LatihanKasusTugas PPKn SMA SMK KELOMPOK KOMPETENSI H

55 Lantas, dari mana pihak asing berani mencampuri produk-produk hukum Indonesia. Menurut Wawan, hal itu bermula Presiden Soeharto berkuasa. Saat itu, Soeharto butuh banyak uang untuk modal pembangunan negeri. Ia kumpulkan para ekonom, termasuk orang-orang terdekatnya di bidang lain.Tujuannya untuk mencari dana ke luar negeri. Maka dibuatlah blue print pembangunan ekonomi Indonesia. Untuk itu, para negara pendonor berkumpul dengan mengadakan forum konferensi di Jenewa, November 1967. Para pejabat Indonesia yang hadir merasa puas dan tersenyum lega karena berhasil mendapatkan utangan Sekalipun untuk mendapatkan utang atau pinjaman itu, kekayaan alam Indonesia harus dibagi-bagikan kepada perusahaan transnasional raksasa, dan dengan harga murah. Freeport mendapat bukit di Timika, Papua, untuk mengeksplorasi “tembaga”, ternyata emas. Sedang perusahaan Alcoa mendapat bauksit. Sekelompok konsorsium Eropa mendapat nikel di Papua Barat, sekelompok perusahaan Amerika, Jepang dan Prancis giliran mendapat pengelolaan hutan-hutan tropis di Sumatera, Kalimantan dan Papua barat. Dan masih banyak lagi. Begitulah, bagaimana negeri kita “diobok-obok” pihak asing yang ironisnya dibantu orang kita sendiri. Mereka banyak mengambil untung. Tetapi, lihatlah, bagaimana dengan nasib bangsa Indonesia dan rakyatnya? Bagaimana nasib penduduk Papua? Sama sekali tak masuk diakal. Dengan kekayaan Gunung Grasberg Tembagapura, pemerintah Indonesia masih meminta- minta mencari pinjaman ke sana-sini. Padahal, cadangan emas dan tembaga yang dapat membayar seluruh utang Indonesia malah diserahkan kepada pihak asing. Sekarang, Indonesia justru kerepotan membayar bunga dan cicilan utang, sedangkan rakyatnya semakin miskin. Nestapa Indonesia belum selesai sampai disitu. Saat negara-negara kaya pemberi utang Indonesia memberikan utangnya, ternyata membuat banyak persyaratan. Di antaranya, uang hasil utang harus dipakai untuk membeli barang dan jasa dari perusahaan asal negara pemberi utang. Hasilnya, sekitar 80 persen uang tunai hasil dari berhutang itu kembali ke negara-negara pemberi pinjaman, sementara utang pemerintah kita tidak lunas-lunas. Kekuatan-kekuatan asing dalam bidang ekonomi yang terjalin dalam korporasi-korporasin ya memang telah “mendikte” dari berbagai sisi baik perdagangan, perbankan, penanaman modal, pelayaran dan pelabuhan, kehutanan, perkebunan, pertambangan migas dan nonmigas, dan lain-lain. Lantas, masihkah Indonesia pantas telah disebut merdeka? Lalu, bagaimana dengan kita sebagai rakyat sekaligus warga negara Indonesia? Apakah kita hanya akan “menonton” nestapa “ibu pertiwi”? Apa yang sudah kita lakukan untuk bangsa dan negara kita? Sumber Hasil Resensi Buku “Di Bawah Cengkeraman Asing” diambil dari http:belanegarari.com20130512indonesia-dikuasai-asingmore-1715 Setelah selesai membaca artikel tersebut, jawablah pertanyaan berikut: 1. Identifikasi kasusfaktapermasalahan apa saja yang termuat dalam artikel tersebut 2. Identifikasi faktor-faktor penyebab terjadinya kasusfaktapermasalahan dalam bacaan artikel tersebut 56 3. Kaitkan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam artikel tersebut dengan implementasi kesadaran berbangsa dan bernegara Kesatuan Republik Indonesia 4. Bagaimana strategi yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan- permasalahan yang termuat dalam artikel tersebut? 5. Sebagai guru, sudahkah Anda melakukan upaya atau program yang berkontribusi dalam penanganan permasalahan-permasalahan yang termuat dalam artikel tersebut? Apabila sudah, paparkan bentukwujud kontribusi Anda untuk menangani permasalahan-permasalahan

F. Rangkuman

1. Perkembangan kesadaran berbangsa dan bernegara Kesatuan Republik Indonesia mengalami dinamika. 2. Dinamika kesadaran berbangsa dan bernegara Kesatuan Republik Indonesia tidak terlepas dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia menjadi NKRI. 3. Kesadaran pada masa pergerakan nasional, serta pada waktu memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaan negara Republik Indonesia sangat berbeda dengan kondisi bangsa saat ini memperlihatkan penurunan kesadaran berbangsa dan bernegara. 4. Pada dasarnya masih banyak peristiwa-peristiwa lain yang mewarnai kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang menunjukan melemahnya kesadaran berbangsa dan bernegara Indonesia.

G. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah kegiatan pembelajaran,Bapak Ibu dapat melakukan umpan balik dengan menjawab pertanyaan berikut ini : 1. Apa yang BapakIbu pahami setelah mempelajari materi ini? 2. Pengalaman penting apa yang BapakIbu peroleh setelah mempelajari materi ini? 3. Apa manfaat materi ini terhadap tugas BapakIbu? 4. Apa rencana tindak lanjut BapakIbu setelah kegiatan pembelajaran ini? 57 KEGIATAN PEMBELAJARAN 7 PERMASALAHAN DALAM IMPLEMENTASI PERLINDUNGAN DAN PENEGAKAN HAK ASASI MANUSIA DI INDONESIA Disusun Diana Wulandari, S.Pd.

A. Tujuan Pembelajaran

Tujuan kegiatan pembelajaran ini adalah peserta dapat mendiskusikan permasalahan dalam implementasi perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia sesuai fakta.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

Indikator pencapaian kompetensi dalam pembelajaran ini adalah mendiskusikan permasalahan dalam implementasi perlindungan dan penegakan hak asasi manusia di Indonesia.

C. Uraian Materi

Kenyataan menunjukkan bahwa masalah HAM di Indonesia selalu menjadi sorotan tajam dan bahan perbincangan terus-menerus, baik karena konsep dasarnya yang bersumber dari UUD 1945 maupun dalam realita praktisnya di lapangan ditengarai penuh dengan pelanggaran-pelanggaran. Sebab-sebab pelanggaran HAM antara lain adanya arogansi kewenangan dan kekuasaan yang dimiliki seorang pejabat yang berkuasa, yang mengakibatkan sulit mengendalikan dirinya sendiri sehingga terjadi pelanggaran terhadap hak-hak orang lain. Terutama dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir ini, isu mengenai HAM di Indonesia bergerak dengan cepat dan dalam jumlah yang sangat mencolok. Gerak yang cepat tersebut terutama karena memang telah terjadi begitu banyak pelanggaran HAM, mulai dari yang sederhana sampai pada pelanggaran HAM berat gross human right violation. Di samping itu juga karena gigihnya organisasi-organisasi masyarakat dalam memperjuangkan pemajuan dan perlindungan HAM. Berbagai permasalahan yang dihadapi pemerintah Indonesia dalam rangka penghormatan, pengakuan, penegakan hukum dan HAM antara lain: