Menurut Sartono 2001:116 semakin tinggi Current Ratio ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban finansial jangka pendek terutama modal kerja yang sangat penting untuk menjaga kinerja perusahaan. Akibatnya resiko yang
ditanggung perusahaan semakin kecil. Dengan semakin kecilnya resiko yang ditanggung perusahaan maka diharapkan akan meningkatkan minat
para investor untuk menananamkan dananya dalam perusahaan tersebut. Hal ini dapat memberikan keyakinan kepada investor untuk memiliki
saham perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan return saham. Dalam penelitian Ulupui 2005 variabel Current Ratio memiliki
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap return saham satu periode ke depan. Hal ini mengindikasikan bahwa pemodal akan memperoleh
return yang tinggi jika kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya semakin tinggi.
2.2.7.2. Pengaruh Debt to Equity Ratio DER Terhadap Return Saham
Debt to Equity Ratio menggambarkan perbandingan antara total utang dengan total ekuitas perusahaan yang digunakan sebagai sumber
pendanaan usaha. Semakin besar Debt to Equity Ratio mencerminkan kinerja perusahaan yang buruk, dikarenakan perusahaan banyak
memanfaatkan hutang jangka panjang sebagai pendanaan usahanya, sehingga mengakibatkan semakin besar resiko yang harus ditanggung
investor. Investor akan menghindari pembelian saham perusahaan
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
tersebut, sehingga dikatakan Debt to Equity Ratio akan berpengaruh negatif terhadap harga saham.
Kreditur jangka panjang lebih menyukai rasio Debt to Equity Ratio yang kecil karena menunjukkan bahwa semakin besar jumlah aktiva yang
didanai oleh pemilik modal sehingga semakin kecil risiko kreditur yang secara tidak langsung akan mempengaruhi peningkatan return saham bagi
pemilik modal Prastowo, 2005:89. Dalam Ulupui 2005 variabel Debt to Equity Ratio menunjukkan
hasil yang positif tetapi tidak signifikan. Sedangkan menurut Suharli 2005 variabel Debt to Equity Ratio tidak mempengaruhi return saham
secara signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa rasio hutang tidak menyebabkan perubahan return saham satu tahun ke depan.
2.2.7.3. Pengaruh Total Asset Turn Over TATO Terhadap Return Saham
Total Asset Turn Over merupakan salah satu rasio aktivitas, yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan serta efisiensi perusahaan dalam
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya atau perputaran aktiva-aktiva tersebut. Total Asset Turn Over digunakan untuk mengukur seberapa
efisiennya seluruh aktiva perusahaan dimanfaatkan dalam menunjang penjualan.
Menurut Sartono 2001:120 Perputaran total aktiva menunjukkan bagaimana efektifitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk
menciptakan penjualan dalam kaitannya untuk mendapatkan laba.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Semakin tinggi efektiftivitas perusahaan menggunakan aktiva untuk meperoleh penjualan diharapkan perolehan laba perusahaan semakin
besar, hal ini akan menujukkan kinerja perusahaan semakin baik. Kinerja perusahaan yang semakin baik memberikan dampak pada harga saham
perusahaan tersebut akan semakin tinggi dan harga saham yang tinggi memberikan harapan return yang semakin besar.
Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa variabel Total Asset Turn Over berpengaruh positif terhadap return saham, hal ini didukung
oleh penelitian Keneddy 2003 dalam Ulupui 2005:7 kesimpulan hasil penelitiannya menemukan bahwa hanya variabel Total Asset Turn Over,
ROA, ROE, Leverage Ratio, Debt to Equity Ratio, dan EPS memberikan pengaruh positif terhadap retun saham
2.2.7.4. Pengaruh Return On Asset ROA Terhadap Return Saham