Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Berelasi Dampak Kepuasan Berelasi

bahwa kualitas partner tersebut adalah kualitas partner yang ideal bagi mereka, begitu juga sebaliknya Fincham Beach, 2006. Keyakinan ini berkaitan dengan persepsi terhadap pasangan dan standar idealnya Campbell, Simpson, Kashy, Fletcher dalam Fincham Beach, 2006. Marcel Zentner, PhD, seorang profesor psikologi di University of Geneva di Swiss, melakukan penelitian mengenai hal tersebut. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pasangan akan menunjukkan kepuasan yang tinggi ketika ada kesesuaian antara karakteristik pasangan ideal mereka dengan persepsi mereka terhadap pasangan. Pada penelitian lain, Murray dan teman-temannya 2002 menemukan bahwa ketika individu menduga adanya kesamaan dengan pasangan, padahal hal tersebut belum terlihat kebenarannya, merupakan karakteristik awal tercapainya kepuasan berelasi Fincham Beach, 2006

4. Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Berelasi

a. Kemampuan Manajemen Konflik Konflik merupakan hal yang wajar terjadi dalam suatu hubungan. Kemampuan untuk menyelesaikan konflik yang tepat Guerrero, Anderson Afifi dalam Miller Tedder, 2011 dapat memberikan kepuasan dalam relasi tersebut. Penelitian yang dilakukan oleh Gottman 1979, 1994 menunjukkan bahwa pasangan yang sering mendiskusikan dan mencari pemecahan konflik dalam hubungan akan lebih merasa puas dalam hubungannya, dibandingkan pasangan yang menghindari konflik Miller Tedder, 2011. b. Sikap Memaafkan Sikap memaafkan menjadi salah satu perilaku yang dapat mempengaruhi kepuasan dalam berelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa individu yang dapat memaafkan pasangannya memiliki tingkat kepuasan berelasi yang tinggi Kachadourian, Fincham, Davila dalam Baumeister Bushman, 2011. Individu yang mampu memaafkan kesalahan pasangannya lebih merasakan kepuasan daripada yang tidak mampu memaafkan, kurang lebih enam bulan setelah perilaku memaafkan terjadi. c. Pengungkapan Diri dan Komunikasi Afeksi Pengungkapan diri adalah suatu proses berbagi informasi tentang perasaan, pengalaman, dan informasi pribadi individu kepada orang lain Sprecher Hendrick dalam Miller Tedder, 2011. Selain itu, ada pula komunikasi afeksi affectionate communication, perilaku tertentu yang menggambarkan adanya kasih sayang dan rasa menghargai terhadap orang lain Floyd dalam Miller Tedder, 2011. Diri dan afeksi merupakan hal yang penting dalam mempertahankan suatu hubungan, sehingga pengungkapan keduanya dapat mempengaruhi kepuasan dalam relasi. d. Kelekatan Tidak Aman Afeksi negatif yang dirasakan oleh individu karena kurangnya responsivitas dan kehadiran figur lekat saat dibutuhkan membuat individu mengalami kepuasan berelasi yang rendah. Selain itu, individu dengan kelekatan tidak aman cenderung mengatasi konflik dengan cara yang kurang konstruktif, sehingga komunikasi bisa lebih memburuk Feeney dalam Cassidy Shaver 2008.

5. Dampak Kepuasan Berelasi

a. Komitmen Kepuasan yang dirasakan individu terhadap relasinya memberikan beberapa dampak. Salah satu dampak dari kepuasan berelasi adalah komitmen dalam hubungan itu sendiri. Kepuasan dalam relasi akan membuat relasi tersebut menjadi lebih menyatu, sehingga komitmen dapat lebih tercapai Lawler dalam Cook, 2006. b. Ketergantungan pada Pasangan dalam Teori Interdependensi Selain itu, kepuasan merujuk pada afeksi positif terhadap suatu relasi. Proses terbentuknya teori interdependensi melibatkan salah satu pembahasan mengenai kepuasan. Kepuasan dalam relasi dapat muncul ketika kebutuhan individu dapat terpenuhi oleh pasangannya. Oleh karena itu, kepuasan dapat menimbulkan ketergantungan terhadap pasangan.Selain kepuasan, faktor kualitas alternatif selain pasangandan investasi yang telah diberikan individu terhadap pasangan, juga mempengaruhi ketergantungan terhadap pasangan Rusbult, Martz, Agnew, 1998. Jika ketiga hal tersebut dimiliki oleh masing-masing individu dengan pasangannya, maka akan tercipta saling-tergantung satu sama lain. c. Kepuasan Hidup Life Satisfaction Kepuasan dalam berelasi dapat meminimalisir munculnya gangguan-gangguan fisik maupun psikis pada individu. Pada akhirnya, kondisi ini dapat menimbulkan kepuasan hidup pada individu Troll dalam Lemme, 1995

C. Kelekatan Attachment