Pengumpulan Data Asumsi Model

45 3.3.Jenis Data A. Data Primer Data primer yaitu data yang diperoleh dari tangan pertama oleh peneliti yang berkaitan dengan variabel minat untuk tujuan spesifik studi. Data primer dapat diperoleh dari responden individu, kelompok fokus dan panel yang secara khusus ditentukan peneliti. B. Data Sekunder Data sekunder yaitu data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber yang telah ada misalnya catatan atau dokumentasi perusahaan, publikasi, analisis industri oleh media, situs Web, Internet dan sebagainya.

3.4. Pengumpulan Data

a. Kuesioner Pengumpulan data dengan kuesioner membantu untuk membangun hubungan dengan responden ketika memperkenalkan survei, memberikan klarifikasi yang diminta oleh responden langsung di tempat dan mengumpulkan kuesioner segera setelah diisi. Adanya kontak langsung antara peneliti dan responden akan menciptakan suatu kondisi yang cukup baik sehingga responden dengan sukarela akan memberikan data atau jawaban yang obyektif dan cepat. 46 b. Dokumentasi Pengumpulan data dilakukan dengan cara mencatat data, dokumen atau arsip dan mempelajari hal-hal yang diperlukan untuk penelitian.

3.5. Teknik Analisis

Teknik analisis data yang dipergunakan didalam penelitian ini adalah teknik Structural Equation Modeling SEM. SEM merupakan sekumpulan teknik-teknik statistikal yang memungkinkan pengujian sebuah rangkaian hubungan yang relatif “rumit” secara simultan. Ferdinand, 2002 : 6. Sebuah pemodelan SEM yang lengkap pada dasarnya terdiri dari Measurement Model dan Structural Model. Measurement Model atau model pengukuran ditujukan untuk mengkonfirmasi sebuah dimensi atau faktor berdasarkan indikator empirisnya. Structural model adalah model mengenai struktur hubungan yang membentuk atau menjelaskan kausalitas antara faktor. Langkah-langkah dalam analisis SEM model pengukuran dengan contoh faktor Kredibilitas Credibility dilakukan sebagai berikut : Persamaan dimensi faktor Celebrity Endorser : X1.1 = λ1 Celebrity Endorser + er_1 X1.2 = λ1 Celebrity Endorser + er_2 Bila persamaan diatas dinyatakan dalam sebuah pengukuran model untuk diuji unidimensionalitasnya melalui confirmatory factor analisis, maka model pengukuran dengan contoh faktor Celebrity Endorser akan nampak sebagai berikut : 47 Gambar 3.1 : Contoh Model Pengukuran Faktor Celebrity Endorser 1 1 X1.1 X1.2 Celebrity Endorser er_ 1 er_ 2 Keterangan : X1.1 = Keahlian X1.2 = Kepercayaan Gambar 3.2 : Contoh Model Pengukuran Faktor Celebrity Endorser 2 2 2 X2.3 X2.2 X2.1 Celebrity Endorser er_ 1 er_ 2 er_ 3 Keterangan : X2.1 = Kesamaan X2.2 = Keakraban X2.3 = Menyenangka 48 Gambar 3.3 : Contoh Model Pengukuran Faktor Citra Merek 2.1 er_ 1 2.1 2.1 X2.1.3 X2.1.2 Y2.1.1 Citra Merek er_ 2 er_ 3 Keterangan : Y2.1.1 = Nama merek Y2.1.2 = Logo Y2.1.3 = Kemasan Gambar 3.4 : Contoh Model Pengukuran Faktor Citra Merek 2.2 Y2.2.1 er_ 1 2.2 2.2 Citra Merek Y2.2.3 Y2.2.2 er_ 2 er_ 3 49 Keterangan : Y2.2.1 = Informasi Y2.2.2 = Kualitas Y2.2.3 = Manfaat Gambar 3.5 : Contoh Model Pengukuran Faktor Citra Merek 2.3 2.3 Y2.3.1 Y2.3.2 er_ 1 2.3 Citra Merek er_ 2 Y2.3.3 er_ 3 Keterangan : Y2.3.1 = Ketertarikan Y2.3.2 = Keingintahuan Y2.3.3 = Pemahaman 50 Gambar 3.6 : Contoh Model Pengukuran Faktor Minat Beli 1 Y1.1 er_ 1 1 1 Minat Beli Y1.3 Y1.2 er_ 2 er_ 3 Keterangan : Y1.1 = Intensitas Pencarian Pembelian Y1.2 = Keinginan Segera Membeli Y1.3 = Keinginan Preferensial

3.5.1. Confimatory Factor Analysis

Model pengukuran variabel bebas dan terikat dalam penelitian ini menggunakan Confimatory Factor Analysis. Pada Confimatory Factor Analysis atau CFA peneliti menggunakan variabel-variabel yang diteliti untuk mendefinisikan sebuah faktor yang tidak dapat diukur secara langsung. Analisis atas indikator-indikator yang digunakan itu memberi makna atas label yang diberikan pada variabel laten atau faktor laten yang dikonfirmasi itu. 51

3.6. Asumsi Model

a. Uji Normalitas dan Linearitas Sebaran data harus dianalisis untuk melihat apakah asumsi normalitas dipenuhi sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk permodelan SEM ini. Normalitas dapat diuji dengan melihat gambar histogram data dapat diuji dengan metode-metode statistik. Uji normalitas ini perlu dilakukan baik untuk normalitas terhadap data tunggal maupun normalitas multivariant dimana beberapa variabel digunakan sekaligus dalam analisis akhir uji linearitas dapat dilakukan dengan mengamati scatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga ada tidaknya linearitas. Ferdinand, 2002 : 52. b. Outliers Outliers adalah observasi yang muncul dengan nilai-nilai ekstrem baik secara invariant maupun multivariant yaitu yang muncul karena kombinasi kharakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya. Outliers pada dasarnya dapat muncul dalam 4 kategori : 1. Outliers muncul karena kesalahan prosedur. 2. Outliers muncul karena keadaan yang benar-benar khusus yang memungkinkan profil aktanya lain daripada yang lain. 52 3. Outliers muncul karena adanya sesuatu alasan tetapi peneliti tidak dapat mengetahui apa penyebabnya. 4. Outliers dapat muncul dalam mengenali yang ada, tetapi bila dikombinasi dengan variabel lainnya. Kombinasinya menjadi tidak lazim atau sangat ekstrim atau yang biasa disebut multivariate outlier. Perlakuan terhadap outliers dilakukan bergantung pada bagaimana outlier itu muncul. Dalam analisis ini outliers dapat dievaluasi dengan dua cara yaitu analisis terhadap univariate outliers dan analisis terhadap multivariate outliers. 1. Univariate Outlier Deteksi terhadap adanya outlier univariate dapat dilakukan dengan menentukan nilai ambang batas yang akan dikategorikan sebagai outliers dengan cara mengkonversi nilai data penelitian ke dalam standart score atau yang biasa disebut Z-score yang mempunyai rata- rata nol dengan standar deviasi sebesar satu. Oleh karena itu kasus atau observasi yang mempunyai Z-score 30 akan dikategorikan sebagai outliers. 2. Multivariate Outlier Evaluasi terhadap multivariate outliers perlu dilakukan sebab walaupun data yang dianalisis menunjukkan tidak ada outliers pada tingkat univariate, tetapi observasi itu dapat menjadi outliers bila sudah saling dikombinasikan. Jarak Mahalanobis the Mahalanobis distance untuk tiap observasi dapat dihitung dan akan menunjukkan 53 jarak sebuah observasi dari rata-rata semua variabel dalam sebuah ruang multidimensional. Uji terhadap outliers multivariate dilakukan dengan menggunakan kriteria jarak Mahalanobis pada tingkat P 0,001. jarak Mahalanobis itu dievaluasi dengan menggunakan X 2 pada derajat bebas sebesar jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian itu. Ferdinand, 2002 : 102. c. Multicolinearity dan Singularity Multikolinearitas dapat dideteksi dan determinan matriks kovarians. Nilai determinan matriks kovarians yang sangat kecil extremely small memberi indikasi adanya problem multikolinearitas atau singularitas. d. Uji Validitas dan Reliabilitas Validitas berhubungan dengan apakah suatu variabel mengukur apa yang seharusnya diukur. Seperti yang dikutip dari Wijanto 2008:65 yaitu bagaimana mendefinisikan cara untuk menguji validitas adalah dengan melihat standard factor loadings muatan factor standar variabel-variabel teramati indikator terhadap variabel laten faktor merupakan estimasi validitas variabel-variabel teramati tersebut . Sedangkan reliabilitas adalah ukuran mengenai konsistensi internal dari indikator-indikator suatu konstruk yang menunjukkan derajat sampai dimana masing-masing indikator itu mengindikasikan sebuah konstrukfaktor laten yang umum Ferdinand, 2002 : 62. Reliabilitas diuji 54 dengan construct reliability dan variance extracted. construct reliability dan variance extracted dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : Construct reliability = j loading std loading std      2 2 Variance extracted = j loading std loading std      2 2 Hair et.al 1998 menyatakan bahwa sebuah konstruk mempunyai reliabilitas yang baik adalah jika :  Nilai Construct Reliability CR nya 0,70  Nilai Variance Extracted VE nya 0,50

3.7. Pengujian Model dengan One Step Approach