Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan oleh responden cenderung sangat setuju
terhadap pertanyaan yang diajukan mengenai Nama baik Reputation. Hal tersebut ditujukan dengan banyaknya responden yang memberikan
jawaban pada skor 5 dengan total skor yang berjumlah sebesar 151 jawaban. Responden menyatakan bahwa Sandra Dewi dapat
memberikan informasi kepada mereka tentang merek produk Shampo Clear, mereka juga berpendapat bahwa produk Shampo Clear
merupakan produk yang berkualitas dan juga dapat memberikan manfaat bagi mereka.
4.2.6. Deskripsi Variabel Hubungan dekat Affinity Y2.3
Hubungan dekat Affinity Merupakan kekuatan merek atau brand suatu produk yang dapat membentuk asosiasi positif yang
membuat konsumen menyukai suatu produk. Affinity adalah Hubungan emosional Emotional relationship yang timbul antara sebuah merek
dengan konsumennva. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada responden
yang berjumlah 102 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :
Tabel 4.9. Hasil Jawaban responden untuk Pernyataan
Variable Hubungan dekat Affinity Y2.3
Skor Jawaban No Pertanyaan
1 2 3 4 5 Total
1 Anda tertarik terhadap iklan
Shampo Clear yang dibintangi Sandra Dewi
0 0 3 28 71 102
2 Anda mempunyai keingintahuan
tentang produk Shampo Clear 0 0 3 54
45 102 3
Anda mengerti atau paham tentang produk Shampo Clear
0 0 6 48 48 102
Total 0 0 12
130 164
Sumber : Hasil Penyebaran kuesioner Diolah peneliti
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan responden cenderung sangat setuju terhadap
pertanyaan yang diajukan mengenai Hubungan dekat Affinity. Hal tersebut ditujukan dengan banyaknya responden yang memberikan
jawaban pada skor 5 dengan total skor yang berjumlah sebesar 164 jawaban. Responden menyatakan bahwa mereka adalah seorang yang
sangat tertarik terhadap Ikan produk, artis Sandra Dewi serta pesan yang disampaikan oleh Sandra Dewi, dan mereka setuju jika mereka
dikatakan sebagai seseorang yang mempunyai keingintahuan tentang produk Shampo Clear, dan mengerti atau paham tentang produk
Shampo Clear.
4.2.7. Deskripsi Variabel Minat Beli Y1
Minat Beli merupakan tahap perencanaan sebelum seorang pembeli melakukan tindakan action. Minat pembelian merupakan salah
satu tahap dari tanggapan konsumen. Unsur-unsur yang mempengaruhi minat pembelian konsumen dapat berdasarkan sesuatu yang menjadi
bagian dari produk. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan kepada responden
yang berjumlah 102 orang diperoleh jawaban sebagai berikut :
Tabel 4.10. Hasil Jawaban responden untuk Pernyataan
Variable Minat Beli Y1
Skor Jawaban No Pertanyaan
1 2 3 4 5 Total
1 Apakah anda melakukan secara intens
dalam mencari informasi mengenai produk Shampo Clear?
0 0 18 25 59 102
2 Apakah anda melakukan transaksi
setelah anda mendapatkan informasi tentang produk Shampo Clear?
0 0 17 41 44 102
3 Pengiklan Shampo Clear melalui
berbagai media dan Citra merek menjadi preferensi utama konsumen
untuk memilih produk Shampo Clear? 1 0 11 36 54 102
Total 1 0 46
102 157
Sumber : Hasil Penyebaran kuesioner Diolah peneliti
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner diketahui bahwa jawaban yang diberikan responden cenderung sangat setuju terhadap
pertanyaan yang diajukan mengenai Minat Beli. Hal tersebut ditujukan dengan banyaknya responden yang memberikan jawaban pada skor 5
dengan total skor yang berjumlah sebesar 157 jawaban. Responden menyatakan bahwa mereka adalah seorang yang sangat intens dalam
mencari informasi mengenai produk Shampo Clear serta melakukan transaksi setelah mendapatkan informasi.
Deskripsi Hasil Analisis dan Uji Hipotesis 4.2.8.
Asumsi Model 4.2.8.1.
Uji Normalitas Sebaran dan Linierlitas
Uji normalitas sebaran yang dilakukan dengan kurtosis Value dari data yang digunakan biasanya disajikan dalam statistic
deskriptif. Nilai statistik untuk menguji normalitas itu disebut Z- Value. Bila nilai Z lebih besar dari nilai kritis maka dapat diduga
bahwa distribusi data adalah tidak normal. Nilai kritis dapat ditentukan berdasarkan tingkat signifikan 0,011 yaitu sebesar
±2,58. Hasil pengujian Normalitas pada penelitian ini akan
ditampilkan pada table berikut :
Table 4.11. Hasil Pegujian Normalitas
Assessment of normality Variable min
max kurtosis
c.r. X11
3 5 -0,596
-1,229 X12
3 5 -1,056
-2,176 X21
2 5 1,483
3,057 X22
3 5 0,690
1,423 X23
3 5 1,919
3,956 Y11
3 5 -1,084
-2,234 Y12
3 5 -0,765
-1,577 Y13
3 5 -1,172
-2,416 Y21
3 5 0,191
0,393 Y22
3 5 -0,692
-1,427 Y23
3 5 -0,574
-1,183 Y31
3 5 -0,835
-1,722 Y32
3 5 -1,011
-2,084 Y33
1 5 2,458
5,066 Y41
3 5 0,668
1,378 Y42
3 5 -0,960
-1,979 Y43
3 5 -0,656
-1,353
M u lt iva r ia t e 9,331
1 ,8 5 4
Batas Normal ± 2,58
Sumber : lampiran 5
4.2.8.2. Evaluasi atas Outlier
Outlier adalah observasi atau data yang memiliki karakteristik unik yang terlibat sangat berbeda jauh dari observasi-
observasi lainnya dan muncul dalam bentuk nilai ekstrim untuk sebuah variable tunggal atau variable kombinasi Hair, 1998.
Multivariate outlier diuji dengan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat p 0,001. Jarak diuji dengan chi-
Square [ x2 ] pada df sebesar jumlah variable bebasnya df = 17 . Ketentuan : bila Mahalanobis dari nilai x2 adalah
Multivariate outlier. Pada penelitian ini terdapat outlier apabila nilai Mahalanobis distance nya 33,265
Untuk lebih memperjelas uraian mengenai evaluasi outlier multivariate berikut ini akan disajikan Tabel Uji Outlier
Multivariate :
Tabel 4.12. Hasil Pengujian Outlier Multivariate
Residuals Statistics a Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation
N Predicted Value
9,608 85,871 51,500 15,804
102 Std. Predicted Value
-2,651 2,175 0,000 1,000
102 Standard Error of Predicted Value
7,808 15,974 11,365 1,907
102 Adjusted Predicted Value
3,034 85,933 51,251 16,707
102 Residual
-59,667 57,421 0,000 25,014
102 Std. Residual
-2,175 2,093 0,000 0,912
102 Stud. Residual
-2,333 2,315 0,004 0,998
102 Deleted Residual
-69,933 70,223 0,249 30,013
102 Stud. Deleted Residual
-2,398 2,378 0,004 1,008
102 Mahalanobis Distance [MD]
7,193 3 3 ,2 6 5
16,833 6,058 102
Cooks Distance 0,000 0,079
0,011 0,014 102
Centered Leverage Value 0,071 0,329
0,167 0,060 102
a Dependent Variable : NO. RESP
Sumber : lampiran 3
Berdasarkan tabel diatas, setelah dilakukan pengujian diketahui nilai MD maksimum adalah 33,265 40,790 lebih besar
dari. Oleh karena itu diputuskan terdapat outlier multivariate antar variabel.
No case : 100
: 57,090
101 :
49,116 2 case outlier ini harus dieliminasi sehingga N pada
analisis berikutnya tinggal 112-2=110
4.2.8.3.
Deteksi Multicoloniarity dan Singularity
Dengan mengamati Determinant Matriks covarians. Dengan ketentuan apabila determinant sampel matrix mendekati angka 0
kecil, maka terjadi multikoloniaritas dan singularitas Tabacnick dan Fidell, 1998.
Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan program AMOS 4.0 diperoleh hasil determinant sample covariance matrix
adalah yaitu sebesar 17,52 0 Mengidentifikasikan tidak terjadi
multikoloniaritas dan singuliritas dalam data ini sehingga asumsi terpenuhi.
4.2.8.4. Uji Validitas dan Reliabilitas
Validitas menyangkut tingkat akurasi yang ingin dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran
atas apa yang seharusnya diukur. Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator - indikator
sebuah konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing- masing indicator itu mengidikasikan sebuah konstruk yang umum.
Karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variabel construct akan diuji dengan melihat factor loading
factor dari setiap hubungan antara setiap observed variabel dan latent variabel.
Sedangkan reliabilitas diuji dengan construct reliability dan variance extracted Dari hasil pengolahan data didapatkan hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.13. Faktor loading dan Konstruk dengan Comfirmatory Factor Analisis
Faktor Loading Konstrak Indikator
1 2 3 4 X11
0,477 Credibility
X12 0,540 X21
0,523 X22
0,533 Attraction
X23 0,214
Y11 0,214
Y12 0,326
Purchase Intention
Y13 -0,114
Y21 0,425
Y22 0,293
Recognition Y23
0,183 Y31
0,232 Y32
0,718 Reputation
Y33 0,473
Y41 0,041
Y42 0,424
Propinquity Y43
0,993
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Berdasarkan hasil confirmatory factor analysis terlihat bahwa factor loadings masing - masing butir pertanyaan yang
membentuk setiap construct belum seluruhnya ≥ 0,5 sehingga butir-
butir instrumentasi setiap konstruk tersebut dapat dikatakan validitasnya cukup baik.
Koefisien Cronach’s Alpha dihitung untuk mengestimasi reliabilitas setiap skala variabel atau indikator observarian.
Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran - ukuran dan mengeliminasikan butir-butir
yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbachs Alpha yang dihasilkan.
Hasil pengujian reliabilitas Coefisien Internal dalam penelitian in, dapat dilihat pada table berikut :
Tabel 4.14.
Pengujian Reliability Consistency Internal Konstrak Indikator
Item to Total Correlation
Koefisien Cronbachs Alpha
X11 0,762
Credibility X12
0,817 0,396
X21 0,698
X22 0,679
Attraction X23
0,626 0,365
Y11 0,594
Y12 0,532
Purchase Intention Y13
0,604 0,002
Y21 0,591
Y22 0,628
Recognition Y23
0,605 0,134
Y31 0,614
Y32 0,728
Reputation Y33
0,694 0,410
Y41 0,576
Y42 0,780
Propinquity Y43
0,741 0,481
Y6 : tereliminasi
sumber : Hasil Pengolahan Data
Proses eliminasi diperlakukan pada item to total correlation
pada indikator yang nilainya 0,5 [ Purwanto,2003 ]. Tidak terjadi eliminasi karena nilai item to total correlation pada
indicator seluruhnya 0,5. Indikator yang tereliminasi tidak
diikutsertakan pada perhitungan cronbachs alpha. Hasil pengujian reliabilitas konsistensi internal untuk setiap
construct diatas menunjukkan hasil cukup baik dimana koefisien Cronbach’s Alpha yang diperoleh belum seluruhnya memenuhi rules
of thumb yang disyaratkan yaitu 0,7 Hair et.a1,1998 .
Selain melakukan pengujian konsistensi internal cronbach.s Alpha, perlu juga dilakukan pengujian construct reliability dan
variance extracted. Kedua pengujian tersebut masih dalam koridor uji konsistensi internal yang akan memberikan peneliti kepercayaan
diri yang lebih besar bahwa indikator-indikator individual mengukur suatu pengukuran yang sama. Construct reliability dan
Variance-extraced dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Construct Reliability =
j
2 2
loading eed
Standardiz loading
ed Standardiz
Variance Reliability =
j
2 2
loading eed
Standardiz loading
ed Standardiz
Sementara €j dapat dihitung dengan formula €j = 1- [Standardize loading] secara umum, nilai construct reliability yang
dapat diterima adalah ≥ 0,5 Hair at, 1998. Standardize loading
dapat diperoleh dari output AMOS 4.01, dengan melihat estimasi setiap construct standardize regression weight terhadap setiap butir
sebagai indikatornya €j = 1 - [Standardize loading
2
] Hasil pengujian Construct Reliability dan Variance
Extraced dalam penelitian ini akan ditampilkan pada table berikut :
Tabel 4.15. Construct Reliability Variance Extrated
Construct Reliability Variance Extrated Konstrak Indikator
Standardize Factor Loading
SFL Kuadrat
Error [
εj] Construct
Reliability Variance
Extrated X11
0,477 0,228 0,772
Credibility X12
0,540 0,292 0,708
0,411 0,260 X21
0,236 0,056 0,944
X22 0,523 0,274
0,726 Attraction
X23 0,533 0,284
0,716 0,412 0,204
Y11 0,214 0,046
0,954 Y12
0,326 0,106 0,894
Purchase Intention
Y13 -0,114 0,013
0,987 0,060 0,055
Y21 0,425 0,181
0,819 Y22
0,293 0,086 0,914
Recognition Y23
0,183 0,033 0,967
0,231 0,100 Y31
0,232 0,054 0,946
Y32 0,718 0,516
0,484 Reputation
Y33 0,473 0,224
0,776 0,478 0,264
Y41 0,041 0,002
0,998 Y42
0,424 0,180 0,820
Propinquity Y43
0,993 0,986 0,014
0,537 0,389 Batas Dapat Diterima
≥ 0,7 ≥ 0,5
sumber : Hasil Pengolahan Data
Hasil pengujian reliabilitas instrumen dengan construct
reliability dan variance extracted menunjukkan instrumen cukup reliabel, yang ditunjukkan dengan nilai construct reliability
belum seluruhnya
0,7. Meskipun demikian angka tersebut bukanlah sebuah ukuran mati artinya bila penelitian yang
dilakukan bersifat exploratory, maka nilai di bawah 0,70 pun masih dapat diterima sepanjang disertai alasan-alasan empirik yang terlihat
dalam proses eksplorasi. Dan variance extracted direkomendasikan pada tingkat 0,50.
4.2.9. Uji Hipotesis
4.2.9.1. Pengujian Model Dengan One-Step Approach
Dalam model SEM, model pengukuran dan model structural parameter-parameternya diestimasi secara bersama-sama. Cara ini
agak mengalami kesulitan dalam memenuhi tuntutan fit model. Kemungkinan terbesar disebabkan oleh terjadinya interaksi antara
measurement model dan structural model yang diestimasi secara bersama-sama [ One Step Approach to SEM ]. One step approach to
SEM digunakan apabila model diyakini bahwa dilandasi teori yang kuat serta validitas reliabilitas data sangat baik [Hair et,a1.1998].
Hasil estimasi dan fit model one step approach to SEM dengan menggunakan program aplikasi AMOS 4.01 terlihat pada
gambar dan Tabel Goodness of Fit dibawah ini.
Tabel 4.16.
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Kriteria Hasil
Nilai Kritis
Evaluasi Model
CminDF 1,039 ≤ 2,00
baik Probability 0,370
≥ 0,05 baik
RMSEA 0,020 ≤ 0,08
baik GFI 0,887
≥ 0,90 kurang baik
AGFI 0,845 ≥ 0,90
kurang baik TLI 0,932
≥ 0,95 kurang baik
CFI 0,944 ≥ 0,94
kurang baik
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari hasil evaluasi terhadap model one step basemodel ternyata dari
semua kriteria goodness of fit yang digunakan, belum seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model belum sesuai dengan data. Artinya,
model konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori belum sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini masih perlu dimodifikasi
sebagaimana terdapat di bawah ini.
M od if ik a si : Estimate Prob.
er_15 --
er_8 -0,102 0,008
er_3 --
er_2 0,122 0,008
er_11 --
er_12 0,116 0,017
er_13 --
er_8 0,121 0,015
er_15 --
d_at 0,029 0,126
Y42 -- Attraction 1,091 0,134
Y33 -- Attraction 1,529 0,139
Evaluasi Kriteria Goodness of Fit Indices Kriteria
Hasil Nilai
Kritis Evaluasi
Model CminDF
0,679 ≤ 2,00
baik Probability
0,996 ≥ 0,05
baik RMSEA
0,000 ≤ 0,08
baik GFI
0,928 ≥ 0,90
baik AGFI
0,900 ≥ 0,90
baik TLI
1,559 ≥ 0,95
baik CFI
1,000 ≥ 0,94
baik
Dari hasil evaluasi terhadap model one step modifikasi ternyata dari
semua kriteria goodness of fit yang digunakan, seluruhnya menunjukkan hasil evaluasi model yang baik, berarti model telah sesuai dengan data. Artinya, model
konseptual yang dikembangkan dan dilandasi oleh teori telah sepenuhnya didukung oleh fakta. Dengan demikian model ini adalah model yang terbaik untuk
menjelaskan keterkaitan antar variabel dalam model sebagaimana terdapat di bawah ini.
Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 17,52 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini
sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing- masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah
ini.
4.2.10. Uji Unidimensionalitas dan Kausalitas
Dilihat dari angka determinant of sample covariance matrix : 17,52 0 mengindikasikan tidak terjadi multicolinierity atau singularity dalam data ini
sehingga asumsi terpenuhi. Dengan demikian besaran koefisien regresi masing- masing faktor dapat dipercaya sebagaimana terlihat pada uji kausalitas di bawah
ini. Uji Unidimensionalitas faktor-faktor yang membetuk kualitas
layanan X dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.17. Uji Unidimensionalitas
Faktor Faktor
Ustd Estimate Std Estimate
Prob
Credibility -- Celebrity_Endoser 0,308 0,975
0,001 Attraction -- Celebrity_Endoser
0,009 0,056 0,771
Recognition -- Brand_Image 22,124
0,955 0,674
Propinquity -- Brand_Image 1,000
0,482 0,000
Reputation -- Brand_Image 9,829
0,568 0,681
Batas Signifikansi 0,10
Sumber : Lampiran 3
Berdasarkan tabel 4.16 dapat diketahui bahwa untuk faktor Credibility dengan nilai loading sebesar 0,975
dan probabilitas p sebesar 0,001, faktor Attraction dengan nilai loading sebesar 0,056
dan probabilitas p sebesar 0,771, faktor Reputation dengan nilai loading
sebesar
0,955
dengan probabilitas p sebesar 0,674, faktor Recognition dengan nilai loading sebesar 0,482
dan probabilitas p sebesar 0,000,
dan faktor Propinquity dengan nilai loading sebesar 0,568 dengan probabilitas p sebesar 0,681.
Faktor Credibility mampu membentuk Celebrity Endoser X karena memiliki probabilitas p
≤ 0,10, dan dimensi Attraction, Relationship, Reputation, dan Recognition tidak mampu membentuk
Celebrity Endoser X karena memiliki probabilitas p 0,10. Uji Kausalitas antar faktor yang digunakan dalam penelitian
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.18. Uji Kausalitas Antar Faktor
Ustd Std
Faktor Faktor Estimate
Estimate Prob.
Brand_Image Celebrity_Endoser 0,008
0,819 0,671
Purchase_Intention Celebrity_Endoser
-0,140 -0,893 0,154 Batas Signifikansi
≤ 0,10
Sumber : Lampiran 3
Dilihat dari tingkat Prob. arah hubungan kausal, maka hipotesis yang menyatakan bahwa :
a. Faktor Celebrity Endoser berpengaruh positif terhadap Faktor Brand Image, tidak dapat diterima [Prob. kausalnya 0,671 0,10 [tidak signifikan [positif].
b. Faktor Celebrity Endoser berpengaruh positif terhadap Faktor Purchase Intention, tidak dapat diterima [Prob. kausalnya 0,154 0,10 [tidak signifikan
[negatif].
4.3. Pembahasan
Berdasarkan tabel 4.17 dapat diketahui bahwa Selebritis endoser Celebrity Endorser tidak berpengaruh signifikan [positif] terhadap Citra
merek Brand Image produk Shampo Clear. Hasil pengujian menunjukan bahwa celebrity endoser tingkat probability kasualnya
sebesar 0,671 0,10 yang digunakan. Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa diduga terdapat pengaruh positif Selebritis endoser
terhadap Citra merek produk Shampo Clear, tidak dapat diterima. Hal ini dapat diartikan bahwa Selebritis endoser yang meliputi Kredibilitas
credibility dan Daya Tarik Attraktiveness belum mampu mempengaruhi Citra merek Brand Image produk Shampo Clear
Pendapat Royan 2005:7 yang menyatakan bahwa selebritis yang tepat akan mengikat erat brand produk menjadi brand seperti yang diwakili
oleh selebritis, Hal ini dikarenakan selebritis sebagai endorser adalah wujud nyata dari berbagai image atau asosiasi yang dipikirkan oleh
khalayak sasaran pada suatu merek Royan 2005:10, tidak terbukti dalam penelitian ini, begitu juga dengan hasil penelitian Ajeng, P.H 2008, yang
menyimpulkan bahwa celebrity endorser memiliki hubungan yang erat terhadap brand image.
Para konsumen Shampo Clear pada umumnya tidak melihat dari Endosernya, tetapi mereka lebih cenderung memilih merek Shampo Clear
dari kualitas Shampo Yang mereka rasakan dari pada melihat Endoser.