Uraian Materi 1. PPKn SMA SMK KELOMPOK KOMPETENSI H
67 faktor tersebut saling terkait satu sama lain, jadi agar implementasi sistem dan
budaya politik di Indonesia bisa berjalan dengan lancar maka semua faktor harus bisa terpenuhi, tidak bisa hanya salah satu yang terpenuhi atau salah
satu saja yang belum terpenuhi. Misalnya faktor masyarakat dan faktor penyalahgunaan wewenang sudah bisa teratasi tetapi faktor sosialisasi politik
tidak terlaksana maka mustahil akan berjalan dengan lancar karena bagaimanapun sosialisasi memegang peranan yang sangat penting karena
dengan sosialisasi masyarakat akan mengetahui secara utuh tentang sistem dan budaya politik, selanjutnya mereka bisa mengaplikasikannya dalam
kehidupan sehari-hari mereka. Peran serta masyarakat dalam kegiatan politik bisa mewujudkan negara
yang demokratis. Dalam hal ini bangsa Indonesia menganut sistem demokrasi pancasila. Artinya dalam pelaksanaan demokrasi tetap berpegang teguh pada
nilai-nilai yang terkandung pada sila-sila pancasila.
3.
Menganalisis Kendala-kendala
yang Menimbulkan
Permasalahan Implementasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia dalam Berpolitik
yang Demokratis.
Kendala-kendala yang menimbulkan permasalahan implementasi sistem dan budaya politik Indonesia juga tidak luput menjadi faktor sulitnya terwujud
politik yang demokratis. Bagaimanapun politik yang demokratis menjadi harapan semua negara. Hanya saja dalam prakteknya hal ini sulit untuk
diwujudkan. Banyak sikap-sikap yang justru melukai demokrasi itu sendiri. Kendala-kendala yang menghambat pengimplementasian sistem dan
budaya politik di Indonesia guna terwujudnya politik yang demokratis adalah sebagai berikut:
a. Dalam masyarakat Indonesia masih ada yang menganut atau mengakui kebenaran suatu ideologi ekstrim kiri maupun ekstrim kanan, yang
mengganggu pelaksanaan Demokrasi Pancasila secara murni dan konsekuen.
b. Kesadaran hukum di masyarakat terhadap Pancasila, UUD 1945, dan perundang
– undangan masih belum merata dan menyeluruh, sehingga terdapat penyalahgunaan wewenang atau main hakim sendiri.
68 c. Masih rendahnya tingkat kesejahteraan rakyat dan tingkat pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. d. Dalam masyarakat Indonesia secara psikologis dan karakteristik masih
terdapat sifat feodal, sikap paternalistik, sikap otoriter, dan sikap demokratik.
e. Di masyarakat Indonesia masih sering terjadi gejolak yang bernuansa SARA Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan yang dapat menimbulkan
keresahan sosial yang dapat mengakibatkan ketegangan politik. f. Tingkat pendidikan masyarakat Indonesia yang sebagian besar masih
rendah. Permasalahan di atas tidak akan kita bahas setiap poinnya, karena sudah
dibahas pada grade yang sebelumnya, disini kita akan lebih kepada menganalisa kendala-kendala di atas. Politik demokratis bisa terwujud melalui
kerja sama setiap elemen, rasa individualisme dan kedaerahan harus selalu berada di urutan kedua, pendidikan warga juga merupakan kunci yang penting
dalam mewujudkan politik yang demokratis.
4.
Menganalisis Contoh Sikap dan Perilaku Implemantasi Sistem dan Budaya Politik di Indonesia dalam Berpolitik yang Demokratis
Sikap-sikap yang positif bisa membantu mewujdkan politik yang demokratis, sebaliknya sikap yang negatif bisa mencoreng makna dari
demokrasi itu sendiri. Beberapa sikap di antaranya adalah: Sikap-sikap yang dapat menghambat tersebut di antaranya adalah:
a. Apatis. b. Pengetahuan politik rendah.
c. Tidak peduli dan menarik diri terhadap kehidupan politik. d. Anggota masyarakat cenderung tidak menaruh minat terhadap objek
politik yang luas. e. Kesadaran anggota masyarakat akan adanya pusat kewenangan dan
kekuasaan dalam masyarakatnya rendah. f. Warga negara tidak terlalu berharap dalam sistem politik.
g. Tidak ada peranan politik yang bersifat khusus. h. Lingkupnya sempit dan kecil.
i. Masyarakatnya sederhana dan tradisional.
69 Sikap-sikap di atas merupakan contoh sikap yang dapat menjadi
penyebab sulitnya implementasi sistem dan budaya politik di negara kita ini. Padahal apabila kita bisa menerapkan sistem dan budaya politik yang tepat
maka tidak mungkin kalau negara ini bisa mewujudkan pemerintahan yang demokratis.
Masalah-masalah di atas kalau dicermati sebagian besar bersumber dari sikap ketidaktahuan tentang politik bahkan yang lebih parah adalah sikap tidak
mau tahu dengan segala urusan politik. Hal ini bisa dimengerti karena kondisi politik akhir-akhir ini yang hanya berpihak pada elit membuat masyarakat tidak
mau lagi berurusan dengan politik. Contohnya, ketika pemilu berlangsung para calon berlomba-lomba membuat janji demi meningkatkan kesejahteraan rakyat
setelah terpilih jangankan memenuhi janji yang mereka buat, mereka tidak ada lagi waktu mendengarkan aspirasi rakyat. Hal semacam inilah yang akhirnya
membuat rakyat bersikap apatis terhadap politik.
5.
Menganalisis Cara-cara Mengatasi Kendala-kendala Permasalahan Implementasi Permasalahan Implementasi Sistem dan Budaya Politik di
Indonesia dalam Berpolitik yang Demokratis
Terwujudnya sistem politik yang demokratis bisa terlaksana apabila kendala-kendala yang ada bisa segera diatasi. Cara utama yang bisa ditempuh
untuk mewujudkan politik yang demokratis adalah meningkatkan kualitas dan kuantitas pendidikan.
Pendidikan merupakan kunci utama dari segala permasalahan, dikatakan demikian karena masyarakat yang terdidik akan lebih mudah untuk
mengimplementasikan sistem dan budaya politik. Masyarakat yang mempunyai pendidikan sudah tidak asing lagi mengenai masalah politik, karena secara
tidak langsung di lingkungan sekolah atau masyarakat mereka sudah pernah mengikuti atau setidaknya melihat proses politik itu dilakukan.
Sebaliknya masyarakat yang secara pendidikan rendah akan sulit untuk mewujudkan politik yang demokratis. Hal ini dikarenakan mereka asing
terhadap urusan yang berkaitan dengan politik dan hal ini membingungkan jika harus memberikan pendidikan politik kepada masyarakat yang seperti ini.