168
BAB V PENUTUP
Pada bagian ini penulis akan menyajikan kesimpulan dari karya tulis ini berdasarkan rumusan permasalahan dan tujuan penulisan, dengan dikuatkan
oleh hasil penelitian. Bagian berikutnya berisi saran untuk berbagai pihak yang berhubungan dengan penulisan karya tulis ini.
A. Kesimpulan
Dimensi religius pendidikan adalah ukuran yang bersifat keagamaan tertentu dalam konteks usaha mendewasakan manusia. Secara khusus dimensi
religius pendidikan bagi sekolah Katolik adalah katolisitas, yaitu bagaimana sekolah mampu menghadirkan Gereja dalam usahanya mendidik peserta didik.
Katolisitas mempunyai sumber inspirasi dari kehidupan Jemaat Perdana Kis 2:41-47. Ciri khas kehidupan Jemaat Perdana menjadi aspek dimensi religius
pendidikan sekolah Katolik. Aspek tersebut yaitu: koinonia sekolah mengembangkan persekutuan, diakonia sekolah memberikan pelayanan
untuk perkembangan pribadi siswa, leiturgia sekolah merayakan iman dan sakramen, kerygma sekolah mewartakan Kabar Gembira, dan marturia
sekolah mendorong warganya untuk terlibat memberikan kesaksian. Minat belajar adalah kecenderungan peserta didik untuk merasa tertarik
pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan perasaan senang mempelajari materi itu. Minat berhubungan dengan perasaan senang dan
kehendak yang kuat. Ada faktor dari dalam individu dan faktor dari luar
169
individu yang dapat mempengaruhi minat belajar. Faktor dari dalam diri individu yang berpengaruh misalnya rasa ingin tahu, kebutuhan, kesesuaian
dengan cita-cita, kesesuaian dengan iman. Faktor dari luar diri yang berpengaruh misalnya teman-teman, guru, dan metode mengajar.
Mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik PAK dipahami sebagai proses pendidikan dalam iman agar para siswa semakin beriman. Tujuan PAK
adalah demi terwujudnya nilai-nilai Kerajaan Allah, untuk menghidupi iman Kristiani dan kebebasan manusia.
Hubungan antara dimensi religius pendidikan dengan minat belajar mata pelajaran PAK adalah dimensi religius pendidikan dapat menjadi stimulus
yang mendorong siswi untuk berminat belajar mata pelajaran PAK dan dapat menjadi sosio-kultur.
Berdasarkan penelitian, warga SMA Santa Maria Yogyakarta sudah cukup menghayati dimensi religius pendidikan. Penghayatan itu nampak dari
berbagai usaha sekolah untuk menghidupi aspek koinonia, diakonia, leiturgia, kerygma,
dan marturia. Penghayatan aspek koinonia perlu ditingkatkan lagi, khususnya dalam hal kerjasama antar warga sekolah. Dimensi religius
pendidikan dalam sekolah ini lebih berfungsi sebagai lingkungan sosio-kultur daripada stimulus belajar. Artinya, penghayatan warga sekolah khususnya
para pendidik terhadap nilai-nilai Kristiani dapat menjadi pendukung minat belajar peserta didik.
Guna menanggapi pentingnya peningkatan penghayatan aspek koinonia dan pengaruh sosio-kultur, maka diperlukan upaya. Upaya tersebut disesuaikan
170
dengan saran dari sekolah dan didasarkan hasil penelitian. Camping rohani untuk siswi kelas XI dan rekoleksi bagi pendidik diharapkan dapat menjadi
usaha yang tepat. Tema besar dari upaya tersebut adalah kerjasama. Sedangkan tema khusus camping rohani adalah Bersamamu Aku Mampu Mencintai dan
Meraih Cita-cita dan tema khusus rekoleksi bagi pendidik adalah Meneladan Yesus Sang Pendidik Sejati.
B. Saran