Ciri-ciri Sosio-Emosi Dewasa Awal

bekal mendapatkan pekerjaan yang baik merupakan beberapa hal yang banyak menimbulkan stres dan depresi pada mahasiswa Santrock, 1995.

3. Ciri-ciri Sosio-Emosi

a. Karakteristik Sosio-Emosi Masa Dewasa Awal Beberapa ciri sosio-emosi yang melekat pada masa dewasa awal adalah : 1. Berkembangnya keinginan untuk mengenal orang lain secara lebih dekat. Keinginan ini muncul dari rasa ketertarikan yang didasarkan pada arah dan penilaian interpersonal individu terhadap orang lain. Perkenalan terbentuk karena ada kontak fisik yang dekat dengan orang lain, individu mengalami emosi yang positif, dan adanya kebutuhan untuk menjalin suatu hubungan kebutuhan afiliasi di antara keduanya Baron Byrne, 1987. Selanjutnya, perkenalan dapat membentuk hubungan pertemanan atau persahabatan di antara individu. Hubungan ini muncul karena beberapa hal sebagai berikut : a. Ketertarikan fisik physical attractiveness Ketertarikan fisik menjadi penentu yang penting dimana orang tertarik untuk menjalin relasi dan cenderung bersifat subjektif. Meskipun demikian, ada pandangan umum berkaitan dengan fisik yang menarik bagi individu. Perempuan yang menarik bagi laki-laki adalah perempuan yang secara umum memiliki bagian-bagian fisik berukuran sedang Kleinke Staneski; Wiggins, Wiggins, Conger dalam Baron Byrne, 1987. Selanjutnya, laki-laki yang menarik bagi perempuan adalah laki-laki dengan thin legs, thin waist, berbahu lebar, dan berbadan tinggi Beck, Ward- Hull, McLear; Horvath; Lavrakas; Gillis Avis dalam Baron Byrne, 1987. Adapula beberapa hal lain yang membuat individu tertarik untuk berelasi dengan orang lain. Perilaku yang tampak, misalnya senyuman,juga dapat menimbulkan ketertarikan. Individu yang tersenyum membuat orang lebih tertarik untuk berelasi dengannya S. Lau; Mueser et al. dalam Baron Byrne, 1987. Selain itu, nama seseorang juga dapat mempengaruhi persepsi ketertarikan individu Garwood et al. dalam Baron Byrne, 1987. b. Kesamaan similarity Individu memiliki kecenderungan untuk menerima orang lain yang memiliki kesamaan dengan dirinya sendiri dan menolak orang lain yang kurang memiliki kesamaan dengan dirinya. Hal ini dapat terlihat ketika individu dengan individu yang lain saling berbagi cerita, dimana dalam cerita tersebut akan ada topik tertentu, seperti sekolah, pekerjaan, musik, dan sebagainya. Penelitian Byrne Nelson 1965 menemukan bahwa semakin tinggi proporsi kesamaan pandangan mengenai suatu topik, maka individu akan lebih tertarik untuk berinteraksi dengan orang lain tersebut Baron Byrne, 1997. c. Kondisi timbal balik reciprociy Ketika individu merasa bahwa ia dipandang positif oleh orang lain, ia akan lebih cenderung berperilaku positif dan menimbulkan ketertarikan orang lain terhadap dirinya. Hasil penelitian Curtis Miller 1986 menyebutkan bahwa orang yang merasa dirinya dievaluasi positif oleh orang lain akan lebih terbuka, mengembangkan perilaku yang positif, dan berbicara dengan nada yang lebih hangat dibandingkan individu yang merasa dirinya dievaluasi negatif oleh orang lain Baron Byrne, 1997. 2. Mengembangkan cinta dalam hubungan dengan orang tertentu. Pada masa dewasa awal, individu mulai mengembangkan cinta terhadap orang lain. Perwujudan cinta tampak dalam hubungan yang dekat. Penelitian menyebutkan bahwa hubungan yang dekat terdorong oleh rasa ketertarikan dan kecenderungan individu untuk berkumpul dengan orang lain yang memiliki kesamaan tertentu Berndt Perry dalam Santrock, 1995. Salah satu hubungan dekat yang dikembangkan pada masa dewasa awal adalah relasi romantis. Relasi romantis menjadi wadah yang penting bagi tercapainya tugas perkembangan menurut Erikson, yaitu keintiman. Keintiman merupakan suatu penemuan diri sekaligus kehilangan diri dalam diri orang lain. Individu akan mengurangi keegoisan diri dan mengembangkan rasa saling berbagi dengan pasangannya. Individu yang intim akan merasakan kehangatan dan kedekatan dengan pasangan Santrock, 1995. b. Karakteristik Sosio-Emosi Perempuan Penelitian Sacher Fine 1992 menunjukkan bahwa perempuan memiliki usaha yang lebih besar untuk mempertahankan hubungan dibandingkan laki-laki. Pada studi mengenai hubungan jarak jauh, Schwebel et al. 1992 juga menemukan bahwa perempuan menunjukkan usaha yang lebih dulu dan lebih besar untuk tetap bisa berkomunikasi dengan pasangan, salah satunya dengan berinisiatif melakukan kontak melalui telepon Dellman- Jenkins dalam Skinner, 2005.

4. Pacaran