Tranformator Ideal smk10 TeknikListrikIndustri Siswoyo

Transformator 4-4 Spesifikasi teknik sebuah transformator dicantumkan dalam nameplate, seperti gambar-4.3 berikut ini : Daya trafo 20 KVA Tegangan primer 6.000 V Arus primer 3,44 A Frekuensi 50 Hz Tegangan sekunder 230 V Arus sekunder 87 A Impedansi trafo 5. Berbagai bentuk inti transformator salah satunya disebut tipe Core, seperti gambar-4.4 . Satu kaki dipasang belitan primer dan kaki lainnya dipasang belitan sekunder. Transformator ideal tidak memiliki rugi-rugi sehingga daya primer sama dengan daya sekunder.

4.4. Tranformator Ideal

Transformator ideal adalah trafo yang rugi-ruginya nol, artinya daya pada belitan primer sama dengan daya dibelitan sekunder. Dalam kondisi trafo tanpa beban, hubungan antara tegangan primer dan sekunder dengan jumlah belitan primer dan sekunder berlaku persamaan : 2 1 2 1 N N U U Perbandingan tegangan disebut perbandingan transformasi dituliskan dengan simbol , Transformator : a. memindahkan daya listrik dari satu sisi ke sisi lainnya. b. tidak ada perubahan frekuensi c. bekerja berdasarkan induksi elektromagnetis d. dua rangkaian terjadi mutual induksi saling mempengaruhi Gambar 4.3 : Nameplate Trafo Satu Phasa Gambar 4.4 : Trafo satu phasa jenis Core Di unduh dari : Bukupaket.com Transformator 4-5 = rendah tegangan sisi tinggi tegangan sisi = 2 1 U U Perbandingan transformasi juga berlaku pada perbandingan belitan primer dan sekunder = 2 1 N N Hubungan antara tegangan dan jumlah belitan, secara teoritis mengikuti hukum induksi yang besarnya jumlah belitan N dan t. Besarnya tegangan induksi : U induksi = t N . Mengingat pada trafo memiliki dua belitan, yaitu belitan primer N 1 dan belitan sekunder N 2 , maka tegangan primer dan sekunder dapat diketahui : U 1 = t N . 1 dan U 2 = t N . 2 1 1 N U t dan 2 2 N U t Mengingat t , sisi kiri sama dengan sisi kanan maka persamaan umum hubungan antara tegangan dan jumlah belitan pada trafo ideal adalah : 2 2 1 1 N U N U atau 2 1 2 1 N N U U Perbandingan transformasi antara arus dengan jumlah belitan transformator dapat diuraikan dengan persamaan : 2 1 1 2 N N I I Dengan demikian perbandingan transformasi untuk arus berlaku = 1 2 I I Perbandingan transformasi untuk impedansi Z, tahanan belitan tembaga R dan induktansi belitan X dapat diturunkan dari tegangan dan arus, dan berlaku persamaan : 2 = 2 1 Z Z 2 = 2 1 R R 2 = 2 1 X X Di unduh dari : Bukupaket.com Transformator 4-6 Dengan menggunakan perbandingan transformasi diatas, berlaku juga hubungan antara impedansi Z dengan jumlah belitan N sebagai berikut : 2 2 2 1 2 1 N N Z Z atau 2 1 2 1 Z Z N N Kondisi Trafo Ideal jika ditinjau dari arus primer dan sekunder berlaku : S 1 = S 2 = U 1 . I 1 = U 2 . I 2 Belitan kawat primer maupun belitan sekunder mengandung komponen resistansi R dan komponen induktansi X L yang keduanya membentuk impedansi Z. Persamaan impedansi untuk Trafo Ideal berlaku : Z 1 = 1 1 I U Z 2 = 2 2 I U 1 2 2 1 2 1 . I I N N Z Z Tegangan primer gambar-4.5a berbentuk sinusoida U dengan frekuensi 50 Hz 20 milidetik, siklus positif dengan sudut 0 sampai 180 dan siklus negatif dari 180 sampai 360 . Arus magnetisasi Im gambar-4.5b terlambat 90 dari tegangan primer, menghasilkan fluk magnet pada inti trafo yang juga berbentuk sinusoida. yang bentuknya sama dengan arus magnetisasi. Induksi magnet yang terjadi pada inti trafo akan diinduksikan ke belitan sekunder. Tegangan sekunder yang dihasilkan gambar- 4.5c berbeda sudut phasa tegangan primer dengan sekunder sebesar 180 . Pada belitan primer ketika dihubungkan dengan sumber tegangan U, timbul arus tanpa beban I o . Arus primer I o terbentuk dari komponen arus magnetisasi I m yang menghasilkan fluk magnet , dan komponen arus rugi inti I v . gambar-4.6 . I m = I o . sin Į. I v = I o . cos Į. Gambar 4.5 : Bentuk Tegangan Input, Arus Magnetisasi dan Tegangan Output Trafo Gambar 4.6 : Vektor Arus Magnetisasi Di unduh dari : Bukupaket.com Transformator 4-7 Garis gaya magnet pada inti trafo tampak pada gambar-4.7. Belitan primer N 1 yang dihubungkan dengan tegangan AC dialiri arus primer I 1 . Arus primer menghasilkan fluk magnet yang mengalir sepanjang inti besi yang melingkupi juga belitan sekunder N 2 . Ketika belitan sekunder dipasang kan beban, timbul arus sekunder I 2 yang menghasilkan fluk magnet yang berlawanan arah dengan fluk magnet arus primer.

4.5. Inti Transformator