Kemagnetan Elektromagnetik
2-10
2.5. Bahan Ferromagnet
Bahan ferromagnet dipakai sebagai bahan inti dalam transformator, stator
motor. Susunan molekul bahan ferromagnet terbentuk dari bagian-bagian
kecil disebut ”domain”
gambar-2.20.
Setiap domain merupakan magnet dipole elementer dan mengandung 10
12
sampai 10
15
atom. Bila bahan ferromagnetik mendapat pengaruh medan magnet luar,
dengan segera masing-masing melekul membentuk kutub yang searah
.
2.5.1. Permeabilitas
Permeabilitas atau ”daya hantar magnetik ” adalah kemampuan bahan media untuk dilalui fluk magnet. Ada tiga golongan media magnet yaitu
ferromagnet, paramagnet dan diamagnet.
Ferromagnet mudah dijadikan magnet dan menghasilkan medan magnet yang
kuat, memiliki daya hantar magnetik yang baik. Contohnya : besi, baja, nikel, cobal serta campuran beberapa logam seperti Alnico dan permalloy.
Paramagnet kurang baik untuk dijadikan
magnet, hasilnya lemah dan permeabilitasnya kurang baik.
Contohnya : aluminium, platina, mangan, chromium.
Diamagnet
bahan yang lemah sebagai magnet dan berlawanan, permeabilitas nya
dibawah paramagnet. Contohnya: bismuth, antimonium, tembaga, seng, emas dan
perak.
Kurva BH mengandung informasi yang berhubungan dengan permeabilitas suatu bahan. Satuan permeabilitas WbAm. Permeabilitas hampa udara
diperoleh dari perbandingan antara kerapatan fluk dan kuat medan magnet
gambar-2.21 .
Gambar 2.20 : Bahan ferromagneik
Gambar 2.21 :Kurva BH inti udara
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kemagnetan Elektromagnetik
2-11 Persamaan permeabilitas hampa udara:
H B
P
Am Vs
m A
m Vs
2
] [
P = WbAm
P
= 1,257 . 10
-6
WbAm
P
Permeabilitas hampa udara B
Fluk magnet H
Kerapatan magnet Permeabilitas untuk bahan magnet sifatnya tidak konstan, selalu
diperbandingkan terhadap permeabilitas hampa udara, dimana perbandingan tersebut disebut permeabilitas relatif
gambar-2.22 .
Persamaan permeabiltas bahan magnet :
.
P P
P P
P P
W W
= WbAm
P
Permeabilitas bahan
P
Permeabilitas hampa udara
W
P
Permeabilitas relatif
Contoh : Belitan kawat rongga udara memiliki kerapatan 2.500 Am, Hitung besar fluk magnetnya, bila diketahui
P
= 1,257 . 10
-6
WbAm.
Jawaban : B =
P
. H B = 1,257 . 10
-6
WbAm . 2500Am = 0,00314 T = 3,14mT Contoh : Besi toroid mempunyai keliling 0,3 meter dan luas penampang 1 cm
2
. Toroida dililitkan kawat 600 belitan dialiri arus sebesar 100mA. Agar diperoleh
fluk mahnet sebesar 60 Wb pada toroida tsb. Hitung a kuat medan magnet b kerapatan fluk magnet c permeabilitas absolut dan d permeabiltas relatif
besi. Gambar 2.22 : Kurva
BH ferromagnetik
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kemagnetan Elektromagnetik
2-12
Jawaban :
a Kuat medan magnet H =
m
l N
I. =
0,3m 0,1A
. 600t
= 200 Am
b Kerapatan fluk magnet
A B
=
4 6
10 .
, 1
10 .
60
= 0,6 T
c Permeabilitas absolutbahan H
B
P
= 200
6 ,
= 0,003 WbAm
d Permeabilitas relatif
P P
P
W
=
8
10 257
, 1
003 ,
x
= 2.400
2.5.2. Kurva Magnetisasi
Faktor penting yang menentukan perubahan permeabiltas bahan adalah :
jenis bahan dan besarnya gaya gerak magnetik yang digunakan.
Berdasarkan kurva magnetisasi
gambar-2.23 untuk mendapatkan
kerapatan fluk 1 Tesla diperlukan kuat medan magnet 370 Am. Jika kerapatan
fluk dinaikkan 1,2 Tesla diperlukan kuat medan magnet 600 Am.
Tabel 2.1 Permeabilitas
Media
W
P
Hampa udara
W
P = 1 Udara
W
P
|
1 Paramagnetik , Aluminium, Krom
W
P 1 Ferromagnetik, Besi, Nikel
W
P
t
1, ...10
5
Diamagnetik, tembaga
W
P
1 Berikutnya kerapatan fluk 1,4 Tesla diperlukan kuat medan 1.000 Am.
Kesimpulannya grafik magnet bukan garis linier, tapi merupakan garis lengkung pada titik tertentu menuju titik kejenuhan.
Gambar 2.23 : Kurva magnetisasi
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kemagnetan Elektromagnetik
2-13
2.5.3. Kurva Histerisis
Batang besi yang momen magnetiknya nol akan dilihat perilaku hubungan antara kerapatan fluk magnet B dengan kuat medan magnet H
gambar-2.24.
1. Diawali H dinaikkan dari titik 0 sampai titik 1, nilai B konstan
mencapai kejenuhan sifat magnet sempurna.
2. Kemudian H diturunkan sampai titik 0, ternyata nilai B berhenti di
2 disebut titik ”magnet remanensi”.
3. Agar B mencapai titik 0 di angka 3 diperlukan medan kuat medan
magnetic Hc, disebut ”magnet koersif”, diukur dari sifat kekeras-
an bahan dalam ketahanannya menyimpan magnet.
4. Kemudian H dinaikkan dalam arah negatif, diikuti oleh B dengan
polaritas berlawanan sampai titik jenuhnya4
5. Selanjutnya H diturunkan ke titik 0, ternyata B masih terdapat
kerapatan fluk remanen 5. 6. Terakhir H dinaikkan arah positif,
dikuti oleh B melewati titik 6, disini lengkap satu loop histerisis.
Tiga sifat bahan dari pembahasan diatas adalah : permeabilitas, remanensi dan koersivity. Bahan yang cocok untuk magnet permanen adalah yang koersivity
dan remanensi yang tinggi
gambar-2.25a . Bahan yang cocok untuk
elektromagnetik adalah yang permeabilitasnya dan kejenuhannya dari kerapatan fluk magnet yang tinggi, tetapi koersivitasnya rendah
gambar-2.25b.
Gambar 2.25 :Histerisis magnet permanen-ferromagnetik
Gambar 2.24 : Kurva histerisis
Di unduh dari : Bukupaket.com
Kemagnetan Elektromagnetik
2-14
2.6. Rangkaian Magnetik