terhadap pasangan, juga mempengaruhi ketergantungan terhadap pasangan Rusbult, Martz, Agnew, 1998. Jika ketiga hal tersebut
dimiliki oleh masing-masing individu dengan pasangannya, maka akan tercipta saling-tergantung satu sama lain.
c. Kepuasan Hidup Life Satisfaction Kepuasan dalam berelasi dapat meminimalisir munculnya
gangguan-gangguan fisik maupun psikis pada individu. Pada akhirnya, kondisi ini dapat menimbulkan kepuasan hidup pada
individu Troll dalam Lemme, 1995
C. Kelekatan Attachment
1. Pengertian Kelekatan
Kelekatan berawal
dari hubungan yang terjalin antara
pengasuh dan individu pada masa bayi. Menurut Santrock 1995, kelekatan adalah suatu ikatan emosional yang kuat, yang dimiliki oleh
individu terhadap seseorang tertentu. Selain itu, Bowlby mendefisinikan kelekatan sebagai suatu kelas perilaku yang terdiri
dari empat hal terkait dan didasarkan pada sistem perilaku bawaan dari lahir, yaitu mempertahankan kedekatan proximity maintenance,
mencari tempat berlindung yang aman safe haven, tekanan karena keterpisahan distress separation, dan mencari dasar yang aman
untuk mengembangkan diri secure base. Bowlby juga menambahkan bahwa kelekatan melibatkan sistem representasi mental terhadap figur
lekat dan lingkungan, dimana representasi mental ini memungkinkan individu untuk mampu mengantisipasi situasi dan rencana di masa
depan Cassidy Jude, 2008. Kelekatan tidak aman merupakan perasaan tidak aman atau terancam, yang muncul karena individu
kurang memiliki representasi mental yang baik terhadap kehadiran figur lekat karena suatu pengalaman tertentu Kobak Madsen,
2008. Selain itu, Bowlby mendukung Freud yang menyatakan bahwa tipe kelekatan pada masa bayi mempengaruhi perilakunya pada relasi
romantis di masa dewasa Crowell Treboux, 2001. Secara umum, kelekatan tidak aman merupakan sistem kerja
individu yang cenderung lebih mudah merasa terancam karena pengalaman ketidakhadiran figur lekat saat individu
membutuhkannya.
2. Tipe Kelekatan Dewasa
Ainsworth membagi kelekatan pada masa bayi menjadi tiga tipe, yaitu gaya kelekatan aman secure attachment, gaya kelekatan
menghindar avoidant attachment, dan gaya kelekatan cemas anxious attachment. Teori ini menjadi landasan pembahasan
mengenai kelekatan, khususnya kelekatan pada masa bayi dan anak- anak. Selanjutnya, gaya kelekatan ini dikembangkan oleh Hazan
Shaver pada pengaplikasian dalam hubungan romantis. Hasilnya, gaya kelekatan individu pada masa anak-anak berdampak pada outcome
relasi romantis yang mereka jalani. Teori yang dikembangkan oleh Hazan dan Shaver ini kemudian mengalami revisi oleh Bartholomew
menjadi empat tipe kelekatan. Berdasarkan penelitiannya, Bartholomew menemukan bahwa individu dengan tipe kelekatan
menghindar avoidant attachment menunjukkan dua kelompok karakteristik yang berbeda. Kondisi ini membuat Bartholomew
membagi kelekatan menghindar menjadi dua tipe lagi, yaitu gaya kelekatan takut – menghindar fearful-avoidant attachment dan
kelekatan menolak dismissing attachment. Klasifikasi tipe kelekatan dewasa didasarkan pada anggapan
bahwa pola kelekatan menggambarkan model diri dan figur lekat itu sendiri Bowlby dalam Feeney Noller, 1996. Model diri dan figur
lekat tersebut dapat memiliki dua pandangan yang berbeda, yakni positif dan negatif. Model diri yang positif akan memandang dirinya
berhak untuk mendapatkan cinta dan perhatian, merasa bahwa dirinya berharga. Sebaliknya, model diri yang negatif tidak merasa dirinya
pantas dihargai dan mendapatkan cinta dari orang lain. Di sisi lain, diri akan memandang figur lekat sebagai model yang positif bila figur
dilihat sebagai sosok yang ‘ada’ untuk diri danmampu memberikan perhatian. Figur lekat akan dipandang sebagai model negatif bila figur
dilihat sebagai sosok yang menolak, memberi jarak, dan tidak mempedulikan diri Bartolomew dalam Feeney Noller, 1996.
Bartholomew dan Horowitz 1991 menyatakan teori yang cukup berbeda dibandingkan tokoh-tokoh sebelumnya. Menurut
mereka, terdapat empat tipe kelekatan dewasa dengan melihat pandangan positif dan negatif terhadap diri dan figur lekat, yaitu :
MODEL TERHADAP DIRI Positif Negatif
MODEL TERHADAP
FIGUR LEKAT
Positif SECURE
Merasa nyaman dengan
keintiman dan otonomi.
PREOCCUPIED
Ambivalent, memiliki rasa
ketergantungan yang sangat tinggi.
Negatif DISMISSING
Adanya penolakan
terhadap kelekatan
FEARFUL
Ketakutan terhadap adanya kelekatan
dengan orang lain.
BaganTipe Kelekatan Menurut Bartholomew Horowitz 1991
Beberapa deskripsi diri individu dengan empat tipe kelekatan di atas, diantaranya :
Secure : Saya mudah dekat dengan orang lain dan merasa
nyaman memiliki rasa saling ketergantungan dengan orang lain. Saya juga tidak takut menjadi
sendiri atau merasa kesepian dan tidak diterima oleh orang lain.
Preoccupied : Saya ingin bisa dekat secara emosional dengan orang lain namun saya merasa terkadang mereka
enggan untuk dekat dengan saya. Saya merasa tidak nyaman bila tidak menjalin hubungan yang
dekat, tapi saya takut mereka meninggalkan saya. Dismissing : Saya merasa nyaman tanpa adanya kedekatan
emosional. Saya mengutamakan kemandirian, sehingga saya tidak suka bergantung pada orang
lain atau orang lain bergantung pada saya. Fearful : Saya sebenarnya ingin menjalin hubungan yang
dekat dengan orang lain tetapi saya kurang bisa percaya. Saya takut saya akan tersakiti bila terlalu
dekat dengan mereka. Di sisi lain, Fraley menerapkan teori yang digunakan oleh
Bowlby dan Ainsworth untuk menjelaskan kelekatan dengan sedikit perbedaan sudut pandang. Fraley melihat bahwa tipe kelekatan
memiliki dua dimensi, yakni avoidant dan anxietyFraley, Brennan, Waller, 2000. Avoidant adalah gaya kelekatan Kecenderungan
kelekatan yang aman ditunjukkan ketika individu memiliki tingkat kelekatan yang rendah pada kedua dimensi tersebut. Dimensiavoidant
adalah dimensi kelekatan dimana individu mengembangkan sikap tidak percaya terhadap orang lain, sikap mandiri yang berlebihan, dan
memberi jarak kedekatan emosi dengan orang lain. Selanjutnya, dimensiAnxiety adalah dimensi kelekatan dimana individu khawatir
pasangan tidak ada saat ia membutuhkannya dan hal ini diantisipasi dengan cara yang berlebihan Mikulincer Goodman, 2006.Fraley
menerapkan sudut pandang ini karena dua alasan, yaitu 1 penelitian- penelitian yang akhir-akhir ini dilakukan menunjukkan bahwa pola
kelekatan bersifat dimensional, bukan kategorikal, dan 2 dua dimensi ini dapat memperlihatkan konsep yang lebih relevan dari teori
Ainsworth dan teman-temannya Fraley Shaver, 1998. Pembahasan kelekatan dari Fraley inilah yang dijadikan landasan
dalam penelitian ini.
3. Faktor Penyebab