Kadar Protein PEMBUATAN TEMPE PROPORSI BIJI KEDELAI:LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN PENAMBAHAN ANGKAK.

Pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa semakin besar proporsi biji lamtoro gung maka kadar abu tempe akan semakin meningkat. Berdasarkan hasil analisa bahan baku awal pada Tabel 4.1, kandungan kadar abu biji lamtoro gung kering lebih besar dari pada kadar abu biji kedelai, sehingga semakin banyak proporsi biji lamtoro gung, kadar abu tempe semakin meningkat. Kadar abu biji lamtoro gung kering 5,66, sedangkan kadar abu biji kedelai 5,19. Nilai rata-rata kadar abu tempe dengan perlakuan penambahan angkak dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 . Nilai rata-rata kadar abu tempe dengan perlakuan penambahan angkak Penambahan Angkak Kadar Abu Notasi DMRT 5 1 2 3 3,60 3,69 3,78 a b c - 0,08 0,08 Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf berbeda berarti berbeda nyata Pada Tabel 4.5. menunjukkan bahwa penambahan angkak berpengaruh nyata terhadap kadar abu tempe, semakin tinggi angkak yang ditambahkan maka kadar abu juga akan semakin meningkat. Peningkatan kadar abu diduga berasal dari vitamin yang terbentuk oleh mikroba yang tumbuh selama fermentasi tempe, terutama vitamin B12, sehingga kenaikan jumlah abu diduga berasal dari nitrogen dan cobalt Co pada vitamin B12 yang terkandung dalam vitamin B kompleks tersebut. . Astuti dkk 2003, menyebutkan bahwa selama fermentasi tempe jumlah vitamin B kompleks meningkat kecuali tiamin.

3. Kadar Protein

Berdasarkan hasil analisis ragam Lampiran 5, menunjukkan bahwa perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung dan penambahan angkak tidak terdapat interaksi yang nyata terhadap nilai rata-rata kadar protein tempe tetapi masing-masing perlakuan proporsi kedelai:lamtoro gung dan penambahan angkak memberikan pengaruh yang nyata p≤0,05 terhadap nilai kadar protein tempe yang dihasilkan. Nilai rata-rata kadar protein tempe dengan perlakuan proporsi kedelai : lamtoro gung dapat dilihat pada Tabel 4.6. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata kadar protein tempe mempunyai kisaran antara Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber. 8,90 - 14,29 Tabel.4.6. Nilai rata-rata kadar protein tempe dari perlakuan proporsi kedelai: lamtoro gung Proporsi Kedelai:Lamtoro gung Kadar Protein Notasi DMRT 5 70:30 50:50 30:70 14,29 11,85 8,90 c b a 0,92 0,88 - Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf berbeda berarti berbeda nyata Pada Tabel 4.6. menunjukkan bahwa semakin banyak proporsi biji kedelai yang ditambahkan semakin tinggi kadar protein. Hal ini disebabkan karena kandungan protein pada biji kedelai lebih besar daripada kandungan protein biji lamtoro gung. Hal tersebut berdasarkan hasil analisa awal pada Tabel 4.1, kandungan kadar protein biji kedelai 36,17 , sedangkan kadar protein biji lamtoro gung 19,75. Nilai rata-rata kadar air tempe dengan perlakuan penambahan angkak dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Nilai rata-rata kadar protein tempe dari perlakuan penambahan angkak Penambahan Angkak Kadar Protein Notasi DMRT 5 1 2 3 12,27 11,84 10,93 b b a 0,92 0,88 - Keterangan : Nilai rerata yang diikuti huruf berbeda berarti berbeda nyata Pada Tabel 4.7. menunjukkan bahwa pada penambahan angkak berpengaruh nyata terhadap kadar protein, yaitu penambahan angkak 3 berbeda nyata terhadap penambahan angkak 1 dan 2, tetapi penambahan angkak 1 dan 2 masing-masing tidak berbeda nyata. Penambahan angkak dapat menurunkan kadar protein, hal ini diduga karena kecilnya faktor pembagi sehingga banyaknya angkak yang ditambahkan akan menurunkan kadar protein. Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.

4. Kadar Lemak

Dokumen yang terkait

PEMANFAATAN LAMTORO (Leucaena leucocephala) SEBAGAI BAHAN DASAR TEMPE DENGAN PENAMBAHAN BAHAN ISI JAGUNG Pemanfaatan Lamtoro (Leucaena leucocephala) Sebagai Bahan Dasar Tempe Dengan Penambahan Bahan Isi Jagung Manis (Zea mays) DAN Bekatul Pada Konsentras

1 2 15

KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECAP LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI.

0 1 74

PEMBUATAN TAUCO LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI.

3 4 77

KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECAP LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI.

0 10 74

PEMBUATAN KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN KAJIAN KONSENTRASI ENZIM LIMBAH KULIT NENAS DAN LAMA INKUBASI.

0 1 52

PENGARUH PENAMBAHAN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) PADA PROSES FERMENTASI TEMPE

1 1 11

PEMBUATAN TEMPE PROPORSI BIJI KEDELAI:LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN PENAMBAHAN ANGKAK

0 1 15

PEMBUATAN KONSENTRAT PROTEIN BIJI LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) DENGAN KAJIAN KONSENTRASI ENZIM LIMBAH KULIT NENAS DAN LAMA INKUBASI

0 0 15

KUALITAS DAN AKTIVITAS ANTIOKSIDAN KECAP LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI SKRIPSI

0 0 14

PEMBUATAN TAUCO LAMTORO GUNG (Leucaena leucocephala) ANGKAK DENGAN KAJIAN PROPORSI KEDELAI LAMTORO GUNG DAN LAMA FERMENTASI

0 0 17