Transformator
4-9
4.6. Rangkaian Listrik Transformator
Rangkaian pengganti trafo
gambar-4.12
terdiri R menyatakan resistansi belitan primer dan sekunder. Induktor X
L
, menyatakan induktansi belitan primer dan
sekunder. Komponen Impedansi Z terdiri R dan X
L
dalam satuan Ohm. Drop tegangan pada resistor sebesar
U
R
= I. R , drop
tegangan di induktor sebesar
U
L
= I. X
L .
Tegangan U
2
menyatakan tegangan sekunder. Tegangan U
20
merupakan penjumlahan vektor tegangan U
2
, U
R
dan U
L
. Besarnya tegangan terminal :
U
2
= U
20
– U
R
- U
L
U
2
= U
20
– I. R – I.X
L
Beban trafo dapat berupa resistor R, induktor L atau kapasitor C.
Gambar- 4.13
memperlihatkan karakteristik tegangan sekunder dan peningkatan arus beban.
Dengan beban kapasitor C, ketika arus meningkat tegangan terminal lebih besar.
Saat dibebani resistor R ketika arus meningkat beban terminal menurun. Dengan
beban induktor L ketika arus meningkat, tegangan terminal sekunder menurun tajam.
4.7. Diagram Vektor Tegangan
Vektor diagram gambar-4.14a
, menggambar kan tegangan dan arus trafo dengan beban
induktor. Tegangan sekunder U
2
penjum lahan tegangan induksi U
20
, U
R
dan U
L
. Antara tegangan U
2
dan arus I berbeda phasa sebesar φ, dimana arus I terbelakang lagging sebesar
90 . Tegangan U
2
lebih kecil dibandingkan tegangan U
20
. Vektor diagram,
gambar-4.14b , trafo dengan
beban kapasitor. Tegangan sekunder U
2
penjumlahan vektor tegangan induksi U
20
, U
R
dan tegangan U
L
. Tegangan U
2
dan arus I berbeda sudut phasa sebesar
φ, dimana arus I mendahului leading sebesar 90
. Gambar 4.13 : Grafik tegangan
sekunder fungsi arus beban Gambar 4.12 : Rangkaian
ekivalen Trafo
Gambar 4.14 : Vektor tegangan a beban induktip b beban
kapasitip
Di unduh dari : Bukupaket.com
Transformator
4-10 Dalam prakteknya beban trafo lebih bersifat resistip atau beban impedansi
gabungan resistor dan induktor
4.8. Rugi-rugi Transformator
Ada dua jenis kerugian dalam transformator, yaitu
rugi inti
dan
rugi tembaga
. Untuk mengukur rugi inti dilakukan dengan pengujian
trafo tanpa beban dan untuk mengukur rugi tembaga dilakukan dengan pengujian trafo
hubung singkat. a. Pengujian Trafo Tanpa Beban.
Pengujian trafo tanpa beban dimaksudkan untuk mengukur rugi-rugi pada inti trafo. Rugi
inti trafo disebabkan oleh proses magnetisasi dan histerisis. Pengukuran rugi inti seperti
gambar-4.15a. Bagian primer trafo dipasang
Wattmeter dan Voltmeter. Bagian sekunder trafo tanpa beban.
Rugi-rugi inti trafo = penunjukan wattmeter
Sebuah trafo dalam pengukuran tanpa beban penunjukan Voltmeter U
1n
220 V, penunjukan wattmeter 20 W. dipasang ampermeter
penunjukan arus 0,68 A. Maka dapat dilakukan analisis rugi-rugi trafo sebagai
berikut. S = U. I = 220 V. 0,68° =
149,6 VA Z = UI = 2200,68 =
323,5
Cos ij = PS = 20W149,6A =
0,1337
ij = arc 0,1337 =
82
Transformator tanpa beban, yang mengalir hanya arus sisi primer I
O
sebesar 0,68 A yang melalui tahanan tembaga R
CU.
Arus tanpa beban I
O
terdiri atas arus magnetisasi I
m
yang melalui induktansi X
L
dan arus aktif I
R
. yang melewati tahanan inti besi R
FE
dengan sudut ij =
82 gambar 4.16.
Vektor tegangan U tegak lurus dengan arus magnetisasi Im. Sedangkan tegangan U beda sudut phasa dengan arus Io sebesar
ij =
82 gambar 4.17.
Arus Io terukur oleh ampermeter dibagian primer sebenarnya merupakan komponen arus magnetisasi Im dan arus aktif I
R
. Gambar 4.16 : Rangkaian
pengganti Trafo tanpa beban Gambar 4.15 : Pengawatan
Uji Trafo a Uji tanpa beban b Uji hubung singkat
Di unduh dari : Bukupaket.com
Transformator
4-11
b. Pengujian Trafo Hubung Singkat