50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 4 Juli 2013 – 27 Juli 2013 dengan menyebarkan 120 buah skala. Penyebaran skala dilakukan secara
cetak maupun elektronik. Dari 120 skala yang disebarkan, 9 diantaranya gugur karena tidak diisi secara lengkap dan sesuai, sehingga hanya 111 skala
yang dianalisis oleh peneliti.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini merupakan mahasiswi dengan rentang usia 18-35 tahun yang saat ini berkuliah di Yogyakarta dan menjalin hubungan
berpacaran jarak jauh Long-Distance Dating Relationship. Berikut disajikan tabel deskripsi subjek penelitian :
Tabel 4.1 Deskripsi Usia Subjek Penelitian
Usia dalam th Total
18 19 20 21 22 23 24 25 4
orang 10
orang 18
orang 30
orang 27
orang 19
orang 2
orang 1
orang 111
orang
Tabel 4.2 Deskripsi Jarak Hubungan Berpacaran Subjek dengan Pasangan
Jarak Total
24-80 km 80-160 km
160-800 km ≥800 km
14 orang 13 orang
55 orang 29 orang
111 orang
2. Uji Asumsi
a. Uji Normalitas
Berdasarkan hasil perhitungan SPSS, ditemukan bahwa Asymp. Sig. 2-tailed, yang merupakan nilai p, pada variabel X dan Y dalam
penelitian ini memiliki nilai di atas 0.05. Hal ini menunjukkan bahwa sampel pada penelitian ini berasal dari populasi yang memiliki sebaran
data normal. Selain itu, kondisi ini juga menunjukkan bahwa hipotesis nol diterima.
Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas Variabel Penelitian
Pengukuran p Keterangan Xtotal 0.749
Sebaran data normal Y total
0.178 Xcemas 0.579
Xmenghindar 0.445
b. Uji Linearitas
Berdasarkan penghitungan menggunakan SPSS 16.0, ditemukan bahwa besar nilai p sebesar 0.000 yang menunjukkan bahwa kedua
variabel membentuk satu garis lurus yang signifikan.
Gambar 4.1 Scatterplot
Berdasarkan hasil yang ditunjukkan oleh scatterplot, terlihat bahwa hasil olah data pada penelitian ini linier. Titik-titik bergerak dari kiri
atas ke kanan yang bawah yang memperlihatkan bahwa terdapat korelasi negatif antarvariabel dengan kondisi sebaran data yang agak
menyebar. Korelasi negatif ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
kelekatan kecemasan dan menghindar, semakin rendah kepuasan berelasi yang dialami oleh subjek.
3. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil analisis korelasi menggunakan SPSS 16.0, ditemukan bahwa besar korelasi variabel X dan Y pada penelitian ini
sebesar -0.534. Hal ini menunjukkan bahwa kedua variabel tersebut memiliki korelasi negatif yang kuat Sujarweni Endrayanto, 2012.
Selanjutnya, korelasi antara kelekatan cemas dan menghindar dengan kepuasan berelasi, masing-masing diukur kembali. Korelasi antara
kelekatan cemas dengan kepuasan berelasi menghasilkan koefisien korelasi sebesar -0.401. Hampir berdekatan dengan nilai tersebut,
koefisien korelasi antara kelekatan menghindar dengan kepuasan berelasi menunjukkan angka sebesar -0.476. Hasil ini menunjukkan bahwa kedua
dimensi kelekatan memiliki korelasi negatif yang kuat dengan kepuasan berelasi.
4. Sumbangan Variabel Independen terhadap Variabel Dependen
Besarnya kontribusi yang diberikan oleh variabel independen, yaitu kelekatan tidak aman, terhadap variabel dependen, yaitu kepuasan berelasi,
adalah : R
2
x 100 = [-0.534
2
] x 100 = 28.5156
Hasil ini menunjukkan bahwa variabel kelekatan tidak aman memberikan kontribusi sebesar 28.5156 dalam menyebabkan munculnya
kepuasan berelasi. Sisanya, yaitu sebesar 71.4844 berarti diberikan oleh faktor-faktor lain selain kelekatan tidak aman.
5. Statistik Deskriptif Hasil Tambahan
a. One Sample T-test
Teknik ini digunakan untuk melihat apakah nilai mean teoritis lebih besar atau lebih kecil daripada mean empiris. Mean teoritis dicari
dengan rumus:
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Statistik Deskriptif
Pengukuran Mean
Empiris Mean
Teoritis p
Kelekatan Tidak Aman
34.29 96 0.000
Kelekatan cemas
28.66 43.5 0.000
Kelekatan menghindar
39.93 64.5 0.000 skor rendah x jml soal + skor tinggi x jml soal : 2
Berdasarkan nilai p pada tabel di atas, terlihat bahwa p 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan mean yang signifikan
antara dua kelompok pembanding. Berdasarkan perbandingan nilai mean empiris dan teoritis, dapat
disimpulkan bahwa 1. Keseluruhan subjek cenderung memiliki kelekatan aman yang lebih
tinggi daripada kelekatan tidak aman. 2. Subjek yang cenderung memiliki kelekatan cemas, mengarah pada
kelekatan cemas yang lebih aman. 3. Subjek yang cenderung memiliki kelekatan menghindar, mengarah
pada kelekatan menghindar yang lebih aman. b. Paired Sample T-test
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan SPSS 16.0, terlihat bahwa rata-rata anxiety 28.66 lebih rendah daripada rata-rata avoidant
39.63. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini didominasi oleh subjek dengan karakteristik kelekatan menghindar.
C. Pembahasan
Hasil analisis korelasi Pearson menggunakan program SPSS 16 menunjukkan koefisien korelasi sebesar – 0.534 dengan nilai p sebesar 0.000.
Nilai p 0.05 memperlihatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelekatan tidak aman dengan kepuasan berelasi. Selain itu, koefisien
korelasi tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang negatif antara
kelekatan dewasa tidak aman insecure adult attachment dengan kepuasan berelasi relationship satisfaction. Dengan demikian, semakin tinggi
kelekatan tidak aman seseorang, maka ia akan cenderung mengalami ketidakpuasan dalam relasinya. Oleh karena itu, hipotesis pada penelitian ini
yang berbunyi : “Ada hubungan yang negatif antara kelekatan dewasa tidak aman dengan kepuasan berelasi. Semakin tinggi kelekatan
seseorang, maka semakin rendah pula kepuasan berelasi yang dirasakannya dan sebaliknya”, diterima.
Hasil penelitian ini sesuai dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya dan teori-teori yang menjadi landasan diadakannya penelitian ini.
Beberapa penelitian menyatakan bahwa individu dengan tipe kelekatan tidak amanmemiliki kepuasan berelasi yang rendah Levy, Davis, Simpson dalam
Cassidy Shaver, 2008. Cozzareli, Hoekstra, Bylsma, Cowan, Cowan dalam Mikulincer Goodman, 2006 juga menyatakan bahwa kelekatan
yang aman menjadi kunci penentu kepuasan berelasi. Secara tidak langsung, dikatakan bahwa kelekatan tidak aman pada individu cenderung membuatnya
mengalami ketidakpuasan dalam relasi. Kepuasan berelasi juga didukung oleh adanya rasa saling percaya
trust. Individu dengan kelekatan tidak aman insecure attachment, cenderung memiliki rasa percaya yang rendah terhadap orang lain, termasuk
pasangan. Oleh karena itu, individu lebih mudah merasa takut kehilangan, sehingga menuntut kedekatan yang berlebihan dengan pasangan Feeney;
Collins Read dalam Mikulincer Goodman, 2006. Selain itu, individu
juga mengembangkan rasa tidak percaya kepada orang lain, sehingga tidak tertarik menjalin interaksi dengan orang lain Alford, Lyddon, Schreiber,
2006. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian ini, yaitu semakin tinggi kelekatan tidak aman seseorang, maka semakin rendah pula kepuasan
berelasinya. Selain itu, kepuasan berelasi yang rendah juga dapat disebabkan oleh
kemampuan memanajemen konflik yang kurang baik Guerrero, Anderson, Afifi dalam Miller Tedder, 2011. Individu dengan tipe kelekatan tidak
aman cenderung menyelesaikan konflik dengan cara yang kurang konstruktif, sehingga menimbulkan kepuasan berelasi yang rendah Steuber, 2005.
Kondisi tersebut sesuai dengan hasil penelitian ini, yakni semakin tinggi kelekatan tidak aman seseorang, semakin rendah pula kepuasan berelasinya.
Kepuasan berelasi juga dipengaruhi oleh pengungkapan diri oleh individu terhadap orang lain atau figur lekat Floyd dalam Miller Tedder,
2011. Karena kurangnya rasa percaya, individu menjadi kurang terbuka dengan orang lain, termasuk pasangan. Sikap kurang terbuka ini
menimbulkan rasa ketidakpuasan dalam berelasi Sprecher Hendrick dalam Miller Tedder, 2011. Berkaitan dengan penelitian ini, terlihat kesesuaian
bahwa kelekatan tidak aman yang tinggi pada diri seseorang dapat membuatnya memiliki kepuasan berelasi yang rendah.
Secara umum, subjek penelitian ini merupakan individu dengan tipe kelekatan menghindar. Subjek juga cenderung memiliki kelekatan
menghindar pada kontinum yang rendah, sehingga lebih cenderung ke arah kelekatan yang aman secure.
Penelitian ini pun memiliki beberapa kelemahan. Kelemahan yang ditemukan peneliti dalam penelitian ini antara lain terkait dengan literatur dan
bias pada alat pengumpulan data. Peneliti sulit menemukan indikator yang tepat dan pasti mengenai kepuasan berelasi karena kurang memadainya teori
mengenai kepuasan berelasi. Oleh karena itu, peneliti kesulitan menentukan teori mana yang paling tepat dalam memahami topik kepuasan berelasi. Di
samping itu, penyebaran alat pengumpulan data, yakni skala, pada penelitian ini dilakukan dengan beberapa metode. Beberapa di antaranya dilakukan
dengan menyebarkan melalui media elektronik seperti e-mail dan dititipkan kepada beberapa pihak. Kedua metode tersebut menimbulkan bias pada
beberapa aitem, yakni aitem no 6 dan 12 pada Experiences in Close Relationships Questionnaire-Revised yang digunakan saat try –out. Sekitar 7
orang subjek mengeluhkan bahwa mereka kurang mengerti makna dari kedua aitem tersebut, namun tidak bisa menanyakan langsung pada peneliti. Kondisi
ini memungkinkan pemaknaan aitem oleh subjek berbeda dengan pemaknaan aitem oleh peneliti. Di samping itu, meskipun statistik menyebutkan bahwa
mayoritas subjek memiliki kecenderungan kelekatan menghindar, namun secara keseluruhan subjek memiliki kecenderungan kelekatan yang aman. Hal
ini memperlihatkan bahwa meskipun korelasi terbukti, namun hasil pengukuran merujuk pada subjek yang memiliki kecenderungan kelekatan
aman, sehingga menjadi tidak sesuai dengan judul penelitian yang melibatkan kelekatan tidak aman sebagai salah satu variabel dalam penelitian.
60
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, ditunjukkan bahwa kelekatan dewasa memiliki hubungan dengan kepuasan berelasi pada mahasiswi yang
berpacaran jarak jauh. Kelekatan dewasa yang tidak aman insecure adult attachment memiliki korelasi yang negatif dengan kepuasan berelasi.
Semakin tidak aman kelekatan seseorang, ia akan semakin mengalami ketidakpuasan dalam relasi, begitu pula sebaliknya.
B. Saran
1. Saran Bagi Penelitian Selanjutnya
Salah satu keterbatasan dalam penelitian ini adalah penyebaran sebagian alat pengukuran data menggunakan media elektronik dan
dititipkan kepada beberapa pihak. Meskipun sudah menjadi hal yang cukup biasa dilakukan, cara penyebaran seperti ini dapat
menimbulkan bias tertentu. Pada penelitian ini, terdapat beberapa aitem pada skala ECR yang tidak dimengerti oleh subjek, namun tidak
bisa ditanyakan langsung kepada peneliti, misalnya, pada aitem nomer 12, subjek mengatakan kurang memahami maksud dari kedekatan
secara emosi. Oleh karena itu, subjek bisa saja menjawab aitem sesuai dengan interpretasinya sendiri yang mungkin berbeda dengan