31
diupayakan pemasar untuk membuat produk yang menarik dengan tujuan untuk menarik konsumen. Karena itu, seorang pemasar harus menyediakan
sesuatu yang khusus stimulasi yang jika menarik perhatian konsumen. Ferdinand 2005: 190 menyatakan bahwa indikator yang
digunakan untuk mengukur minat beli konsumen terhadap suatu produk antara lain :
1. Intensitas pencarian informasi mengenai suatu produk
2. Keinginan untuk segera membeli atau memiliki suatu produk
3. Keinginan preferensial bahwa produk tertentu inilah yang diinginkan.
2.2.8 Citra Merek Brand Image
Sudah menjadi kebiasaan pengusaha pabrik untuk menjual barang yang dihasilkan oleh pabriknya dibubuhi tanda lukisan danatau
perkataannya untuk membedakannya dari barang-barang sejenis hasil pabrik lain. Tanda itu disebut ”Merek”. Riset merek selama ini masih
didominasi sektor consumer markets, terutama dalam kaitannya dengan produk fisik berupa barang. Ada juga pengusaha yang beranggapan tidak
perlu mendirikan pabrik sendiri dan merasa puas dengan memesan kepada pabrik lain tanpa dibubuhi tanda lukisanmerek. Kemudian merek
dipasang sendiri oleh pemesan. Alma, 2004:147 beranggapan merek atau cap ialah suatu tanda atau simbol yang memberikan identitas suatu
barangjasa tertentu yang dapat berupa kata-kata, gambar atau kombinasi keduanya.
32
Menurut Tjiptono 2005:19 Citra merek adalah deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek tertentu. Hal ini juga
didukung Shimp 2000:2 citra merek adalah jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika mengingat sebush merek tertentu. Sedangkan
menurut Biel 1993 yang dikutip dari Setyaningsih dan Darmawan, 2004 Citra merek merupakan kelompok atribut dan asosiasi, dimana
konsumen menghubungkannya ke nama merek. Citra merek terbentuk dari kumpulan keyakinan atas suatu merek. Konsumen mengembangkan
sekumpulan keyakinan merek tentang di mana posisi setiap merek dalam masing-masing atribut. Konsumen memiliki sikap yang berbeda-beda
dalam memandang atribut-atribut yang dianggap relevan dan penting. Mereka akan memberikan perhatian terbesar pada atribut yang
memberikan manfaat yang dicarinya. Citra merek konsumen akan berbeda-beda karena perbedaan pengalaman mereka. Konsumen sampai
pada sikap atas bermacam-macam merek melalui prosedur evaluasi atribut. Simamora 2000:540 menambahkan bahwa Merek Brand adalah
segala sesuatu yang mengidentifikasikan barang atau jasa penjual dan membedakannya dari barang dan jasa lainnya. Citra merek tidak begitu
saja terbentuk, melainkan melalui proses yang cukup panjang. Wells 1995 menurut Setyaningsih dan Darmawan, 2004 mendefinisikan citra
merek sebagai citra yang terkandung dan menggambarkan cara merek tersebut tersampaikan, termasuk semua elemen-elemen pengenalnya atau
33
atribut produk, daya tarik produk dan segala emosi yang terkumpul dalam pikiran dan benak konsumen. Sedangkan menurut Kartajaya swa citra
merek brand image ialah gebyar dari seluruh asosiasi yang terkait pada suatu merek yang ada di benak konsumen.
Hamel dan Prahalad 1994:258 dalam pelitiannya menyatakan
bahwa citra merek Brand Image dibentuk oleh 3 tiga faktor, yaitu: 1.
Pengenalan Recognition Merupakan kemampuan konsumen untuk mengenal dan mengingat
suatu merek atau brand di dalam benak pikiran mereka. Recognition akan menciptakan suatu keuntungan yang bernilai dibandingkan
dengan pengiklan yang bertubi-tubi sekalipun. 2.
Nama baik Reputation
Merupakan kekuatan merek atau brand yang dapat membangun status di benak konsumen. Reputation ini sejajar dengan mutu yang dirasa
perceived quality. Sehingga reputation merupakan status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena di mata konsumen merek atau brand
memiliki suatu catatan track record yang baik. 3.
Hubungan dekat Affinity
Merupakan kekuatan merek atau brand suatu produk yang dapat membentuk asosiasi positif yang membuat konsumen menyukai suatu
produk. Affinity adalah Hubungan emosional Emotional relationship yang timbul antara sebuah merek dengan konsumennya.
34
2.2.9 Pengaruh Selebritis endoser terhadap Minat Beli Konsumen