Singkatan Teks Kitab Suci Singkatan Dokumen Gereja Singkatan Lain Latar Belakang Permasalahan

xviii DAFTAR SINGKATAN

A. Singkatan Teks Kitab Suci

Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia. Ef : Efesus Kej : Kejadian Kis : Kisah Para Rasul 1 Kor : 1 Korintus

B. Singkatan Dokumen Gereja

GE : Gravissimum Educationis Dekrit Konsili Vatikan II tentang Pendidikan Kristen tanggal 28 Oktober 1965 GS : Gaudium et Spes Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Tugas Gereja di dalam Dunia Modern, tanggal 7 Desember 1965 SC : Sacrosanctum Concilium Konstitusi KonsiliVatikan II tentang Liturgi Suci tanggal 4 Desember 1963 xix

C. Singkatan Lain

art. : artikel IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik KTSP : Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KWI-MNPK : Konferensi Wali Gereja Indonesia Majelis Nasional Pendidikan Katolik PAK : Pendidikan Agama Katolik SMA : Sekolah Menengah Atas 1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Permasalahan

Pendidikan dapat dikatakan sebagai usaha bersama dalam proses terpadu-terorganisir untuk membantu manusia mengembangkan diri dan mempersiapkan diri guna mengambil tempat semestinya dalam pengembangan masyarakat dan dirinya di hadapan Sang Pencipta Mardiatmadja dalam Adisusanto, 1995: 21. Berdasarkan pengertian tersebut, pendidikan tidak dapat dilepaskan dari individu-individu yang berperan. Mereka bekerjasama secara terpadu dan terorganisir dalam sebuah lembaga tertentu misalnya sekolah dengan sebuah tujuan bersama, yaitu perkembangan peserta didik yang mandiri serta terlibat bagi masyarakat dan mengarahkan peserta didik secara spiritual. Sejalan dengan pengertian di atas, Gereja memandang positif pendidikan. Pandangan positif Gereja terhadap pendidikan dinyatakan oleh Konsili Suci melalui dokumen Gravissimum Educationis GE. Gereja, melalui dokumen tersebut, melihat tujuan utama pendidikan adalah mencapai pembinaan pribadi manusia dalam perspektif tujuan terakhirnya demi kesejahteraan kelompok-kelompok masyarakat, mengingat bahwa manusia termasuk anggotanya dan bila sudah dewasa ikut berperan menunaikan tugas kewajibannya GE, art. 1. Pendidikan menjadi sarana untuk membentuk pribadi manusia yang sadar akan martabatnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang terus menerus berkembang sehingga mencapai kedewasaan penuh dan 2 matang dalam hubungan personal dengan Sang Pencipta serta diwujudnyatakan melalui relasi dengan sesamanya. Pentingnya pendidikan ini mendorong Gereja untuk mengusahakan sarana yang tepat untuk pendidikan, yaitu sekolah. Kehadiran Gereja di dunia persekolahan secara khas nampak melalui sekolah Katolik GE, art. 8. Sekolah Katolik tidak berbeda dengan sekolah lainnya. Hal yang menjadi ciri khas dari sekolah Katolik adalah adanya dimensi religius pendidikan KWI-MNPK, 1991: 81. Dimensi religius pendidikan bagi sekolah Katolik tertanam dalam setiap dinamika sehari-hari dan mewarnai hubungan antar pribadi yang berada di dalamnya. Salah satu pelajaran yang diajarkan di setiap sekolah adalah mata pelajaran pendidikan agama. Sekolah Katolik mengadakan mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik. Mutu pengajaran agama yang dipadukan ke dalam keseluruhan pendidikan para siswa adalah alasan mengapa orang tua lebih suka menyekolahkan anaknya di sekolah Katolik KWI-MNPK, 1991: 109. Berdasarkan pernyataan tersebut, mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik PAK dalam sekolah Katolik menjadi jantung hati bagi mata pelajaran lain karena mutu pengajaran agama menjadi jiwa bagi mutu pelajaran lain dan menjadi daya tarik bagi sekolah Katolik. Baik sekolah Katolik maupun mata pelajaran PAK kini menghadapi tantangan. Berdasarkan pengamatan penulis pada beberapa media sosial, terdapat kecenderungan banyak orang, baik pemerintah, atau mereka yang berkecimpung di dunia bisnis maupun media menganggap pendidikan hanya 3 sebagai sarana untuk memperoleh informasi yang dapat meningkatkan kesuksesan duniawi dan standar kehidupan yang lebih nyaman. Berdasarkan wawancara dengan seorang guru di sekolah Katolik penulis mendapat kesan bahwa saat ini sekolah Katolik seperti mengalami titik rendah dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. Jangankan untuk bersaing dengan sekolah lain, untuk bisa bertahan saja mengalami perjuangan yang tidak mudah. Ada sekolah yang harus mendapat subsidi tiap bulan agar bisa beroperasi dan ada sekolah yang digabung bahkan terancam ditutup karena tidak memenuhi standar operasional yang diterapkan yayasan. Demi alasan operasional pula, sekolah Katolik menerapkan biaya pendidikan SPP yang cenderung tinggi. Hal ini berakibat pada penerimaan peserta didik baru PPDB yang cenderung menurun dan hanya golongan tertentu yang dapat diterima. Tantangan bagi mata pelajaran PAK disebabkan karena konteks kurikulum yang berlaku di Indonesia. Saat ini kurikulum yang berlaku adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP 2006. PAK termasuk dalam mata pelajaran Kelompok A wajib dan dialokasikan 2 jam pelajaran JP per minggu dari jumlah total 42 JP per minggu. PAK hanya diberi proporsi sekitar 6,8 dalam keseluruhan program kurikuler sekolah. Alokasi JP mata pelajaran PAK ini relatif minim dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya padahal keberadaan PAK di sekolah, sebagaimana diterangkan di atas, adalah jantung hati dari mata pelajaran lainnya. Permasalahannya adalah dengan alokasi waktu yang relatif minim tersebut apakah siswa berminat belajar PAK? 4 Minimnya alokasi waktu ini dapat mengindikasikan PAK merupakan pelajaran yang dianggap kurang penting dan kurang diminati. Berdasarkan pengamatan, minat siswa sekolah Katolik akan pelajaran PAK cukup memprihatinkan. Siswa kurang tertarik akan pelajaran PAK karena sekolah sendiri kurang menempatkan mata pelajaran PAK sebagai pelajaran yang penting dan ditambah dengan berbagai kemudahan bagi siswa zaman ini untuk mengakses pengetahuan agama dan iman melalui internet. Siswa lebih tertarik pada pelajaran yang dianggap mendukung perkembangan dirinya di masa depan, misalnya matematika, ekonomi, bahasa Inggris dll. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya kursus yang diikuti siswa di luar jam pelajaran untuk mata pelajaran tersebut. SMA Santa Maria adalah salah satu sekolah di kota Yogyakarta yang berada di bawah naungan Yayasan Katolik Marsudirini. Sebagai sekolah Katolik, dimensi religius pendidikan dan mata pelajaran PAK menjadi warna khusus sekolah ini. Berdasarkan pengamatan, sekolah ini juga menghadapi tantangan. Peserta didiknya berasal dari berbagai latar belakang daerah, tingkat ekonomi, dan kondisi keluarga. Kepemimpinan di sekolah ini juga sedang mengalami masa transisi dan memungkinkan adanya pengaruh dalam hubungan lingkungan sosial di dalam sekolah. Sekolah juga menghadapi tantangan mutu akademik dan persaingan dengan sekolah swasta lain dan sekolah negeri, sehingga ada kemungkinan mata pelajaran PAK dinomorduakan demi mata pelajaran lain yang dianggap berharga untuk bersaing. Apakah di tengah tantangan tersebut dimensi religius pendidikan 5 tetap dihayati sekolah ini? Apakah siswi juga berminat terhadap mata pelajaran PAK? Berdasarkan penjelasan di atas, dimensi religius pendidikan di SMA Santa Maria Yogyakarta dan minat belajar siswa terhadap mata pelajaran PAK menjadi menarik diteliti karena kedua hal tersebut kini mengalami tantangan. Di satu sisi, sekolah ini tidak dapat melepaskan diri dari konteks sekolah berada. Konteks tersebut ditandai arus globalisasi yang lebih mengutamakan kesuksesan materi dan tuntutan formal dunia pendidikan. Di sisi lain, sebagai sekolah Katolik sekolah ini diharapkan mempertahankan ciri khas kekatolikannya. Demikian pula dengan mata pelajaran PAK yang hendaknya menjadi jantung hati bagi mata pelajaran lain, namun menghadapi tantangan yaitu kurangnya perhatian karena dianggap kurang penting. Guna menanggapi permasalahan di atas, penulis menyusun skripsi dengan judul PENGARUH DIMENSI RELIGIUS PENDIDIKAN TERHADAP MINAT BELAJAR SISWI KELAS XI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN AKADEMIK 2014-2015 PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK.

B. Rumusan Permasalahan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS X DI SMA SANTA MARIA MEDAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 1 45

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS XI IS SMA KATOLIK BUDI MURNI 2 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 25

Pengaruh pendidikan religiositas terhadap kontrol diri siswa-siswi kelas XI SMA Regina Pacis Surakarta tahun pelajaran 2015-2016.

0 0 2

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi dalam mengerjakan PR matematika pada siswi kelas X dan XI SMA Santa Maria Yogyakarta yang tinggal di asrama tahun ajaran 2015/2016.

0 0 197

Pengaruh cerita terhadap empati siswa dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK) kelas VIII SMP Maria Immaculata Yogyakarta.

0 0 144

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe numbered-heads together terhadap motivasi belajar pendidikan Agama Katolik siswi kelas XI di SMA Santa Maria Yogyakarta.

1 9 236

Pengaruh kreativitas guru dalam proses belajar-mengajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XI dan XII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta.

1 18 184

Pengaruh kreativitas guru dalam proses belajar mengajar terhadap motivasi belajar siswa kelas XI dan XII pada mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik di SMA Sang Timur Yogyakarta

0 21 182

PERSEPSI SISWI KELAS XI SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 20072008 TENTANG MANFAAT PELAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL

0 0 96

DESKRIPSI MOTIVASI BELAJAR SISWI-SISWI KELAS X SMA SANTA MARIA YOGYAKARTA TAHUN PELAJARAN 20092010: IMPLIKASINYA TERHADAP USULAN TOPIK-TOPIK BIMBINGAN BELAJAR YANG SESUAI

0 0 115