kering Biji Kedelai kering Kadar Air Kadar Abu Kadar Protein Kadar Lemak 14,31 5,66 19,75 5,58 6,49 5,19 36,17 19,45 Pada Tabel 4.1 diatas dapat diketahui kandungan kadar air biji lamtoro gung adalah 14,31, kadar abu 5,66, kadar protein 19,75, dan kadar lemak 5,58. Menurut Astuti et al 2003, biji lamtoro gung mengandung 18,56 kadar air, 5,4 kadar abu, 34,88 kadar protein, dan 5,73 kadar lemak. Biji lamtoro- gung kering mengandung sekitar 30 protein Slamet et al, 1987. Kandungan kadar air biji kedelai pada Tabel 4.1 adalah 6,49, kadar abu 5,19, kadar protein 36,17,dan kadar lemak 19,45. Astuti et al 2003 menyatakan kandungan protein dalam biji kedelai bervariasi antara 31-48 dan kandungan lemaknya juga bervariasi yaitu antara 11-21. Komposisi kimia kedelai adalah 40,5 protein, 20,5 lemak, 4,5 abu, dan 6,6 air Snyder and Kwon, 1987. Perbedaan hasil analisis diduga karena adanya perbedaan varietas biji- bijian, iklim, ataupun jenis tanah. Menurut Ketaren 1986, secara fisik setiap kedelai berbeda dalam hal warna, ukuran dan komposisi kimianya. Perbedaan secara fisik dan kimia tersebut dipengaruhi oleh varietas dan kondisi dimana biji- bijian tersebut dibudidayakan. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

B. Hasil Analisis Produk Tempe Lamtoro gung-Angkak 1. Kadar Air

Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 3, menunjukkan bahwa perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung dan penambahan angkak tidak terdapat interaksi yang nyata terhadap kadar air tempe tetapi masing-masing perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung dan penambahan angkak memberikan pengaruh yang nyata p≤0,05 terhadap nilai kadar air tempe yang dihasilkan. Nilai rata-rata kadar air tempe dengan perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung dapat dilihat pada Tabel 4.2. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kadar air tempe mempunyai kisaran antara 62,70-64,09. Tabel 4.2. Nilai rata-rata kadar air tempe dari perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung Proporsi Kedelai:Lamtoro gung Kadar Air Notasi DMRT 5 70:30 50:50 30:70 62,70 63,43 64,09 a b c - 0,52 0,55 Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf berbeda berarti berbeda nyata Pada Tabel 4.2. menunjukkan bahwa semakin banyak proporsi biji lamtoro gung yang ditambahkan maka semakin tinggi kadar air. Hal ini disebabkan karena biji lamtoro gung kering mengandung kadar air lebih besar dari pada biji kedelai. Berdasarkan hasil analisa bahan baku pada Tabel 4.1. Kadar air biji lamtoro gung yaitu 14,31; sedangkan kadar air biji kedelai 6,49. Selama proses perendaman, biji mengalami proses hidrasi, sehingga berat biji naik sebesar kira-kira dua kali berat semula. Menurut Sayrief 1999, bahwa selama fermentasi, kapang Rhizopus akan menghancurkan matriks antara sel bakteri dimana pada hari ke tiga untuk biji-bijian akan menjadi empuk, tapi pada fermentasi selanjutnya antara sel pada biji-bijian hancur ditambah air hasil pemecahan karbohidrat yang menyebabkan tempe menjadi lembek dan berair. Hasil di atas telah sesuai dengan Standar Nasional Indonesia No. 01-3144-1992 yang menyebutkan bahwa kadar air maksimal pada tempe 65. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. Tabel 4.3. Nilai rata-rata kadar air tempe dari perlakuan penambahan angkak Penambahan Angkak Kadar Air Notasi DMRT 5 1 2 3 63,07 63,33 63,83 a ab b - 0,52 0,55 Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf berbeda berarti berbeda nyata Pada Tabel 4.3. menunjukkan bahwa penambahan angkak berpengaruh nyata terhadap kadar air tempe. Penambahan angkak 1 tidak berbeda nyata dengan penambahan angkak 2, tetapi berbeda nyata dengan penambahan 3. Penambahan angkak dapat meningkatkan kadar air, peningkatan kadar air ini diduga disebabkan karena adanya pengaruh temperatur, udara dan kelembaban yang mengakibatkan serbuk angkak menjadi higrokopis.

2. Kadar Abu

Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 4, menunjukkan bahwa perlakuan proporsi kedelai:lamtoro gung dan penambahan angkak tidak terdapat interaksi yang nyata terhadap nilai rata-rata kadar abu produk tempe, tetapi masing-masing perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung dan penambahan angkak memberikan pengaruh yang nyata p≤0,05 terhadap nilai rata-rata kadar abu tempe yang dihasilkan. Nilai rata-rata kadar abu tempe dengan perlakuan proporsi kedelai : lamtoro-gung dapat dilihat pada Tabel 4.4. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kadar abu tempe mempunyai kisaran antara 3,43 - 4,00. Tabel 4.4. Nilai rata-rata kadar abu tempe dari perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung Proporsi Kedelai:lamtoro gung Kadar Abu Notasi DMRT 5 70:30 50:50 30:70 3,43 3,64 4,00 a b c - 0,08 0,08 Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf berbeda berarti berbeda nyata Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN LAMTORO (Leucaena leucocephala) SEBAGAI BAHAN DASAR TEMPE DENGAN PENAMBAHAN BAHAN ISI JAGUNG Pemanfaatan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Sebagai Bahan Dasar Tempe Dengan Penambahan Bahan Isi Jagung Manis (Zea mays) DAN Bekatul Pada Konsentras

1 2 15

KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECAP LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI.

0 1 74

PEMBUATAN TAUCO LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI.

3 4 77

KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECAP LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI.

0 10 74

PEMBUATAN KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN KAJIAN KONSENTRASI ENZIM LIMBAH KULIT NENAS DAN LAMA INKUBASI.

0 1 52

PENGARUH PENAMBAHAN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) PADA PROSES FERMENTASI TEMPE

1 1 11

PEMBUATAN TEMPE PROPORSI BIJI KEDELAI:LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN PENAMBAHAN ANGKAK

0 1 15

PEMBUATAN KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN KAJIAN KONSENTRASI ENZIM LIMBAH KULIT NENAS DAN LAMA INKUBASI

0 0 15

KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECAP LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI SKRIPSI

0 0 14

PEMBUATAN TAUCO LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI

0 0 17