4.1.5. Gambaran Umum Perusahaan Perbankan
Prospeknya dan perkembangan industri perbankan di indonesia masih menghadapi permasalahan berat. Pertumbuhan kredit tahun 2009
masih di bawah angka 10 dari target 15. Di sela kisruh dunia politik dan penegakan hukum di Indonesia, serta ancaman krisis keuangan global
yang terjadi sejak akhir tahun 2008, ternyata tidak membuat roda kehidupan ekonomi Indonesia terhenti. Krisis yang telah mengubah
wajah perbankan dunia menjadi muram itu, seperti tidak berlaku di Indonesia. Sebab ternyata negeri seribu pulau ini mampu menjaga rasio
kecukupan modal CAK perbankannya meningkat dari 16,2 di akhir tahun 2008 ke 17,7 pada September tahun 2009. Jauh dari ketentuan
minimum 8. Kredit macet yang besarannya sempat meningkat dari 3,8 di
akhir tahun 2008 ke 4,7 pada Mei tahun 2009, pun ternyata turun kembali ke 4,3 pada akhir September tahun 2009. Bahkan, inflasi
hingga akhir tahun 2009 yang diprediksi hanya mencapai 3, dikatakan sebagai inflasi terendah sepanjang sejarah. Prestasi tersebut bahkan turut
menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi ketiga tertinggi di seluruh dunia, setelah Cina dan India. Pejabat
sementara Gubernur Bank Indonesia BI Darmin Nasution mengatakan, kemampuan Indonesia menjaga pertumbuhan ekonomi dan sektor
keuangannya merupakan hasil dari kemampuan perbankan menjalankan, mengawasi dan menegakkan sikap kehati-hatian prudent.
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
Selain itu, daya tahan tersebut juga dipenuhi oleh hasil pelajaran dari krisis yang sempat melanda di tahun 1997-1998 silam. Sebab, pasca
krisis tahun 1998 tersebut, Bank Indonesia memperketat peraturan perbankan terutama yang menyangkut batas maksimum pemberian kredit
BMPK, transaksi valuta asing valas, dan derivatif, serta klasifikasi aset bank. Akibatnya, neraca aset perbankan Indonesia berkualitas
konservatif yang terkonsentrasi di kredit konvensional dan bukan surat utang korporasi atau nota derivatif yang spekulatif dan sulit dinilai
melalui metode mark to market. Kondisi industri perbankan di Indonesia pasca krisis ekonomi
global pada tahun 20082009 lalu bakal terus melaju. Bahkan posisi perbankan Indonesia saat ini lebih baik dibandingkan dengan industri
perbankan di kawasan Asia dan dunia. Saat dalam tekanan krisis ekonomi global di tahun 2009, pendapatan industri perbankan Indonesia tumbuh
menembus rekor. Jadi akan lebih banyak peluang dari pada ancaman dalam jangka pendek. Secara umum, bank-bank besar di Indonesia akan
memanfaatkan besarnya ukuran mereka untuk meningkatkan pangsa pasar, sementara bank kecil akan mencari peluang di segmen yang
spesifik. Pada tahun 2007 lalu, di sisi pertumbuhan ekonomi untuk pertama
kalinya sejak krisis Asia pertumbuhan ekonomi Indonesia telah mencapai di atas 6 per tahun. Pertumbuhan ekonomi yang semakin berimbang,
NPI yang surplus dan posisi cadangan devisa yang cukup baik yang
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
mencapai US56,9 miliar setara 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah. Pada akhir tahun 2007, telah banyak membantu
upaya memelihara stabilitas nilai rupiah terutama untuk jangka menengah-panjang.
Di sisi perbankan, dapat dikatakan bahwa perkembangan indikator- indikator perbankan cukup menggembirakan, melanjutkan
kecenderungan perbaikan yang telah berlangsung setidaknya sejak tahun 2004. Industri perbankan semakin sehat dan bermanfaat, ternyata juga
telah berkembang semakin kokoh sebagaimana yang ditunjukkan oleh kemampuannya dalam menyerap berbagai gejolak dalam perekonomian.
Dilihat dari angka pertumbuhan kredit, maka kredit konsumsi adalah jenis kredit yang mengalami lonjakan pertumbuhan terbesar dari
9,51 pada tahun 2006 menjadi 24,84 di tahun 2007, sedangkan pertumbuhan kredit modal kerja dari 16,98 menjadi 28,57, dan kredit
investasi dari 12,51 menjadi 23,15. Secara nasional, porsi kredit konsumsi masih kecil, yaitu sekitar
28,20 dari total kredit perbankan, sedangkan porsi kredit UMKM pada tahun 2007 mencapai 50,18. Sedangkan porsi kredit konsumsi sebagai
salah satu komponen dari kredit UMKM mencapai 50,41. Dengan demikian, sebenarnya kredit produktif yang dikucurkan perbankan
nasional untuk UMKM hanya sebesar 25,29. Jumlah ini sangat kecil jika dikaitkan dengan potensi unit usaha UMKM yang mencapai 48,9 juta
Hak Cipta © milik UPN Veteran Jatim : Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan dan menyebutkan sumber.
dan hanya sekitar 39 atau 19 juta unit usaha yang sudah dilayani perbankan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, di penghujung tahun 2007, pemerintah meluncurkan Kredit Usaha Rakyat KUR, yaitu kredit
dengan jaminan PT Askrindo dan Perum Sarana Pengembangan Usaha, dengan plafon kredit sampai dengan Rp 500 juta. Sampai dengan akhir
Februari tahun 2008, jumlah KUR telah mencapai Rp 1,7 triliun dengan 25.789 debitur.
Jika dilihat dari potensi UMKM yang belum memperoleh fasilitas kredit mencapai 30 juta UMKM, maka realisasi KUR tersebut masih jauh
dari yang diharapkan. Bahkan rata-rata KUR yang diberikan perbankan masih sebesar Rp 69 juta per debitur, atau masih di atas plafon
kredit mikro yang hanya sebesar Rp 50 juta.
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian