memiliki dua dimensi, yakni avoidant dan anxietyFraley, Brennan, Waller, 2000. Avoidant adalah gaya kelekatan Kecenderungan
kelekatan yang aman ditunjukkan ketika individu memiliki tingkat kelekatan yang rendah pada kedua dimensi tersebut. Dimensiavoidant
adalah dimensi kelekatan dimana individu mengembangkan sikap tidak percaya terhadap orang lain, sikap mandiri yang berlebihan, dan
memberi jarak kedekatan emosi dengan orang lain. Selanjutnya, dimensiAnxiety adalah dimensi kelekatan dimana individu khawatir
pasangan tidak ada saat ia membutuhkannya dan hal ini diantisipasi dengan cara yang berlebihan Mikulincer Goodman, 2006.Fraley
menerapkan sudut pandang ini karena dua alasan, yaitu 1 penelitian- penelitian yang akhir-akhir ini dilakukan menunjukkan bahwa pola
kelekatan bersifat dimensional, bukan kategorikal, dan 2 dua dimensi ini dapat memperlihatkan konsep yang lebih relevan dari teori
Ainsworth dan teman-temannya Fraley Shaver, 1998. Pembahasan kelekatan dari Fraley inilah yang dijadikan landasan
dalam penelitian ini.
3. Faktor Penyebab
a. Pola Kelekatan di Masa Anak-anak
Pola kelekatan pada masa bayi menjadi pola kelekatan yang mempengaruhi perilaku individu dalam masa hidupnya. Perilaku
individu akan berkembang sampai masa dewasa dan berpengaruh
terhadap kelekatan dewasa, terlebih pada relasi romantis Bowlby dalam Crowell Treboux, 2011.
b. Sensivitas dan Responsivitas Pasangan
Kelekatan dewasa salah satunya disebabkan oleh sensitivitas dan responsivitas pasangan. Ketika pasangan mampu
memberikan perhatian, peka terhadap kondisi individu, dan mempunyai respon yang baik terhadap kebutuhan individu,
individu akan memiliki kelekatan dewasa yang aman secure attachment. Sebaliknya, ketika pasangan tidak peduli dan kurang
30esponsive terhadap kebutuhan kedekatan individu, dapat muncul kelekatan cemas anxious attachment Mikulincer Shaver,
2007.
4. Dampak
a. Manajemen Konflik Individu yang memiliki kelekatan aman secure attachment
mampu memanajemen konflik dengan baik Pistole dalam Mikulincer Shaver, 2007. Oleh karena itu, individu dapat
mengembangkan perilaku yang lebih konstruktif dibandingkan individu dengan kelekatan tidak aman insecure attachment.
b. Sikap Trust Individu dengan kelekatan cemas kurang mampu
mengembangkan trust terhadap orang lain, sehingga membuat
individu merasa takut kehilangan sosok orang lain, terlebih pasangan. Hal ini membuat individu cenderung mengontrol
pasangan sesuai dengan keinginannya Mikulincer Goodman, 2006.
Hal yang hampir sama terjadi pada individu dengan kelekatan menghindar. Individu kurang dapat mengembangkan
trust, sehingga individu menghindari kedekatan dengan orang lain karena kurang nyaman pula dengan keintiman Mikulincer
Goodman, 2006. Berkebalikan dengan itu, individu dengan tipe kelekatan
aman mampu mengembangkan trust terhadap orang lain, sehingga membuatnya mudah untuk menjalin relasi dekat dengan orang lain
Mikulincer Shaver dalam Mikulincer Goodman, 2006. 5.
Tingkat Kemandirian Individu dengan tipe kelekatan preokupasi memiliki tingkat
kemandirian yang rendah. Semakin cemas individu, ia akan semakin mencari kontak dan kedekatan dengan orang lain
Simpson, Rholed, Nelligan dalam Mikulincer Goodman, 2006. Kondisi ini membuat individu cenderung kompulsif, terlebih
kepada pasangan karena akan menuntut kehadiran pasangan secara berlebihan Mikulincer Shaver, 2007.
Di sisi lain, individu dengan tipe kelekatan dismissing sangat mengutamakan kemandirian dan menolak keintiman
Mikulincer Goodman, 2006. Berkaitan pula dengan hal tersebut, individu memandang bahwa relasi dekat bukanlah hal
yang penting, sehingga individu kurang tertarik untuk menjalin relasi dekat dengan orang lain Alford, Lyddon, Schreiber, 2006.
Sebaliknya, individu dengan tipe kelekatan aman memiliki tingkat kemandirian yang seimbang. Individu tidak segan untuk
meminta pertolongan orang lain bila membutuhkan Mikulincer Goodman, 2006, namun merasa nyaman pula dengan otonominya
sendiri Bartholomew Horowitz, 1991 6.
Konsep Diri Individu dengan tipe kelekatan cemas memiliki konsep diri
yang lebih negatif. Individu menempatkan kepantasan dirinya berdasarkan penerimaan dari orang lain. Oleh karena itu, individu
menjalin kedekatan dalam relasi yang tidak mengancam kepantasan dirinya Feeney; Collins Read dalam Mikulincer Goodman,
2006. Hal yang berbeda terjadi pada individu dengan tipe
kelekatan menghindar. Individu merasa tidak pantas dan kurang nyaman untuk mengembangkan keintiman. Hal ini dikarenakan
individu menghindari penolakan terhadap dirinya dalam suatu hubungan Bartholomew Horowitz, 1991.
Berkebalikan dengan hal tersebut, individu dengan tipe kelekatan aman memiliki konsep diri yang positif. Individu merasa
dirinya dihargai dan pantas disayangi oleh orang lain. Selain itu, individu merasa bahwa figur lekat adalah sosok yang pantas untuk
disayangi dan dihargai Mikulincer Goodman, 2006. Individu juga memiliki kepercayaan diri yang baik, sehingga membuatnya
lebih mampu untuk berdinamika dalam lingkungannya Mikulincer Shaver, 2007.
7. Kontrol Emosi
Individu dengan tipe kelekatan tidak aman memiliki kontrol emosi yang kurang baik. Hal ini dikarenakan individu memiliki
emosi yang lebih negatif dibandingkan individu dengan tipe kelekatan aman secure attachment Mikulincer Shaver dalam
Mikulincer Goodman, 2006. 8.
Kepuasan Berelasi Individu dengan tipe kelekatan tidak aman, baik kelekatan
menghindar maupun kelekatan cemas, memiliki kepuasan berelasi yang rendah Levy, Davis, Simpson dalam Cassidy Shaver,
2008. Hal ini didukung oleh sebagian besar penelitian mengenai kelekatan yang menemukan bahwa individu dengan kelekatan tidak
aman merasakan kurangnya dukungan dan ketidakpuasan dengan dukungan yang telah mereka peroleh Cassidy Shaver, 2008.
D. Dinamika