Gambaran Umum SMA Santa Maria Yogyakarta

50

A. Gambaran Umum SMA Santa Maria Yogyakarta

1. Sejarah Singkat SMA Santa Maria Yogyakarta

Sejarah singkat SMA Santa Maria Yogyakarta pada bagian ini disusun berdasarkan profil sekolah dan wawancara dengan seorang pensiunan guru Bapak Herman Bedjo pada hari Jumat, 22 Mei 2015. SMA Santa Maria Yogyakarta berdiri sejak 15 Januari 1967 di bawah naungan Yayasan Marsudirini yang berkantor pusat di Semarang. Awalnya, beberapa guru SMP Immaculata untuk menampung lulusan SMP tersebut terutama yang berjenis kelamin puteri agar dapat melanjutkan sekolah di jenjang SMA. Mereka berjuang dalam berbagai hal, mulai dari pencarian siswa, dana, perijinan, dll agar dapat memfasilitasi pendidikan bagi para alumni SMP tersebut. Selain untuk memfasilitasi pendidikan tersebut, mereka berharap agar persaudaraan yang terbangun antar peserta didik sejak SD hingga SMA tetap terjalin. Saat didirikan, sekolah ini berada di jalan Brigjen Katamso bersama-sama dengan SMP Maria Immaculata, hanya dengan berbatasan sekat-sekat papan. Seiring dengan perkembangannya yang pesat, Yayasan Marsudirini memberi fasilitas yang lebih memadai agar sekolah ini dapat memberikan layanan pendidikan yang berkualitas. Sejak tanggal 3 Januari 1987 SMA Santa Maria pindah ke tempat yang lebih memadai yaitu di jalan Ireda nomor 19A Yogyakarta. Sekolah ini banyak meraih prestasi, baik akademik maupun non akademik. Berdasarkan penuturan bapak Herman Bejo, seorang siswi bernama Theresia Widiastuti menjadi salah satu peserta perhelatan lomba olah raga bergengsi UBER Cup tahun 1980-an. Prestasi di bidang olah raga ini 51 merupakan hasil yang dicapai dengan penuh pengorbanan karena saat itu sekolah belum memiliki lapangan. Mereka berlatih di alun-alun utara, bahkan meminjam gedung-gedung tertentu. Sekolah ini pernah mengalami ketakutan dalam hal jumlah peserta didik, terutama saat pergantian nama SGA Sekolah Guru tingkat Atas menjadi SMA Sekolah Menengah tingkat Atas sekitar tahun 1985-an. Beberapa sekolah yang awalnya adalah sekolah kejuruan guru berubah menjadi SMA umum, misalnya Sang Timur dan Pangudi Luhur. Hal tersebut menyebabkan persaingan penerimaan peserta didik. Kendati demikian, SMA Santa Maria Yogyakarta tetap eksis bahkan semakin berkembang. Keberadaan sekolah ini di bawah Yayasan, maka tidak heran kepemimpinan sekolah dan iklim kerja menjadi tantangan. Setiap pergantian pemimpin baik Yayasan maupun Kepala Sekolah menyebabkan ritme kerja dan iklim sekolah perlu penyesuaian. Para Guru dan Karyawan sudah memaklumi hal ini dan tetap setia menjalankan tugasnya, meski kesejahteraan bukan menjadi jaminan mereka. Hal ini membuktikan bahwa spiritualitas pelayanan dan persaudaraan mereka sungguh teruji. Sampai tahun 2000 sekolah ini memiliki rata-rata 6 kelas paralel dengan daya tampung siswi 40 orang perkelas, sehingga secara keseluruhan SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki 18 kelas. Kelas terbagi menjadi 3 program, yaitu program Bahasa, IPA, dan IPS. Akreditasi yang disandang statusnya selalu “disamakan.” SMA Santa Maria Yogyakarta mulai tahun 2007 mendapat nilai akreditasi A. 52 Berdasarkan sejarah singkat sekolah ini, dapat disimpulkan bahwa SMA Santa Maria Yogyakarta layak disebut sekolah Katolik. Pertama, para pendiri sejak awal mendirikan benar-benar bersatu demi pelayanan pendidikan. Unsur persatuan itu juga yang menguatkan mereka dalam berbagai pengorbanan sehingga banyak prestasi diraih. Kedua, sekolah ini melayani dengan total sehingga prestasi yang diraih berasal dari berbagai bidang. Ketiga, unsur cinta kasih dan spiritualitas sangat terasa saat peralihan kepemimpinan baik pemimpin Yayasan maupun Kepala Sekolah sehingga ritme kerja dan iklim kerja tetap kondusif. Keempat, sekolah ini memberi kesaksian yang positif sehingga disukai oleh masyarakat. Hal ini terbukti dengan animo masyarakat untuk menyekolahkan puterinya di sekolah ini tetap tinggi meski banyak saingannya.

2. Visi, Misi dan Tujuan SMA Santa Maria Yogyakarta

a. Visi Sekolah

SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki visi: “terselenggaranya pendidikan yang memadukan intelektual, humaniora, dan ketrampilan berdasarkan nilai - nilai Kristiani untuk siap bersaing dalam era globalisasi. ” Visi ini sejajar dengan visi sekolah Katolik yang tertulis dalam GE art. 8, yaitu: “Mendidik murid-muridnya untuk memajukan kepentingan masyarakat dunia secara berdaya guna dan mempersiapkan mereka untuk melayani perkembangan Kerajaan Allah, sehingga mereka menjadi seumpama ragi yang menyelamatkan bagi masyarakat dan manusia, karena kehidupan dan kerasulan mereka yang patut dicontoh. ” SMA Santa Maria Yogyakarta menyelenggarakan pendidikan yang membina pribadi siswanya secara menyeleruh intelektual, humaniora, dan keterampilan 53 dengan harapan para peserta didik ini mampu berdaya guna bagi masyarakat. Sekolah selalu memberikan bekal nilai-nilai Kristiani bagi siswinya agar mereka dalam bersaing di era globalisasi ini tetap memiliki sikap hidup yang sesuai dengan iman kristiani, sehingga mereka mampu memberi melalui hidup dan karyanya kelak.

b. Misi Sekolah

SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki misi sebagai berikut: 1 Menumbuhkembangkan penghayatan nilai-nilai Kristiani. 2 Melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan yang efektif, kreatif, bermutu, dan menyenangkan sehingga dapat berkembang secara optimal. 3 Mewujudkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi yang siap untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi. 4 Menumbuh kembangkan kepekaan sosial terhadap sesama dan lingkungan demi terwujudnya semangat kekeluargaan dan persaudaraan. 5 Melaksanakan kegiatan-kegiatan untuk menggali bakat dan minat di bidang ketrampilan. Misi yang diungkapkan di atas selaras dengan misi sekolah Katolik yang tertuang dalam GE art. 5: “Membina bakat-bakat intelektual dengan perawatan yang tekun, mengembangkan kemampuan menilai dengan tepat, mengantar ke dalam warisan budaya yang diperoleh angkatan-angkatan terdahulu, mengembangkan kepekaan terhadap nilai-nilai, mempersiapkan kehidupan profesi, memupuk antara murid-murid dengan bakat dan dari lapisan yang berbeda-beda, pergaulan yang akrab, yang melahirkan kesediaan untuk saling memahami. ” 54 Misi sekolah Katolik yang berupa pembinaan bakat-bakat intelektual dan dilaksanakan oleh SMA Santa Maria Yogyakarta dengan melaksanakan pembelajaran, bimbingan dan pelatihan misi nomor 2. Misi sekolah Katolik berupa persiapan kehidupan profesi, dilaksanakan SMA Santa Maria Yogyakarta dengan cara mewujudkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi misi nomor 3. Misi SMA Santa Maria nomor 1 menumbuhkembangkan penghayatan nilai-nilai Kristiani menjadi jiwa yang menghidupi misi-misi lainnya sebagaimana ditulis dalam GE art. 5 di atas. Berdasarkan misi nomor 1 tersebut, siswi memiliki nilai-nilai Kristiani yang memungkinkan mereka menghadapi sesama dan lingkungan dengan peka, selain itu juga berkembang dalam minat dan bakatnya.

c. Tujuan Sekolah

SMA Santa Maria Yogyakarta memiliki seperangkat tujuan sebagai berikut: 1 Melaksanakan kurikulum nasional, lokal, dan pilihan pendidikan kemarsudirinian. 2 Memenuhi tuntutan pendidikan yang efektif, kreatif, bermutu, dan menyenangkan sehingga dapat mengembangkan diri secara optimal. 3 Memenuhi tuntutan masyarakat perguruan tinggi dan dunia kerja untuk menghasilkan lulusan yang kompetitif. 4 Memiliki peserta didik yang berkualitas dalam prestasi di bidang akademik dan non akademik. 55 5 Memenuhi kualifikasi dan kompetensi standar nasional tenaga pendidik dan tenaga kependidikan. 6 Memfasilitasi kegiatan akademik, karya ilmiah, seni, dan olah raga sehingga terampil dalam berbagai lomba. 7 Memenuhi sarana prasarana yang diperlukan bagi proses belajar mengajar yang optimal. 8 Membentuk peserta didik menjadi pribadi yang bertanggung jawab dan berkualitas sehingga mampu memilih nilai-nilai hidup yang sesuai dengan hati nurani. 9 Terciptanya suatu lingkungan belajar yang harmonis dan kondusif. 10 Memfasilitasi kegiatan kerohanian dan pembinaan kepribadian sehingga terbentuk pribadi yang utuh. 11 Membekali peserta didik dengan ketrampilan-ketrampilan yang mampu dikembangkan untuk masa depannya. 12 Menyediakan sarana prasarana yang mendukung kegiatan ketrampilan. 13 Mendampingi peserta didik yang pada waktunya mampu menjadi wanita mandiri, berkarir yang cakap, berdedikasi tinggi bagi kemajuan bangsa, negara, gereja berdasarkan visi dan nilai-nilai Kristiani. 14 Memiliki sumber pendanaan yang mampu menjaga kelangsungan pendidikan. 15 Melaksanakan manajemen mutu dan sistem administrasi sesuai standar nasional 56 Tujuan sekolah yang telah disebutkan di atas terkait dengan konteks pendidikan nasional dan tujuan khusus sekolah ini yang mengabdi pada Yayasan Marsudirini serta mengabdi pada kebutuhan masyarakat tujuan nomor 1 dan 3. Pendidikan yang dilaksanakan sekolah ini diharapkan mampu mengembangkan siswi secara optimal, maka pendidikan dilaksanakan dengan efektif, kreatif, bermutu, dan menyenangkan tujuan nomor 2. Sekolah juga membekali siswi dengan keterampilan yang menunjang masa depan siswi sehingga mereka menjadi wanita yang mandiri, cakap dalam karir dan berguna bagi bangsa, negara dan Gereja tujuan nomor 11 dan 13. Agar memiliki daya saing dengan sekolah lain, sekolah memberikan fasilitas baik dalam hal akademik, karya ilmiah, seni dan olah raga tujuan nomor 4 dan 6. SMA Santa Maria Yogyakarta sebagai sekolah yang termasuk dalam sistem pendidikan nasional juga memenuhi segenap standar di mana tertulis dalam tujuan sekolah nomor 5 standar nasional tenaga pendidik dan tenaga kependidikan, nomor 7 dan 12 standar nasional sarana prasarana, nomor 14 dan 15 standar pendanaan dan manajemen. Hal ini menunjukkan tekad sekolah untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan standar nasional pendidikan di Indonesia. Sebagai sekolah Katolik, SMA Santa Maria Yogyakarta mengadakan kegiatan kerohanian dan pembinaan kepribadian serta pembinaan hati nurani siswinyatujuan nomor 8 dan 10. Selain itu sekolah ini hendak menciptakan lingkungan belajar yang harmonis dan kondusif tujuan nomor 9. Lingkungan 57 belajar yang harmonis dan kondusif ini secara tidak langsung merupakan ciri khusus sekolah Katolik yang menjadi tujuan SMA Santa MariaYogyakarta. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan sekolah SMA Santa Maria Yogyakarta mengabdi kepada tujuan nasional pendidikan, mengabdi pada kebutuhan masyarakat di mana sekolah berada, mengabdi kepada kebutuhan siswi dengan tetap menjaga warna katolisitasnya.

3. Gambaran Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan SMA Santa

Maria Yogyakarta Keadaan guru tenaga pendidik dan karyawan tenaga kependidikan SMA Santa Maria Yogyakarta per 1 Juli 2014 sebagai berikut: guru sebanyak 28 orang dan karyawan non guru sebanyak 11 orang terlampir. Total tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah ini adalah 39 orang. Jumlah ini cukup sedikit dibandingkan dengan jumlah murid, yaitu 328 orang. Kendati rasio perbandingan peserta didik dengan tenaga pendidik serta tenaga kependidikan kurang ideal, namun tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah ini melaksanakan tugasnya dengan baik. Tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah ini mampu melaksanakan tugas dengan baik sebab mekanisme perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan di sekolah ini cukup selektif. Untuk menjadi pendidik guru diharuskan lulusan sarjana yang kompeten pada bidangnya, demikian pula tenaga kependidikan. Selain itu, para pendidik juga diharapkan memiliki kemampuan di bidang lain misalnya kemampuan musikal, teknologi komputer serta kemampuan interpersonal yang baik. 58 Guru di sekolah ini ada yang berasal dari pemerintah DPK, guru tetap yayasan GTY maupun honorerguru tidak tetap GTT.Untuk menjadi guru tetap yayasan GTY dibutuhkan kesetiaan dalam pengabdian karena masa menuju pengangkatan cenderung lama dan membutuhkan segenap kemampuan baik akademis serta kesediaan untuk memenuhi persyaratan. Kesejahteraan para guru tergolong standar dan mencukupi untuk ukuran wilayah Yogyakarta. Ada pula tunjangan tertentu sebagai apresiasi atas kinerja guru. Meskipun demikian masih banyak tantangan yang membutuhkan pengorbanan baik materi, tenaga dan waktu. Dengan demikian segi spiritualitas pelayanan seorang guru sungguh teruji. Guna meningkatkan kemampuan guru di sekolah ini, baik di bidang pengajaran, penguasaan teknologi dan untuk memenuhi persyaratan administrasi; sekolah mengadakan pelatihan berkala. Antara guru terjalin relasi yang baik sehingga tercipta kekompakkan dan persaudaraan antar tenaga pendidik. Berdasarkan pengalaman teman-teman yang PPL di sekolah ini, antara guru sering terjadi saling berbagi pengalaman bahkan berbagi bekal. Selain peningkatan segi kemampuan, sekolah juga menyediakan kesempatan bagi tenaga pendidik dan kependidikan untuk berkembang dari segi spiritualitas dengan mengadakan refleksi karya, rekoleksi, retret, dan ziarah.

4. Keadaan Siswi SMA Santa Maria Yogyakarta

Terselenggaranya lembaga pendidikan, tidak terlepas dari individu yang yang menjadi subjek pendidikan. Subjek pendidikan di SMA Santa Maria 59 adalah peserta didik yang bersifat homogen berjenis kelamin perempuan semua. Kendati secara jenis kelamin bersifat homogen, namun mereka berasal dari beragam latar belakang suku, tingkat ekonomi, dan kemampuan akademis. Keanekaragaman latar belakang inilah yang menyebabkan SMA Santa Maria memiliki cir i khas kekatolikan “welcoming everyone.” Sejak awal masa Penerimaan Peserta Didik Baru PPDB, sekolah menerapkan sistem pemerataan dalam seleksi sehingga tidak didominasi oleh daerah atau latar belakang tertentu. Siswi yang berasal dari daerah yang jauh dan latar belakang ekonomi tertentu diberi fasilitas asrama puteri yang terletak di sebelah gedung sekolah. Pada awal tahun akademik 20142015, jumlah siswi SMA Santa Maria Yogyakarta berjumlah 319 orang yang dibagi dalam 14 rombongan belajar terlampir. Secara khusus, siswi kelas XI berjumlah 127 orang di awal tahun ajaran namun kini tersisa 126 orang. Seorang siswi mengundurkan diri dikarenakan alasan kesehatan. Berdasarkan wawancara dengan guru PAK ibu Heni pada hari Sabtu 9 Mei 2015 di sekolah, siswi kelas XI secara umum berasal dari golongan ekonomi menengah dan berlatar belakang keluarga yang kurang baik dalam perkembangan individu 50 berasal dari keluarga broken home. Hal ini terkuak saat wawancara dengan orang tua murid saat puteri mereka diterima sebagai siswi di sekolah ini. Siswi sendiri dengan berbekal kedekatan personal dengan para guru khususnya guru mata pelajaran PAK berani bercerita terus terang mencurahkan isi hati mereka dan tidak segan meminta nasihat guru. 60 Selain berlatarbelakang yang penuh tantangan tersebut, ada pula siswi yang berasal dari golongan ekonomi mampu dan berlatarbelakang keluarga yang harmonis. Latar belakang suku dan asal daerah siswi kelas XI juga beragam. Sebagian besar siswi berasal dari suku luar Jawa Flores, Batak, Kalimantan, Papua, Ambon, Tionghoa, sedangkan yang berasal dari Jawa sebagian besar dari luar Yogyakarta. Secara kemampuan akademis, siswi yang diterima telah lulus Tes Potensi Akademik TPA maka cukup baik dari segi kemampuan kognitif. Maka dapat dikatakan, sekolah sudah memenuhi salah satu ciri Katolik karena terbuka menerima siswi dari berbagai latar belakang.

5. Lingkungan SMA Santa Maria Yogyakarta

a. Lingkungan Fisik SMA Santa Maria Yogyakarta

SMA Santa Maria yang beralamat di jalan Ireda nomor 19A Yogyakarta memiliki lingkungan sekolah yang nyaman dan ideal untuk kegiatan belajar mengajar. Lokasi SMA Santa Maria berada dekat dari kota yang berlokasi kurang lebih 50 meter dari jalan raya. SMA Santa Maria dikelilingi tembok pagar yang tinggi sehingga menjamin keamanan sekolah. Gedung yang digunakan untuk proses belajar mengajar berada pada lantai dua dan lantai tiga. Tepat di tengah-tengah gedung terdapat sebuah taman bunga dan kolam ikan yang memberikan pemandangan alam di sekitarnya. Ruang kelas yang digunakan memiliki ukuran kurang lebih 7 x 8 meter yang mampu menampung 20-30 siswa. SMA Santa Maria memiliki halaman yang luas, sebagian digunakan untuk lapangan bola basket dan bola voli. Sekolah ini juga memiliki dua buah aula yaitu aula besar dan aula kecil. 61 Pada aula besar terdapat podiumpanggung yang sering digunakan untuk pentas seni, perayaan pesta nama, perayaan ekaristi dan sebagainya. Terdapat juga ruang kepala sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang BK, tata usaha, perpustakaan, kantin, ruang OSIS, UKS, dan ruang humas biasa digunakan untuk ruang PPL. Terdapat juga “Green House”, sebagai tempat untuk melakukan eksperimen botani dan terdapat goa Maria yang biasa digunakan oleh para siswi, guru, dan karyawan untuk berdoa. Ada pula ruang teduh dan ruang doa yang dapat digunakan siswi untuk berdoa secara pribadi. Di sebelah aula besar terdapat dapur sebagai tempat praktek memasak para siswi dalam mata pelajaran Tata Boga. Untuk menunjang kegiatan belajar mengajar SMA Santa Maria memiliki ruang kelas yang berjumlah 14 yang terdiri dari kelas X 5 kelas, kelas XI 5 kelas, dan Kelas XII 4 kelas. Beberapa laboratorium, yaitu: laboratorium kimia, komputer, fisika, biologi, dan laboratorium bahasa. Selain itu juga memiliki ruang multimedia sementara digunakan oleh mahasiswa PPL SM-USD dan ruang pertemuan yang dapat digunakan untuk kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan media audio-visual dan ruang musik yang digunakan untuk pelajaran seni musik. Kamar kecil di SMA Santa Maria bersifat permanen dengan kondisi air yang bersih dan mencukupi. Keadaan kamar kecil tersebut bersih dan teratur karena kesadaran dari semua pihak yang menggunakannya. Kamar kecil untuk siswi ada di semua lantai lantai 1, 2, dan 3 dan terdiri dari banyak ruangan 62 sehingga sangat mencukupi untuk siswi, sedangkan untuk guru ada di lantai satu dan dua.

b. Lingkungan Sosial SMA Santa Maria Yogyakarta

SMA Santa Maria berada ditengah-tengah pemukiman warga yang padat. Masyarakat di sekitar sekolah menanggapi dengan positif kehadiran sekolah ini. Relasi yang dibangun oleh pihak sekolah dengan warga juga baik sehingga tidak pernah terjadi masalah antara pihak sekolah dan warga yang tinggal di sekitar sekolah tersebut. Suasana kekeluargaan juga dirasakan di sekolah ini. Berdasarkan pengalaman mahasiswa IPPAK yang melaksanakan PPL di sekolah ini, ketika ada beberapa anak yang kehabisan uang jajan dan guru memberikan jatah sarapannya kepada siswinya, bahkan guru dengan rela hati bersikap layaknya orang tua. Ketika ada siswi yang mengalami masalah, guru adalah tempat bercerita bagi siswi-siswi sehingga mencurahkan hati dengan penuh cinta. Guru pun tidak segan untuk menegur ketika pakaian, tatanan rambut atau make up siswi tidak rapi atau kurang sesuai dengan perkembangan anak seusianya. Salah satu keunikan sekolah ini adalah menempatkan tempat air suci di pintu masuk utamanya. Tujuan hal ini adalah agar semua warga sekolah mengingat bahwa mereka selalu mempersembahkan apa yang mereka usahakan di sekolah demi Tuhan semata. Persis di depan pintu masuk terdapat patung Santa Maria dalam ukuran yang besar. Tujuannya agar semua warga sekolah mengingat akan keteladanan Santa Maria sebagai pelindung sekolah mereka. Ada juga patung Santo Fransiskus Asissi yang berada di dekat pintu gerbang 63 masuk. Santo Fransiskus Asisi menjadi spiritualitas Yayasan Marsudirini, sehingga diharapkan semua nilai-nilai rohani tidak terlepas dari spiritualitas Fransiskan, yang bersumber dari Yesus sendiri.

B. Penelitian Pengaruh Dimensi Religius Pendidikan terhadap Minat

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS X DI SMA SANTA MARIA MEDAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 1 45

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IS SMA KATOLIK BUDI MURNI 2 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 25

Pengaruh pendidikan religiositas terhadap kontrol diri siswa-siswi kelas XI SMA Regina Pacis Surakarta tahun pelajaran 2015-2016.

0 0 2

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dalam mengerjakan PR matematika pada siswi kelas X dan XI SMA Santa Maria Yogyakarta yang tinggal di asrama tahun ajaran 2015/2016.

0 0 197

Pengaruh cerita terhadap empati siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK) kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

0 0 144

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered-heads together terhadap motivasi belajar pendidikan Agama Katolik siswi kelas XI di SMA Santa Maria Yogyakarta.

1 9 236

Pengaruh kreativitas guru dalam proses belajar-mengajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XI dan XII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta.

1 18 184

Pengaruh kreativitas guru dalam proses belajar mengajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XI dan XII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta

0 21 182

PERSEPSI SISWI KELAS XI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20072008 TENTANG MANFAAT PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

0 0 96

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWI-SISWI KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010: IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR YANG SESUAI

0 0 115